Sumatera Makin Membara, Jarak Pandang di Pekanbaru 1 Km

Minggu, 26 Juli 2015 - 14:44 WIB
Sumatera Makin Membara, Jarak Pandang di Pekanbaru 1 Km
Sumatera Makin Membara, Jarak Pandang di Pekanbaru 1 Km
A A A
PEKANBARU - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin nyata ke depan jika tidak diantisipasi secara intensif.

Karena jumlah titik api di wilayah Sumatera semakin banyak terutama di Riau sehingga jarak pandang di Kota Pekanbaru hanya 1 Kilometer (Km).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, kebakaran hutan bukan hanya difokuskan pada pemadaman tetapi upaya pencegahan harus ditingkatkan.

Jika tidak, kata dia, maka kebakaran hutan dan lahan bakal terulang seperti tahun-tahun sebelumnya.

Apalagi tahun 2015, El Nino moderate makin menguat sehingga diperkirakan kemarau hingga November 2015. Ancaman ini, terlihat dari bertambahnya hostpot.

"Berdasarkan pemantauan satelit Modis (Terra-Aqua) pada Minggu (26/7/2015), titik api (hotspot) di Sumatera ada 308 titik. Di mana Riau ada 122, Sumsel 59, Jambi 58, Bengkulu 10, Sumbar 19, Sumut 25, Babel 9, Kepri 1 dan Lampung 5 titik, " ungkap Sutopo dalam press rilis yang diterima Sindonews.com, Minggu (26/7/2015).

Riau sebagai daerah langganan karhutla, lanjut Sutopo, tetap saja terbakar. Dari 122 hotspot tersebar di Bangkalis 17, Kampar 16, Dumai 7, Kuansing 4, Pelalawan 44, Rohil 5, Rohul 2, Siak 5, Inhil 8, dan Inhu 14.

Asap menutup wilayah Pekanbaru. Jarak pandang di kota ini pada pagi hari hanya 1 Km karena tertutup asap karhutla.

Sedangkan di Dumai 3 Km, Pelalawan 3 Km, begitu juga di Rengat 3 Km akibat tertutup kabut.

Upaya pemadaman karhutla masih terus dilakukan, baik di darat dan udara. BNPB mengerahkan dua pesawat terbang untuk operasi hujan buatan di Riau dan Sumsel.

"BNPB juga menyewa helikopter berkapasitas besar untuk pemboman air dan ditempatkan di Riau 2 unit (Heli Sikorsky dan MI-171) dan di Palembang 1 unit (heli MI-171) yang sekali terbang mampu mengangkut 4.500 liter air untuk water bombing, " timpal dia.

BNPB saat ini masih mengusahakan peminjaman pesawat untuk hujan buatan di Kalimantan yang operasionalnya dilakukan BPPT.

Begitu pula sewa pesawat dan heli ditambah sesuai permintaan Pemda dan ancaman karhutla yang ada.

BNPB sifatnya memberikan pendampingan dan perkuatan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan BPBD.

"Kepala daerah dan aparat yang ada diharapkan aktif turun ke lapangan untuk melakukan pencegahan di daerahnya. Pencegahan lebih efektif daripada pemadaman, " tandas Sutopo.

Sementara itu, seorang petani di Kabupaten Kampar, Riau, Yurnalis (65) ditemukan tewas di lahannya. Diduga korban tewas saat melakukan pembakaran dan terjebak kobaran api.

Informasi yang dihimpun Minggu, (26/7/2015) Yurnalis ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di lahan miliknya Dusun Kebun Durian, Gunung Sahilan, Kampar.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Kampar, Edwar Siregar mengatakan bahwa diduga korban kehabisan napas saat lahan dikepung api.

"Korban meninggal akibat kehabisan napas. Diduga korban saat itu sedang melakukan aktivitas pembersihan lahan dengan cara membakar," ucapnya.

Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo mengungkapkan, korban ditemukan pertama kali oleh putranya. Dimana saat itu keluarga melakukan pencarian karena Yurnalis tidak pulang.

"Saat ditemukan korban sudah dalam kondisi hangus. Setelah itu pihak keluarga melaporkan kasus ini ke polisi," kata Aryo.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5620 seconds (0.1#10.140)