47 Titik Api Baru Terpantau

Selasa, 28 Juli 2015 - 11:02 WIB
47 Titik Api Baru Terpantau
47 Titik Api Baru Terpantau
A A A
MUARAENIM - Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Muaraenim mencatat hingga saat ini terpantau 47 titik api atau hotspot baru. Diduga kuat titik api itu muncul karena banyaknya warga membakar semak belukar di wilayah merela untuk membukalahan per tanian.

Hal ini diungkapkan Kepala Dishut Muaraenim Rustam Efendi melalui Kepala Seski Polisi Kehutanan Yuli Surya Darma, kemarin. Yuli mengatakan, jumlah titik api itu menyebar di beberapa w ilayah Kabupaten Muaraenim. Namun titik api terbanyak terdapat di wilayah Ke camatan Sungai Rotan dan Lubai Ulu.“Data dan laporan yang masuk ke kami hingga sekarang (kemarin) terpantau ada 47 titik api,” katanya.

Dimana, kata dia, jumlah ini berdasarkan sekala dampak dari kebakaran itu sendiri. Kemungkinan titik api yang kecil dan tidak terpantau masih lebih banyak lagi. Namun dia me mastikan, titik api atau hotspot ini tidak berada dalam kawasan hutan terutama hutan kawasan dan hutan lindung.

“Wilayah atau posisinya bukan masuk kawasan hutan atau dengan kata lain tidak ada hutan yang terbakar terutama hutan lindung,” ujarnya. Untuk sebaran titik api terbanyak, memang berada di dua wilayah yaitu, Kecamatan Sungai Rotan dan Lubai Ulu. Hal ini kemungkinan karena sudah menjadi tradisi masyarakat disana yang membuka lahan atau perkebunan dengan cara membakar.

“Kalau di Sungai Rotan pada bulan puasa lalu karena ada lahan perkebunan sawit yang terbakar dan luasnya mencapai ratusan hektare. Namun setelah dilakukan pemadaman dengan hujan buat an oleh pihak provinsi sekarang su dah jauh berkurang,” katanya. Dia meminta kepada masyarakat untuk ber hati-hati dan mewaspadai kondisi akibat kemarau panjang saat ini.

Karena menurutnya, akibat kemarau panjang yang berdampak terhadap kekeringan maka semak belukar sangat mu dah terbakar, terutama yang berada dipinggir jalan. “Yang kita khawatirkan misalnya ada pengendara membuang puntung rokok ke semak belukar di pinggir jalan, atau ulah oknum yang tidak bertanggung jawab yang sengaja membakar semak belukar dipinggir jalan,” katanya.

Kapolres Muaraenim AKBP Nuryanto mengatakan, pi haknya juga terus konsen melakukan sosialisasi dan imbauan kepada ma syarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan dan hutan. Imbauan terutama disam paikan melalui petugas Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Ba bin kam tibmas) yang bertugas di seluruh wilayah hukum Polres Muaraenim dalam setiap ke sempatan.

“Terus kita lakukan sosialiasi dan imbauan dan pencegahan juga dapat dilakukan juga masyarakat,” kata nya. Memang menurut perwira melati dua itu, mayoritas masyarakat Muaraenim ada lah petani. Sehingga pola pembukaan lahan dengan cara dibakar masih sangat kental dan do minan.

Padahal dampak dari asap yang ditimbulkan sangat fatal, selain untuk kesehatan juga ber dampak kepada lingkungan. “Itu salah satu materi kita dalam melakukan sosialisasi, jadi kita terus berikan informasi akibat dan dampak dari pola pem bakaran lahan yang dilakukan petani,” ujarnya.

Irhamudin sp
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0977 seconds (0.1#10.140)