Polri Dalami Keterlibatan Lima Orang Asing di Tolikara
A
A
A
JAKARTA - Mabes Polri tengah mendalami keterlibatan lima orang asing dalam insiden yang terjadi di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa waktu lalu.
"Memang daftarnya ada ya, tapi saya harus melakukan pengecekan apakah yang bersangkutan itu hadir atau tidak. Karena waktu saya ke sana menanyakan apakah ada yang asingnya, dijawab tidak ada," ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, usai pertemuan dengan Panglima TNI, dan pemuka agama di Rumah Dinas Kepala BIN, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (23/7/2015).
Namun, dari hasil pengumpulan data-data dalam proposal kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang diajukan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) ke kepolisian, ditemukan sejumlah nama asing.
"Tapi di dalam permohonan itu ada, dalam proposalnya itu ada. Di proposal kegiatannya yang diajukan ke polisi. Makanya kami minta kalau ada orang asing. Kan di dalam pengajuan rekomendasi izinnya itu ada nama orang asing, oleh karena itu diminta kelengkapan-kelengkapan itu," jelasnya.
Jenderal Polisi yang pernah menjabat sebagai Kabaharkam ini mengaku, kelengkapan-kelengkapan itu tidak sampai ke Polri. Oleh karena itu, pihaknya masih meragukan apakah orang asing tersebut datang atau tidak ke Tolikara.
Saat disinggung berapa jumlah nama orang asing yang ada dalam proposal tersebut, Kapolri mengaku ada sekitar lima nama. Sayangnya, Kapolri tidak mau menjelaskan secara detail identitas dan asal negara kelima orang asing tersebut.
"Kalau tidak salah ada lima orang, nanti ya (asal negara)," ucapnya.
Badrodin menegaskan, soal asal surat edaran tersebut sudah jelas. Hanya saja, perlu pemeriksaan lebih lanjut mengenai pemicu penyerangan, apakah karena surat edaran yang dikeluarkan atau ada faktor lainnya.
Saat ini dua nama yang menandatangani surat tersebut masih menjalani pemeriksaan. "Apakah ada kemungkinan-kemungkinan yang lain, enggak mungkin kalau masalah itu berkembangnya hanya satu faktor saja. Kan ini sedang diperiksa, apakah ini faktor satu-satunya kan belum tentu, oleh karena itu harus dicek pelaku-pelakunya nanti," jelasnya.
"Memang daftarnya ada ya, tapi saya harus melakukan pengecekan apakah yang bersangkutan itu hadir atau tidak. Karena waktu saya ke sana menanyakan apakah ada yang asingnya, dijawab tidak ada," ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, usai pertemuan dengan Panglima TNI, dan pemuka agama di Rumah Dinas Kepala BIN, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (23/7/2015).
Namun, dari hasil pengumpulan data-data dalam proposal kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang diajukan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) ke kepolisian, ditemukan sejumlah nama asing.
"Tapi di dalam permohonan itu ada, dalam proposalnya itu ada. Di proposal kegiatannya yang diajukan ke polisi. Makanya kami minta kalau ada orang asing. Kan di dalam pengajuan rekomendasi izinnya itu ada nama orang asing, oleh karena itu diminta kelengkapan-kelengkapan itu," jelasnya.
Jenderal Polisi yang pernah menjabat sebagai Kabaharkam ini mengaku, kelengkapan-kelengkapan itu tidak sampai ke Polri. Oleh karena itu, pihaknya masih meragukan apakah orang asing tersebut datang atau tidak ke Tolikara.
Saat disinggung berapa jumlah nama orang asing yang ada dalam proposal tersebut, Kapolri mengaku ada sekitar lima nama. Sayangnya, Kapolri tidak mau menjelaskan secara detail identitas dan asal negara kelima orang asing tersebut.
"Kalau tidak salah ada lima orang, nanti ya (asal negara)," ucapnya.
Badrodin menegaskan, soal asal surat edaran tersebut sudah jelas. Hanya saja, perlu pemeriksaan lebih lanjut mengenai pemicu penyerangan, apakah karena surat edaran yang dikeluarkan atau ada faktor lainnya.
Saat ini dua nama yang menandatangani surat tersebut masih menjalani pemeriksaan. "Apakah ada kemungkinan-kemungkinan yang lain, enggak mungkin kalau masalah itu berkembangnya hanya satu faktor saja. Kan ini sedang diperiksa, apakah ini faktor satu-satunya kan belum tentu, oleh karena itu harus dicek pelaku-pelakunya nanti," jelasnya.
(san)