Pantura Macet Total
A
A
A
TEGAL - Kemacetan panjang arus balik kendaraan terjadi di jalur pantura pada H+4 Lebaran kemarin. Membeludaknya jumlah kendaraan ini menimbulkan kemacetan hingga lebih dari 40 kilometer (km).
Kemacetan di jalur pantura Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, samapai Kabupaten Brebes atau sepanjang sekitar 40 km sudah terasa sejak pukul 13.00 WIB. Berdasarkan pantauan KORAN SINDO hingga pukul 20.00 WIB, arus lalu lintas di jalur pantura Kota Tegal sampai Brebes tak bergerak sama sekali. Kepadatan kendaraan yang terpantau mengular panjang sampai Pemalang tak kunjung terurai.
Upaya contra flow atau memecah arus kendaraan yang dilakukan Polres Tegal Kota sejak perbatasan Kota Tegal sampai perempatan Maya atau sepanjang sekitar 7 km juga nyaris tak berarti. Namun, kendaraan tetap hanya melaju sedikit demi sedikit dan terjebak kemacetan selama berjam-jam. Rekayasa lalu lintas tersebut berimbas pada arus lalu lintas dari arah barat karena tersendat.
Salah seorang pemudik, Hendro, 40, mengaku sudah terjebak kemacetan di jalur pantura Suradadi, Kabupaten Tegal, sejak pukul 16.00 WIB. Hingga pukul 20.00 WIB, Hendro yang menggunakan mobil pribadi baru sampai di Kota Tegal. “Sudah sejak jam 4- an (16.00 WIB) terjebak macet sampai sekarang (20.00 WIB). Hanya bisa berjalan pelanpelan,” katanya, kemarin.
Salah seorang pemudik sepeda motor, Priyanto, 36, mengaku terjebak kemacetan selama satu jam lebih di jalur pantura Kota Tegal. “Benar-benar macet, selama satu jam belum lepas dari Tegal,” ucapnya. Aparat kepolisian terlihat banyak disiagakan di sejumlah titik yang rawan menimbulkan simpul kemacetan baru seperti di SPBU dan persimpangan jalan.
Beberapa di antaranya menggunakan sepeda motor untuk menyisir ruas jalan yang tampak crowded . Salah satunya di perempatan Maya. Kondisi kemacetan di ruas itu bertambah parah dengan ada arus kendaraan dari arah Purwokerto dan Slawi. Kasatlantas Polres Tegal AKP Adhytyawarman mengatakan, kemacetan di jalur pantura Tegal di antaranya terjadi di wilayah Suradadi dan Kramat.
Selain karena meningkatnya volume kendaraan, kemacetan juga dipicu aktivitas di pasar tumpah. Personel Sat Lantas Polres Tegal harus bekerja keras mengurai titik-titik kemacetan yang terjadi hingga perbatasan Kota Tegal menggunakan sepeda motor. “Titik-titik kemacetan sampai Pemalang,” katanya.
Di Kota Tegal, kemacetan parah sejak pagi terpantau di Jalan Gajahmada sampai persimpangan menuju exit tol Pejagan- Pemalang di Kaligangsa, Brebes Timur. Kendaraan pemudik yang didominasi roda empat nyaris tak bergerak karena ruas jalan tak mampu menampung lonjakan kendaraan.
Sudibyo, pemudik asal Solo menuturkan, kemacetan sudah terjadi sejak di wilayah Kabupaten Pemalang seiring meningkatnya volume kendaraan dari sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur menuju Jakarta. “Ini kemacetan sudah dari Pemalang. Di Pekalongan juga padat merayap,” kata Sudibyo.
Kepala Pos Pengamanan Perempatan Maya, AKP Sunarto mengatakan, kemacetan terjadi di sepanjang jalur utama mudik di Kota Tegal. “Kemungkinan hari ini sampai nanti malam(tadi malam) puncak arus balik karena hari Rabu besok, PNS dan karyawan swasta sudah mulai masuk kerja,” kata Sunarto.
Untuk mengurangi kepadatan, Polres Tegal Kota mengalihkan arus lalu lintas di Jalan Yos Sudarso. Kendaraan pemudik dari arah timur sebagian dialihkan menuju jalan lingkar utara (jalingkut) tembus ke jalan pantura di depan Terminal Kota Tegal. Sejumlah personel Satuan Lalu Lintas disiagakan di lokasi untuk melakukan buka tutup kendaraan dari arah Jakarta.
Kapolres Tegal Kota AKBP Bharata Indrayana mengatakan, pengalihan arus untuk mengurangi kepadatan kendaraan karena terjadi peningkatan. “Hari ini (kemarin) baru kami terapkan karena sudah mulai ada peningkatan signifikan kendaraan,” kata Bharata. Selain pengalihan arus, polisi juga memberlakukan contra flow sepanjang sekitar 2 km dari terminal sampai gerbang perbatasan Brebes.
Namun, rekayasa lalu lintas itu tak berpengaruh banyak dalam mengurangi kemacetan. Arus kendaraan hingga mendekati exit tol Pejagan terpantau masih kesulitan bergerak. Tak sedikit dari pemudik roda empat dan roda dua yang memilih memarkir kendaraannya di pinggir jalan dan beristirahat sembari menunggu kemacetan terurai.
Kapolres Brebes AKBP Haryo Sugihartono memperkirakan peningkatan kepadatan akan mencapai puncaknya hingga nanti malam dan akan kembali terjadi pada H+8 atau Sabtu (25/7). “Puncak arus mudik bisa hari ini (kemarin) dan Sabtu,” ujarnya. Berdasarkan data di Posko Survei Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Tegal, jumlah total kendaraan yang keluar Kota Tegal sejak pukul 07.00-16.00 WIB mencapai 24.879 unit.
Meningkat dibanding kurun waktu yang sama pada H+3 sebanyak 22.002 unit dengan didominasi kendaraan roda empat 12.232 unit dan sepeda motor 11.291 unit. Peningkatan kepadatan kendaraan pemudik juga terpantau di ruas jalur selatan Bumiayu sampai Tonjong, Brebes.
Di ruas sepanjang sekitar 14 km tersebut arus kendaraan padat merayap sejak dari Ajibarang, Banyumas. Selain meningkat volume kendaraan, kemacetan juga dipicu perlintasan kereta api di wilayah Paguyangan. Kapolsek Tonjong AKP Ahmad Dofari mengatakan, lonjakan kepadatan didominasi kendaraan roda empat dan diperkirakan akan terus meningkat hingga malam.
“Kemarin (Senin) malam sempat macet dari Paguyangan, namun pagi sudah mulai diurai oleh delapan personel tim pengurai Sat Lantas. Kendaraan dari Tonjong ke arah Prupuk kecepatan kendaraan bisa 40 kilometer per jam,” katanya.
Sementara arus lalu lintas di persimpangan Klonengan, Prupuk, belum terpantau ada kemacetan panjang meskipun kepadatan kendaraan meningkat. “Memang padat tapi belum sampai menimbulkan stuck ,” kata Kapolsek Margasari AKP Sugeng Subagyo.
Angkot Dibiarkan Ngetem
Arus balik Lebaran 2015 di wilayah hukum Polres Semarang kemarin terpantau padat dan lancar. Padat cenderung macet hanya terjadi di kawasan Ambarawa, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman depan Pasar Projo Ambarawa. Merayapnya kendaraan, baik dari arah Magelang maupun Bawen tersebut, dipicu angkutan umum yang berhenti dan memangkal di bahu jalan.
Kendaraan yang ada di jalur utama penghubung Semarang- Yogyakarta ini mengekor hingga sekitar 2 km, mulai dari swalayan Laris baru hingga pertigaan Pauline dan sebaliknya. Meski tersendat, tidak terlihat satu pun anggota Polres Semarang di lokasi untuk memperlancar arus kendaraan.
“Hari biasa saja sudah macet seperti ini, apalagi di masa Lebaran. Harusnya ada petugas (polisi) yang bisa mengatur angkutan umum agar arus kendaraan lainnya bisa lancar,” tutur Alit Fajar, 21, pemudik asal Boja, Kendal.
Kemacetan juga terjadi di jalur pantura Pekalongan. Kendaraan hanya bisa berjalan merayap di pertigaan Gudang. “Alhamdulillah arus balik mudik hari ini (Selasa) lancar dan malah lebih lancar dari kemarin (Senin),” kata Kepala Dishubparbud Kota Pekalongan, Doyo Budi Wibowo.
Dia belum bisa memastikan puncak arus balik. Namun diperkirakan puncak arus balik terjadi pada Selasa (21/7) malam atau H+4. Kasatlantas Polresta Pekalongan, AKP Dwi Nugroho mengatakan arus lalu lintas di jalur pantura Kota Pekalongan padat merayap. “Hari ini (Selasa) padat merayap. Namun masih bisa berjalan,” ucapnya.
1,1 Juta Orang Tinggalkan Jateng
Sebanyak 1.114.478 orang sudah meninggalkan Jawa Tengah selama arus balik Lebaran 2015 menuju Jakarta dan kotakota besar lainnya. Data itu diketahui berdasarkan penghitungan yang dilakukan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Jateng dari Pos Terminal Bus Tanjung Brebes, Pos Exit Tol Pejagan Brebes, Pos Kersana Brebes, dan Jembatan Timbang Wanaraja Cilacap.
Selain itu, dari stasiun kereta api, bandara, dan pelabuhan yang ada di provinsi ini. Data itu terhitung sejak 18- 20 Juli 2015 malam. Kepala Seksi Angkutan Dalam Trayek Dishubkominfo Jateng, Erry Deri Maryanto mengatakan, jutaan orang yang keluar Jateng menggunakan moda sepeda motor, mobil pribadi, bus, kereta api, pesawat, dan kapal laut.
Erry menyebutkan, jumlah 1.114.478 orang itu dihitung berdasarkan perkiraan. Kalau sepeda motor diperkirakan ditumpangi dua orang, mobil pribadi empat orang, sedangkan bus ditumpangi rata-rata 40 orang.
Jumlah itu belum yang keluar melalui Magelang, Rembang, dan Sragen. Arus balik yang keluar dari Jawa Tengah masih didominasi oleh kendaraan pribadi.
Agus joko/ Farid firdaus/ Prahayudafebrianto/ Amin fauzi
Kemacetan di jalur pantura Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, samapai Kabupaten Brebes atau sepanjang sekitar 40 km sudah terasa sejak pukul 13.00 WIB. Berdasarkan pantauan KORAN SINDO hingga pukul 20.00 WIB, arus lalu lintas di jalur pantura Kota Tegal sampai Brebes tak bergerak sama sekali. Kepadatan kendaraan yang terpantau mengular panjang sampai Pemalang tak kunjung terurai.
Upaya contra flow atau memecah arus kendaraan yang dilakukan Polres Tegal Kota sejak perbatasan Kota Tegal sampai perempatan Maya atau sepanjang sekitar 7 km juga nyaris tak berarti. Namun, kendaraan tetap hanya melaju sedikit demi sedikit dan terjebak kemacetan selama berjam-jam. Rekayasa lalu lintas tersebut berimbas pada arus lalu lintas dari arah barat karena tersendat.
Salah seorang pemudik, Hendro, 40, mengaku sudah terjebak kemacetan di jalur pantura Suradadi, Kabupaten Tegal, sejak pukul 16.00 WIB. Hingga pukul 20.00 WIB, Hendro yang menggunakan mobil pribadi baru sampai di Kota Tegal. “Sudah sejak jam 4- an (16.00 WIB) terjebak macet sampai sekarang (20.00 WIB). Hanya bisa berjalan pelanpelan,” katanya, kemarin.
Salah seorang pemudik sepeda motor, Priyanto, 36, mengaku terjebak kemacetan selama satu jam lebih di jalur pantura Kota Tegal. “Benar-benar macet, selama satu jam belum lepas dari Tegal,” ucapnya. Aparat kepolisian terlihat banyak disiagakan di sejumlah titik yang rawan menimbulkan simpul kemacetan baru seperti di SPBU dan persimpangan jalan.
Beberapa di antaranya menggunakan sepeda motor untuk menyisir ruas jalan yang tampak crowded . Salah satunya di perempatan Maya. Kondisi kemacetan di ruas itu bertambah parah dengan ada arus kendaraan dari arah Purwokerto dan Slawi. Kasatlantas Polres Tegal AKP Adhytyawarman mengatakan, kemacetan di jalur pantura Tegal di antaranya terjadi di wilayah Suradadi dan Kramat.
Selain karena meningkatnya volume kendaraan, kemacetan juga dipicu aktivitas di pasar tumpah. Personel Sat Lantas Polres Tegal harus bekerja keras mengurai titik-titik kemacetan yang terjadi hingga perbatasan Kota Tegal menggunakan sepeda motor. “Titik-titik kemacetan sampai Pemalang,” katanya.
Di Kota Tegal, kemacetan parah sejak pagi terpantau di Jalan Gajahmada sampai persimpangan menuju exit tol Pejagan- Pemalang di Kaligangsa, Brebes Timur. Kendaraan pemudik yang didominasi roda empat nyaris tak bergerak karena ruas jalan tak mampu menampung lonjakan kendaraan.
Sudibyo, pemudik asal Solo menuturkan, kemacetan sudah terjadi sejak di wilayah Kabupaten Pemalang seiring meningkatnya volume kendaraan dari sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur menuju Jakarta. “Ini kemacetan sudah dari Pemalang. Di Pekalongan juga padat merayap,” kata Sudibyo.
Kepala Pos Pengamanan Perempatan Maya, AKP Sunarto mengatakan, kemacetan terjadi di sepanjang jalur utama mudik di Kota Tegal. “Kemungkinan hari ini sampai nanti malam(tadi malam) puncak arus balik karena hari Rabu besok, PNS dan karyawan swasta sudah mulai masuk kerja,” kata Sunarto.
Untuk mengurangi kepadatan, Polres Tegal Kota mengalihkan arus lalu lintas di Jalan Yos Sudarso. Kendaraan pemudik dari arah timur sebagian dialihkan menuju jalan lingkar utara (jalingkut) tembus ke jalan pantura di depan Terminal Kota Tegal. Sejumlah personel Satuan Lalu Lintas disiagakan di lokasi untuk melakukan buka tutup kendaraan dari arah Jakarta.
Kapolres Tegal Kota AKBP Bharata Indrayana mengatakan, pengalihan arus untuk mengurangi kepadatan kendaraan karena terjadi peningkatan. “Hari ini (kemarin) baru kami terapkan karena sudah mulai ada peningkatan signifikan kendaraan,” kata Bharata. Selain pengalihan arus, polisi juga memberlakukan contra flow sepanjang sekitar 2 km dari terminal sampai gerbang perbatasan Brebes.
Namun, rekayasa lalu lintas itu tak berpengaruh banyak dalam mengurangi kemacetan. Arus kendaraan hingga mendekati exit tol Pejagan terpantau masih kesulitan bergerak. Tak sedikit dari pemudik roda empat dan roda dua yang memilih memarkir kendaraannya di pinggir jalan dan beristirahat sembari menunggu kemacetan terurai.
Kapolres Brebes AKBP Haryo Sugihartono memperkirakan peningkatan kepadatan akan mencapai puncaknya hingga nanti malam dan akan kembali terjadi pada H+8 atau Sabtu (25/7). “Puncak arus mudik bisa hari ini (kemarin) dan Sabtu,” ujarnya. Berdasarkan data di Posko Survei Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Tegal, jumlah total kendaraan yang keluar Kota Tegal sejak pukul 07.00-16.00 WIB mencapai 24.879 unit.
Meningkat dibanding kurun waktu yang sama pada H+3 sebanyak 22.002 unit dengan didominasi kendaraan roda empat 12.232 unit dan sepeda motor 11.291 unit. Peningkatan kepadatan kendaraan pemudik juga terpantau di ruas jalur selatan Bumiayu sampai Tonjong, Brebes.
Di ruas sepanjang sekitar 14 km tersebut arus kendaraan padat merayap sejak dari Ajibarang, Banyumas. Selain meningkat volume kendaraan, kemacetan juga dipicu perlintasan kereta api di wilayah Paguyangan. Kapolsek Tonjong AKP Ahmad Dofari mengatakan, lonjakan kepadatan didominasi kendaraan roda empat dan diperkirakan akan terus meningkat hingga malam.
“Kemarin (Senin) malam sempat macet dari Paguyangan, namun pagi sudah mulai diurai oleh delapan personel tim pengurai Sat Lantas. Kendaraan dari Tonjong ke arah Prupuk kecepatan kendaraan bisa 40 kilometer per jam,” katanya.
Sementara arus lalu lintas di persimpangan Klonengan, Prupuk, belum terpantau ada kemacetan panjang meskipun kepadatan kendaraan meningkat. “Memang padat tapi belum sampai menimbulkan stuck ,” kata Kapolsek Margasari AKP Sugeng Subagyo.
Angkot Dibiarkan Ngetem
Arus balik Lebaran 2015 di wilayah hukum Polres Semarang kemarin terpantau padat dan lancar. Padat cenderung macet hanya terjadi di kawasan Ambarawa, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman depan Pasar Projo Ambarawa. Merayapnya kendaraan, baik dari arah Magelang maupun Bawen tersebut, dipicu angkutan umum yang berhenti dan memangkal di bahu jalan.
Kendaraan yang ada di jalur utama penghubung Semarang- Yogyakarta ini mengekor hingga sekitar 2 km, mulai dari swalayan Laris baru hingga pertigaan Pauline dan sebaliknya. Meski tersendat, tidak terlihat satu pun anggota Polres Semarang di lokasi untuk memperlancar arus kendaraan.
“Hari biasa saja sudah macet seperti ini, apalagi di masa Lebaran. Harusnya ada petugas (polisi) yang bisa mengatur angkutan umum agar arus kendaraan lainnya bisa lancar,” tutur Alit Fajar, 21, pemudik asal Boja, Kendal.
Kemacetan juga terjadi di jalur pantura Pekalongan. Kendaraan hanya bisa berjalan merayap di pertigaan Gudang. “Alhamdulillah arus balik mudik hari ini (Selasa) lancar dan malah lebih lancar dari kemarin (Senin),” kata Kepala Dishubparbud Kota Pekalongan, Doyo Budi Wibowo.
Dia belum bisa memastikan puncak arus balik. Namun diperkirakan puncak arus balik terjadi pada Selasa (21/7) malam atau H+4. Kasatlantas Polresta Pekalongan, AKP Dwi Nugroho mengatakan arus lalu lintas di jalur pantura Kota Pekalongan padat merayap. “Hari ini (Selasa) padat merayap. Namun masih bisa berjalan,” ucapnya.
1,1 Juta Orang Tinggalkan Jateng
Sebanyak 1.114.478 orang sudah meninggalkan Jawa Tengah selama arus balik Lebaran 2015 menuju Jakarta dan kotakota besar lainnya. Data itu diketahui berdasarkan penghitungan yang dilakukan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Jateng dari Pos Terminal Bus Tanjung Brebes, Pos Exit Tol Pejagan Brebes, Pos Kersana Brebes, dan Jembatan Timbang Wanaraja Cilacap.
Selain itu, dari stasiun kereta api, bandara, dan pelabuhan yang ada di provinsi ini. Data itu terhitung sejak 18- 20 Juli 2015 malam. Kepala Seksi Angkutan Dalam Trayek Dishubkominfo Jateng, Erry Deri Maryanto mengatakan, jutaan orang yang keluar Jateng menggunakan moda sepeda motor, mobil pribadi, bus, kereta api, pesawat, dan kapal laut.
Erry menyebutkan, jumlah 1.114.478 orang itu dihitung berdasarkan perkiraan. Kalau sepeda motor diperkirakan ditumpangi dua orang, mobil pribadi empat orang, sedangkan bus ditumpangi rata-rata 40 orang.
Jumlah itu belum yang keluar melalui Magelang, Rembang, dan Sragen. Arus balik yang keluar dari Jawa Tengah masih didominasi oleh kendaraan pribadi.
Agus joko/ Farid firdaus/ Prahayudafebrianto/ Amin fauzi
(ftr)