Jalur Penerbangan Naik Tertinggi

Rabu, 22 Juli 2015 - 10:28 WIB
Jalur Penerbangan Naik Tertinggi
Jalur Penerbangan Naik Tertinggi
A A A
YOGYAKARTA - Terhitung dari H-7 hingga H+2 Lebaran, jalur penerbangan mengalami kenaikan tertinggi dibanding moda transportasi lainnya.

Menteri Perhubungan (Menhub) Ignatius Jonan mengatakan, terhitung dari H-7 hingga H+2 Lebaran tahun ini, jalur penerbangan secara nasional naik 2% dibanding Lebaran tahun lalu. Pada saat yang sama angkutan kereta api (KA) hanya naik 1,5% dibanding Lebaran sebelumnya. “Jadi ini pertama kali penerbangan itu kenaikannya lebih besar dari kereta api,’ katanya di sela-sela kunjungan kerja memantau arus balik Lebaran di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, kemarin.

Menurut Jonan, untuk angkutan darat atau bus mengalami penurunan 5%. Salah satu penyebabnya antarlain saat arus mudik Lebaran banyak pemudik memanfaatkan mudik gratis yang digelar sejumlah perusahaan dan instansi. “Sekitar 200.000 pemudik ikut mudik gratis. Itu kan tidak dihitung dari bus yang dikarcis,” katanya.

Sementara untuk angkutan laut, juga mengalami penurunan sekitar 2% dibanding Lebaran tahun lalu. “Kalau penyeberangan naik sekitar 6-7%,” katanya. Jonan mengungkapkan, peningkatan pemudik yang memanfaatkan jalur penerbangan membuktikan pesawat terbang semakin diminati konsumen. “Kemungkinan moda transportasi lainnya turun karena pindah ke jalur penerbangan (pesawat terbang),” ujarnya.

Mantan Dirut PT KAI ini mengungkapkan, tingkat kenaikan konsumen yang memanfaatkan pesawat terbang bisa lebih tinggi jika tidak ada penutupan sejumlah bandara akibat abu vulkanik Gunung Raung di Jawa Timur. “Penerbangan tinggi meski ada penutupan penerbangan. Itu jelas berpengaruh,” ujarnya.

Menurut dia, sejumlah bandara yang sempat ditutup antara lain Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bandara Juanda Surabaya, serta bandara lainnya. “Malang, Jember, Banyuwangi, juga tutup, sekarang buka lagi. Sekarang ini rute udara diatur supaya tidak melewati yang diketahui ada sebaran abu vulkanis,” katanya.

Jonan mengungkapkan, secara umum arus mudik dan balik Lebaran berjalan baik. Jumlah kecelakaan juga mengalami penurunan dibanding tahun lalu. “Angka kecelakaan turun, tapi saya belum dapat datanya,” ungkapnya.

Untuk titik kemacetan, Jonan tidak menampik banyak jalur utama pemudik terjadi kemacetan. “Kalau macet, jalur Pansela (Pantai Selatan Jawa) di Jawa Barat macet. Kami sudah kirim bantuan ke korlantas agar petugas lalu lintas angkutan darat dapat membantu mengurai kemacetan di Pansela Jawa Barat,” kata Jonan.

Jonan mengungkapkan, untuk arus balik yang memasuki wilayah Jabodetabek sudah penuh. “Di jalan raya kendaraan pribadi mulai kemarin sudah mulai masuk dari barat dari timur. Pintu masuk Jabodetabek sudah padat,” kata dia.

Arus Lebaran, Dua Meninggal Kecelakaan

Sementara selama arus mudik dan balik Lebaran 2015, hingga kemarin setidaknya terjadi 45 kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah DIY dengan korban meninggal dua orang. Kemudian arus lalu lintas mulai terlihat dipadati kendaraan pribadi yang keluar wilayah DIY.

Kabid Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti mengatakan, arus lalu lintas selama pelaksanaan Operasi Progo 2015 digelar setidaknya terjadi 45 kejadian kecelakaan dengan korban meninggal dua orang. Adapun untuk korban mengalami luka berat lima orang dan 66 orang mengalami luka ringan. Dari kecelakaan itu, kerugian material mencapai Rp33.400.000. “Ini masih data sementara,” katanya, kemarin.

Dalam kondisi arus lalu lintas yang mengalami kepadatan, kepolisian mengimbau kepada pengendara yang mengalami kelelahan mengemudi untuk beristirahat di lokasi aman. Selain itu, pengendara diharapkan tetap mematuhi aturan lalu lintas atau marka jalan karena pelanggaran lalu lintas cukup mempengaruhi terjadinya kecelakaan. “Kami imbau untuk mematuhi rambu- rambu dan marka jalan, petugas juga terus bersiaga mengatur arus lalu lintas,” ungkapnya.

Dari pantauan di lapangan untuk mengatasi kemacetan arus akibat kepadatan kendaraan, kepolisian melakukan penutupan penggalan jalan atau persimpangan terutama di jalur besar. Hal itu guna mengatasi banyak kendaraan yang berhenti akibat menunggu kendaraan di depannya yang memutar arah.

Aktivis Jogja Traffik Watch (JTW) Tommy Susanto secara terpisah mengungkapkan, dari pantauan yang dilakukan untuk bus ke luar kota kemarin sudah tidak terlihat. Arus lalu lintas mulai terlihat dipadati kendaraan pribadi, khususnya mobil yang keluar DIY ke arah barat atau Jakarta dan Magelang. “Untuk motor cenderung malam hari berangkatnya,” ucapnya.

Ridwan anshori/ Muji barnugroho
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5804 seconds (0.1#10.140)