Kasual dengan Warna Netral
A
A
A
TIGA tahun belakangan perkembangan fesyen hijab di Indonesia semakin pesat. Buktinya makin banyak kaum hawa berjilbab, pelaku bisnis atribut muslimah pun menjamur. Tak hanya momen hari raya, busana muslim kini dikenakan sehari-hari.
Menyadari akan butuhnya baju muslim keseharian, desainer muda Rani Hatta mengeluarkan mainstream baru lewat hijab daily to wearalias busana santai sehari-hari. Gaya anggun dan sederhana, menjadi identitas dari karya wanita berusia 23 tahun ini. Dengan tema keseharian ini pula Rani sengaja membuat busana yang nyaman, praktis dan minimalis.
Tak ada rumus yang rumit dalam rancangannya. Dia mendesain seluruh busananya dengan konsep monokromatik. Warna-warna yang ditampilkan mengandalkan polesan netral, di antaranya hitam, abu, serta putih. Ada pun beberapa motif lain yang dipilih. Sifatnya hanya sebagai pelengkap padu padan, semisal tribal, geometris, serta floral yang karakternya tetap elegan. Inspirasi gaya berhijab ala Rani disuguhkan lewat permain vestalias rompi atau cardigan.
Tak banyak warna yang digunakan. Biasanya dia mengetengahkan warna hitam, putih, serta abu saja. Sementara padanannya berupa rok H line bernuansa mod, celana lurus, wide leg pant atau cutting bawahan apa pun yang masih pantas diseleraskan. Rani juga kerap mengubah fungsi blazer menjadi lebih fancy dan kesannya tak terlalu kaku.
Saat mengelar fashion show di Bandung Rani Hatta pun tak luput menampilkan koleksi busana sehariharinya lewat petikan monokromatik. Konsep fesyen santai ini hadir lewat kombinasi cantik antara kerudung, outer, kaus serta celana pensil. Bahkan dia pun menegaskan kesan kasualnya lewat paduan sandal teplek berkiblat 80- an.
“Gaya fesyen street wearyang saya usung benar-benar disesuaikan dengan kehidupan modern. simpel, praktis dan desainnya dibuat senyaman mungkin. Di sisi lain tetap terlihat fashionabledan pantas dikenakan di segala suasana, “ ujar Rani Hatta. Kendati menggunakan warna dasar seperti hitam, putih serta abu, tak berarti desain Rani terkesan dingin dan konservatif.
Sebaliknya dia berusaha menciptakan sebuah tren baru lewat sentuhan warna monokrom. Seperti pada koleksi busana bertema essential, rancangannya hadir dengan tampilan minimalis bergaya edgy. Memilih desain sederhana berwarna monokrom, menurutnya, juga memudahkan pengguna memadupadankan pakaiannya.
Sederet olahan tangan Rani biasa dijumpai dalam bentuk rompi, celana, rok, dan kemeja. Padu padan yang dia terapkan juga sangat sederhana. Misal saat jalan-jalan atau pergi ke kampus, para hijabers cukup menggunakan celana pensil dengan kaus. Namun saat terburu-buru menghadiri acara formal, Anda tinggal menambahkan rompi atau cardigan dengan potongan tiga perempat.
“Saya juga menciptakan sebuah tren monokrom lewat koleksi mulai dari atasan, rok panjang berpotongan lurus, celana panjang, rompi dan blazer dari bahan kaus serta interlock atau spandeks yang cukup tebal. Pemilihan bahan ini dengan alasan agar mempermudah gerak si pengguna. Kesannya fleksibel dan tidak merepotkan baik dari potongan maupun material,” tambahnya.
Rani memutuskan untuk menguatkan ciri khas lewat gaya minimalis, dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Salah satunya baju itu harus nyaman saat dipakai olehnya. Selain itu, kerapian jahitan dan komposisi pola menjadi syarat mutlak.
Meski minim detail, busana akan tetap terlihat elegan dan berkelas. “Kuncinya desain street wearala saya harus mengedepankan kenyamanan. Apalagi untuk muslimah muda yang masih punya bayi dan anak kecil, tampil edgydan modern dengan detail minimalis memang paling cocok. Kalau terlalu ramai dan rumit pasti menyita banyak waktu saat berdandan,” katanya.
Bagaimana dengan kerudung? Sejurus dengan busana, Rani juga tetap mengandalkan warna dasar namun tetap memikat. Contoh, dia menggunakan bahan rajut dingin yang sifatnya lentur dan mudah diaplikasikan. Opsi lainnya, dia menggunakan jenis kerudung pashmina atau scarfdengan bahan lembut dan fleksibel.
Dia pun selalu menyarankan agar selalu menggunakan ciput ninja agar rambut tak terlihat, begitu pun dengan leher. “Kalau menggunakan ciput ninja pakai kerudung jauh lebih praktis. Tinggal dililitkan tanpa harus menggunakan peniti atau jarum pentul. Dengan gaya santai ini pipi jadi tidak terlihat tembem atau chubby,” kata Rani.
Dini budiman
Menyadari akan butuhnya baju muslim keseharian, desainer muda Rani Hatta mengeluarkan mainstream baru lewat hijab daily to wearalias busana santai sehari-hari. Gaya anggun dan sederhana, menjadi identitas dari karya wanita berusia 23 tahun ini. Dengan tema keseharian ini pula Rani sengaja membuat busana yang nyaman, praktis dan minimalis.
Tak ada rumus yang rumit dalam rancangannya. Dia mendesain seluruh busananya dengan konsep monokromatik. Warna-warna yang ditampilkan mengandalkan polesan netral, di antaranya hitam, abu, serta putih. Ada pun beberapa motif lain yang dipilih. Sifatnya hanya sebagai pelengkap padu padan, semisal tribal, geometris, serta floral yang karakternya tetap elegan. Inspirasi gaya berhijab ala Rani disuguhkan lewat permain vestalias rompi atau cardigan.
Tak banyak warna yang digunakan. Biasanya dia mengetengahkan warna hitam, putih, serta abu saja. Sementara padanannya berupa rok H line bernuansa mod, celana lurus, wide leg pant atau cutting bawahan apa pun yang masih pantas diseleraskan. Rani juga kerap mengubah fungsi blazer menjadi lebih fancy dan kesannya tak terlalu kaku.
Saat mengelar fashion show di Bandung Rani Hatta pun tak luput menampilkan koleksi busana sehariharinya lewat petikan monokromatik. Konsep fesyen santai ini hadir lewat kombinasi cantik antara kerudung, outer, kaus serta celana pensil. Bahkan dia pun menegaskan kesan kasualnya lewat paduan sandal teplek berkiblat 80- an.
“Gaya fesyen street wearyang saya usung benar-benar disesuaikan dengan kehidupan modern. simpel, praktis dan desainnya dibuat senyaman mungkin. Di sisi lain tetap terlihat fashionabledan pantas dikenakan di segala suasana, “ ujar Rani Hatta. Kendati menggunakan warna dasar seperti hitam, putih serta abu, tak berarti desain Rani terkesan dingin dan konservatif.
Sebaliknya dia berusaha menciptakan sebuah tren baru lewat sentuhan warna monokrom. Seperti pada koleksi busana bertema essential, rancangannya hadir dengan tampilan minimalis bergaya edgy. Memilih desain sederhana berwarna monokrom, menurutnya, juga memudahkan pengguna memadupadankan pakaiannya.
Sederet olahan tangan Rani biasa dijumpai dalam bentuk rompi, celana, rok, dan kemeja. Padu padan yang dia terapkan juga sangat sederhana. Misal saat jalan-jalan atau pergi ke kampus, para hijabers cukup menggunakan celana pensil dengan kaus. Namun saat terburu-buru menghadiri acara formal, Anda tinggal menambahkan rompi atau cardigan dengan potongan tiga perempat.
“Saya juga menciptakan sebuah tren monokrom lewat koleksi mulai dari atasan, rok panjang berpotongan lurus, celana panjang, rompi dan blazer dari bahan kaus serta interlock atau spandeks yang cukup tebal. Pemilihan bahan ini dengan alasan agar mempermudah gerak si pengguna. Kesannya fleksibel dan tidak merepotkan baik dari potongan maupun material,” tambahnya.
Rani memutuskan untuk menguatkan ciri khas lewat gaya minimalis, dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Salah satunya baju itu harus nyaman saat dipakai olehnya. Selain itu, kerapian jahitan dan komposisi pola menjadi syarat mutlak.
Meski minim detail, busana akan tetap terlihat elegan dan berkelas. “Kuncinya desain street wearala saya harus mengedepankan kenyamanan. Apalagi untuk muslimah muda yang masih punya bayi dan anak kecil, tampil edgydan modern dengan detail minimalis memang paling cocok. Kalau terlalu ramai dan rumit pasti menyita banyak waktu saat berdandan,” katanya.
Bagaimana dengan kerudung? Sejurus dengan busana, Rani juga tetap mengandalkan warna dasar namun tetap memikat. Contoh, dia menggunakan bahan rajut dingin yang sifatnya lentur dan mudah diaplikasikan. Opsi lainnya, dia menggunakan jenis kerudung pashmina atau scarfdengan bahan lembut dan fleksibel.
Dia pun selalu menyarankan agar selalu menggunakan ciput ninja agar rambut tak terlihat, begitu pun dengan leher. “Kalau menggunakan ciput ninja pakai kerudung jauh lebih praktis. Tinggal dililitkan tanpa harus menggunakan peniti atau jarum pentul. Dengan gaya santai ini pipi jadi tidak terlihat tembem atau chubby,” kata Rani.
Dini budiman
(ftr)