Puting Beliung Bikin Panik
A
A
A
MEDAN - Warga Kota Medan dan sekitarnya dipanikkan dengan hujan es disertai angin puting beliung yang menerjang selama tiga jam, kemarin. Angin kencang merubuhkan puluhan papan reklame dan pohon, juga sebuah bangunan rumah toko (ruko).
Cuaca esktrem yang terjadi pada pukul 13.00-15.00 WIB ini merubuhkan bangunan ruko di Jalan Jenderal AH Nasution, yang sedang dikerjakan, hingga melukai lima warga yang sedang berteduh, tiga di antaranya satu keluarga. Satu orang kritis karena kepalanya tertimpa reruntuhan bangunan.
Musibah ini juga melukai seorang sopir mobil pribadi dan seorang sopir angkot yang kendaraannya tertimpa papan reklame. Di ruas Jalan Jenderal AH Nasution, dua papan reklame berukuran besartumbangmenimpasatumobil dan satu angkot. Belasan pohon juga ikut tumbang di daerah itu. Angin kencang juga menerbangkan puluhan papan reklame berukuran kecil.
Beruntung, tidak ada pengguna jalan yang tertimpa material. Namun, tiang papan reklame berukuran besar rubuh tepat di badan jalan sehingga mengakibatkan arus lalu lintas di di kawasan itu macet total selama dua jam lebih. Aparat kelurahan bersama kecamatan dibantu warga menyingkirkan tiang besi tersebut ke pinggir jalan dengan menggunakan alat las. Warga lainnya ikut mengevakuasi batang dan ranting pohon yang memblokade ruas jalan.
Belasan personel Polantas Polresta Medan turun mengalihkan arus lalu lintas ke jalur alternatif. Puluhan rumah di Jalan Besar Delitua juga mengalami kerusakan. Kebanyakan atap rumah warga berterbangan ditiup angin kencang. Baliho, tiang listrik dan lampu jalan ikut bertumbangan. Di kawasan Jalan Karya Wisata, Medan Johor, tidak separah yang terjadi di Jalan Jenderal AH Nasution.
Sejumlah batang pohon ukuran kecil dan baliho rubuh, namun warga tak perlu waktu lama untuk membersihkannya dari jalan. Pohon yang tumbang di Jalan Jenderal AH Nasution hampir menimpa seorang pengendara sepeda motor bernama Parlindungan, 28, warga Medan. “Daripada celaka, segera kupinggirkan kendaraanku dan berhenti. Aku bersama pengendara motor lainnya juga ikut membantu menyingkirkan batang pohon yang tumbang di jalan,” katanya.
Adapun korban yang mengalami luka serius karena tertimpa bangunan ruko yang rubuh bernama Sosius Dachi, 40, warga Jalan Seksama Medan. Saat itu dia bersama istri dan anaknya berteduh dari hujan deras. Sosius mengalami luka serius di bagian kepala dan kaki kiri patah akibat tertimpa reruntuhan batu bata. “Hingga tadi sore (kemarin) Sosius belum juga sadar. Kalau anak dan istrinya sudah bisa jalan dan bicara,” tutur Lase, 42, kerabat korban.
Camat Medan Johor Khoiruddin Rangkuti yang ditemui di Jalan Jenderal AH Nasution mengatakan, rubuhnya tiang papan reklame ukuran besar itu diduga dikarenakan tiang tidak cukup dalam ditanam. “Perkiraan saya kedalaman tiang papan reklame ini hanya sekitar 50 sentimeter. Inilah mungkin salah satu penyebab rubuhnya tiang besi ini,” ucapnya. Di tempat terpisah, warga Jalan Karang Sari Kelurahan Karang Sari, Medan Polonia dihebohkan dengan hujan es yang turun seusai hujan deras berhenti. Warga pun berlindung di rumah untuk menghindari bongkahan es sebesar kelereng itu.
“Hujan es turun sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelumnya terjadi hujan deras diikuti angin kencang. Semula saya menduga ada orang yang melempar batu, tapi rupanya hujan es. Paling tidak hujan es ini berlangsung selama 15 menit,” papar Rijam Kamal, 34, warga setempat. Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumatera Utara (Sumut), Sunardi menyebutkan, musim kemarau sudah terjadi pada Juni lalu, dan diperkirakan akan berlanjut hingga pertengahan Agustus mendatang.
Meskipun sedang memasuki musim kemarau, hujan tetap terjadi sesekali. “Waktu bulan puasa lalu kan musim kemaraunya disertai cuaca gerah. Kali ini, tidak begitu gerah. Meskipun kemarau, hujan terjadi sore atau menjelang malam. Biasanya, kalau cuaca panas ekstrim, hujan bisa saja tiba-tiba turun. Namun curah hujannya sudah berkurang, tidak seperti pada Mei lalu,”sebutnya.
Kondisi cuaca yang panas lalu tiba-tiba hujan, maka sejumlah daerah pinggiran kota Medan berpotensi terjadi puting beliung. Pembentukan awan akan menyebabkan angin kencang muncul tiba-tiba. Sedangkan di daerah pegunungan masih berpotensi longsor. Misalnya, di Berastagi, Pematangsiantar ke Tarutung, Sibolga, Panyabungan, Dairi, dan Langkat. Dia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati jika berada di luar rumah saat hujan deras. Sebab, dengan kondisi hujan yang disertai angin kencang, pohon-pohon di pinggir jalan akan tumbang karena akarnya tidak kuat.
Demikian juga atap rumah warga yang tidak kuat terpasang, bisa berterbangan. Sunardi menyebutkan, bongkahan es yang menyerupai salju itu disebabkan gumpalan awan yang dekat dengan permukaan bumi. Jika demikian, akan menyebabkan gumpalan awan tidak lebur sehingga turun ke bumi dalam keadaan masih berbentuk kondensasi (gumpalan).
“Peristiwa seperti ini hanya berlangsung beberapa menit. Setelah itu hujan berlangsung normal kembali,” katanya.
Irwan siregar/ Dody ferdiansyah
Cuaca esktrem yang terjadi pada pukul 13.00-15.00 WIB ini merubuhkan bangunan ruko di Jalan Jenderal AH Nasution, yang sedang dikerjakan, hingga melukai lima warga yang sedang berteduh, tiga di antaranya satu keluarga. Satu orang kritis karena kepalanya tertimpa reruntuhan bangunan.
Musibah ini juga melukai seorang sopir mobil pribadi dan seorang sopir angkot yang kendaraannya tertimpa papan reklame. Di ruas Jalan Jenderal AH Nasution, dua papan reklame berukuran besartumbangmenimpasatumobil dan satu angkot. Belasan pohon juga ikut tumbang di daerah itu. Angin kencang juga menerbangkan puluhan papan reklame berukuran kecil.
Beruntung, tidak ada pengguna jalan yang tertimpa material. Namun, tiang papan reklame berukuran besar rubuh tepat di badan jalan sehingga mengakibatkan arus lalu lintas di di kawasan itu macet total selama dua jam lebih. Aparat kelurahan bersama kecamatan dibantu warga menyingkirkan tiang besi tersebut ke pinggir jalan dengan menggunakan alat las. Warga lainnya ikut mengevakuasi batang dan ranting pohon yang memblokade ruas jalan.
Belasan personel Polantas Polresta Medan turun mengalihkan arus lalu lintas ke jalur alternatif. Puluhan rumah di Jalan Besar Delitua juga mengalami kerusakan. Kebanyakan atap rumah warga berterbangan ditiup angin kencang. Baliho, tiang listrik dan lampu jalan ikut bertumbangan. Di kawasan Jalan Karya Wisata, Medan Johor, tidak separah yang terjadi di Jalan Jenderal AH Nasution.
Sejumlah batang pohon ukuran kecil dan baliho rubuh, namun warga tak perlu waktu lama untuk membersihkannya dari jalan. Pohon yang tumbang di Jalan Jenderal AH Nasution hampir menimpa seorang pengendara sepeda motor bernama Parlindungan, 28, warga Medan. “Daripada celaka, segera kupinggirkan kendaraanku dan berhenti. Aku bersama pengendara motor lainnya juga ikut membantu menyingkirkan batang pohon yang tumbang di jalan,” katanya.
Adapun korban yang mengalami luka serius karena tertimpa bangunan ruko yang rubuh bernama Sosius Dachi, 40, warga Jalan Seksama Medan. Saat itu dia bersama istri dan anaknya berteduh dari hujan deras. Sosius mengalami luka serius di bagian kepala dan kaki kiri patah akibat tertimpa reruntuhan batu bata. “Hingga tadi sore (kemarin) Sosius belum juga sadar. Kalau anak dan istrinya sudah bisa jalan dan bicara,” tutur Lase, 42, kerabat korban.
Camat Medan Johor Khoiruddin Rangkuti yang ditemui di Jalan Jenderal AH Nasution mengatakan, rubuhnya tiang papan reklame ukuran besar itu diduga dikarenakan tiang tidak cukup dalam ditanam. “Perkiraan saya kedalaman tiang papan reklame ini hanya sekitar 50 sentimeter. Inilah mungkin salah satu penyebab rubuhnya tiang besi ini,” ucapnya. Di tempat terpisah, warga Jalan Karang Sari Kelurahan Karang Sari, Medan Polonia dihebohkan dengan hujan es yang turun seusai hujan deras berhenti. Warga pun berlindung di rumah untuk menghindari bongkahan es sebesar kelereng itu.
“Hujan es turun sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelumnya terjadi hujan deras diikuti angin kencang. Semula saya menduga ada orang yang melempar batu, tapi rupanya hujan es. Paling tidak hujan es ini berlangsung selama 15 menit,” papar Rijam Kamal, 34, warga setempat. Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumatera Utara (Sumut), Sunardi menyebutkan, musim kemarau sudah terjadi pada Juni lalu, dan diperkirakan akan berlanjut hingga pertengahan Agustus mendatang.
Meskipun sedang memasuki musim kemarau, hujan tetap terjadi sesekali. “Waktu bulan puasa lalu kan musim kemaraunya disertai cuaca gerah. Kali ini, tidak begitu gerah. Meskipun kemarau, hujan terjadi sore atau menjelang malam. Biasanya, kalau cuaca panas ekstrim, hujan bisa saja tiba-tiba turun. Namun curah hujannya sudah berkurang, tidak seperti pada Mei lalu,”sebutnya.
Kondisi cuaca yang panas lalu tiba-tiba hujan, maka sejumlah daerah pinggiran kota Medan berpotensi terjadi puting beliung. Pembentukan awan akan menyebabkan angin kencang muncul tiba-tiba. Sedangkan di daerah pegunungan masih berpotensi longsor. Misalnya, di Berastagi, Pematangsiantar ke Tarutung, Sibolga, Panyabungan, Dairi, dan Langkat. Dia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati jika berada di luar rumah saat hujan deras. Sebab, dengan kondisi hujan yang disertai angin kencang, pohon-pohon di pinggir jalan akan tumbang karena akarnya tidak kuat.
Demikian juga atap rumah warga yang tidak kuat terpasang, bisa berterbangan. Sunardi menyebutkan, bongkahan es yang menyerupai salju itu disebabkan gumpalan awan yang dekat dengan permukaan bumi. Jika demikian, akan menyebabkan gumpalan awan tidak lebur sehingga turun ke bumi dalam keadaan masih berbentuk kondensasi (gumpalan).
“Peristiwa seperti ini hanya berlangsung beberapa menit. Setelah itu hujan berlangsung normal kembali,” katanya.
Irwan siregar/ Dody ferdiansyah
(ftr)