Mahasiswa UGM Buat Sistem Keamanan Sepeda
A
A
A
YOGYAKARTA - Lima orang mahasiswa program studi Elektronika dan Instrumentasi Fakultas MIPA UGM membuat sebuah sistem keamanan sepeda.
Alat yang mereka beri nama SI ASEP ini diklaim dapat memberikan pengamanan lebih baik dari alat pengaman sepeda kebanyakan. Kelima mahasiswa ini yakni Fahmi Yukha Syifaudin, Kristiawan Devianto, Faisal Fajri, Fatimah Tri, serta Sri Susanti ini mampu melihat identitas pemilik sepeda dan menyimpannya dalam database. Fahmi menjelaskan, SI ASEP merupakan sistem keamanan sepeda yang dilengkapi dengan smart card.
Bahkan sistem keamanan yang mereka kembangkan tersebut tergolong sistem keamanan yang mudah untuk digunakan. Selain itu, alat tersebut tidak mengubah ataupun meretas data yang telah dienkripsi oleh pihak yang berwajib. "Dengan begitu, tidak sembarang orang bisa mengambil sepeda tersebut tanpa izin dari pemiliknya. Hanya pemilik sepeda dengan smart cardnya yang dapat mengunci kemudian membuka alat pengunci," ujarnya, kemarin.
Menurut Fahmi, alat pengunci bisa ditempatkan pada tempat umum sehingga dapat digunakan oleh sekelompok orang yang mempunyai sepeda dan smart card seperti e- KTP atau KTM. Namun, saat sepeda telah dikunci dengan smart card pada alat SI ASEP, sepeda tersebut hanya bisa dibuka dengan smart card yang sebelumnya dipakai untuk mengunci.
Ditambahkan Faisal, sistem keamanan sepeda bekerja ketika sepeda diletakkan di dalam pengaman. Saat pengguna mendekatkan smart card ke alat tersebut, SI ASEP akan membaca data yang tersimpan dalam smart card dan menjadikannya sebagai pengunci alat. Pengguna pun diharuskan memasukan nomor handphone ke alat ini, kemudian alat ini akan mengunci sepeda pada bagian frame dengan silinder besi yang digerakkan oleh servo dan dikunci dengan kunci magnetik.
"Pada bagian silinder pengunci ditempatkan konduktor yang berfungsi sebagai sensor jika pengunci dibuka paksa tanpa mekanisme smart card. Jika terjadi pembobolan alat atau mekanisme penguncian maka alat akan menghidupkan sistem alarm dan mengirim SMS ke pemilik sepeda bahwa sepeda dalam keadaan bahaya," katanya.
Faisal pun berharap, SI ASEP bisa dikembangkan lebih lanjut dan digunakan secara nyata. Untuk awalnya, ia berharap bisa digunakan di lingkungan UGM, di mana UGM sendiri memiliki fasilitas sepeda kampus yang telah mencapai ratusan buah.
Ratih keswara
Alat yang mereka beri nama SI ASEP ini diklaim dapat memberikan pengamanan lebih baik dari alat pengaman sepeda kebanyakan. Kelima mahasiswa ini yakni Fahmi Yukha Syifaudin, Kristiawan Devianto, Faisal Fajri, Fatimah Tri, serta Sri Susanti ini mampu melihat identitas pemilik sepeda dan menyimpannya dalam database. Fahmi menjelaskan, SI ASEP merupakan sistem keamanan sepeda yang dilengkapi dengan smart card.
Bahkan sistem keamanan yang mereka kembangkan tersebut tergolong sistem keamanan yang mudah untuk digunakan. Selain itu, alat tersebut tidak mengubah ataupun meretas data yang telah dienkripsi oleh pihak yang berwajib. "Dengan begitu, tidak sembarang orang bisa mengambil sepeda tersebut tanpa izin dari pemiliknya. Hanya pemilik sepeda dengan smart cardnya yang dapat mengunci kemudian membuka alat pengunci," ujarnya, kemarin.
Menurut Fahmi, alat pengunci bisa ditempatkan pada tempat umum sehingga dapat digunakan oleh sekelompok orang yang mempunyai sepeda dan smart card seperti e- KTP atau KTM. Namun, saat sepeda telah dikunci dengan smart card pada alat SI ASEP, sepeda tersebut hanya bisa dibuka dengan smart card yang sebelumnya dipakai untuk mengunci.
Ditambahkan Faisal, sistem keamanan sepeda bekerja ketika sepeda diletakkan di dalam pengaman. Saat pengguna mendekatkan smart card ke alat tersebut, SI ASEP akan membaca data yang tersimpan dalam smart card dan menjadikannya sebagai pengunci alat. Pengguna pun diharuskan memasukan nomor handphone ke alat ini, kemudian alat ini akan mengunci sepeda pada bagian frame dengan silinder besi yang digerakkan oleh servo dan dikunci dengan kunci magnetik.
"Pada bagian silinder pengunci ditempatkan konduktor yang berfungsi sebagai sensor jika pengunci dibuka paksa tanpa mekanisme smart card. Jika terjadi pembobolan alat atau mekanisme penguncian maka alat akan menghidupkan sistem alarm dan mengirim SMS ke pemilik sepeda bahwa sepeda dalam keadaan bahaya," katanya.
Faisal pun berharap, SI ASEP bisa dikembangkan lebih lanjut dan digunakan secara nyata. Untuk awalnya, ia berharap bisa digunakan di lingkungan UGM, di mana UGM sendiri memiliki fasilitas sepeda kampus yang telah mencapai ratusan buah.
Ratih keswara
(ftr)