Hari Raya Idul Fitri, Ada Serangan di Tolikara

Jum'at, 17 Juli 2015 - 23:34 WIB
Hari Raya Idul Fitri, Ada Serangan di Tolikara
Hari Raya Idul Fitri, Ada Serangan di Tolikara
A A A
JAKARTA - Aksi penyerangan terhadap warga oleh sekelompok orang di hari pertama Idul Fitri terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua. Massa menyerang warga yang sedang beribadah Salat Id.

Dikutip dari Okezone, massa melakukan penyerangan rumah ibadah dan membakar beberapa kios di sekitar warga yang akan melaksanakan ibadah Salat Id. Warga pun menyelamatkan diri dan berlindung di Koramil setempat.

Kepala bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Papua Kombes Pol Patrige di Kota Jayapura, membenarkan adanya penyerangan tersebut. "Enam unit rumah dan 11 kios dilaporkan terbakar," katanya, Jumat (17/7/2015).

Dilaporkan, situasi di lokasi telah berangsur kondusif. Pejabat daerah dan keamanan setempat memastikan akan menyelidiki peristiwa ini.

"Forkompimda lagi rapatkan masalah ini, bagaimana menyelesaikannya. Polisi juga lagi menyelidiki latar belakang persoalan itu," kata Patrige.

Dia berharap warga di Tolikara dan sekitarnya bisa menahan diri dan tidak terprovokasi dengan isu atau insiden tersebut.

Siang tadi, Wakapolda Papua Brigjen Polisi Rudolf Alberth Rojja langsung menuju lokasi kejadian guna memimpin upaya rekonsiliasi. Dia berharap kasus tersebut tidak berkembang.

Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memerintahkan Dirjen Bimas Kristen Othida R Hutabarat untuk mencari tahu duduk permasalahan peristiwa tersebut.

“Saya telah instruksikan Dirjen Bimas Kristen dan Kakanwil Kemenag Papua untuk mencari duduk masalah dan menangani masalah tersebut,” kata Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, Jumat (17/7/2015).

Menag juga meminta kepada Dirjen Bimas Kristen dan Kakanwil Papua agar segera melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh agama dan masyarakat di Tolikara untuk mengurai masalah yang sebenarnya. "Saya minta agar dilakukan pendekatan yang melibatkan tokoh-tokoh agama dan masyarakat di sana," jelasnya.

Pengusutan atas peristiwa tersebut, kata Menag, sangat penting dilakukan agar tidak jadi preseden buruk bagi kerukunan agama di kemudian hari.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6904 seconds (0.1#10.140)