Truk Barang Masih Melintas
A
A
A
BANTUL - Sopir truk angkutan barang yang dilarang melintas sejak H-5 Lebaran ternyata masih banyak yang nekat melintasi jalur mudik. Petugas kepolisian pun mulai kemarin menghentikan truktruk yang melintas.
Supir truk diperintahkan masuk ke pool masing-masing atau diberhentikan di pos-pos pengamanan arus mudik yang ada di setiap ruas jalan. Dari pantauan KORAN SINDO YOGYA, hampir setiap menit truk pengangkut pasir melintas di Jalan Srandakan–Palbapang. Demikian juga di Ringroad Selatan Bantul, Jalan Wonosari, dan jalur utama Jalan Wates.
Di ruas jalan itu masih terlihat truk-trukpengangkutbarang yang sebelumnya dilarang melintas. Meski belum terlihat arus mudik yang signifikan, mereka dianggap menghambat laju kendaraan lainnya sehingga sering menyebabkan kemacetan. Kepala Unit Laka Polres Bantul Inspektur Satu (Iptu) Budi Hariyanto mengakui, sampai kemarin masih banyak truk nonsembako, bahan bakar minyak (BBM) yang melintasi jalur-jalur mudik.
Padahal mereka sudah dilarang. “Iya, masih banyak truk pasir yang melintas,” ujarnya kemarin. Untuk itu, pihaknya sudah memerintahkan semua petugas pos pengamanan segera menghentikan truk-truk pengangkut barang yang sebelumnya dilarang tersebut. Kepolisian tidak menegur tegas karena perintah menghentikan di pollmasing-masing baru sekadar imbauan.
Polisi juga tidak menilang dengan dalih masih dalam masa operasi simpatik. Terkait angka kecelakaan, Budi menginformasikan hingga saat ini jumlahnya belum meningkat secara signifikan. Kemarin sudah ada lima kejadian kecelakaan tapi tidak ada korban jiwa. Dia menambahkan, belum ada pemudik yang terlibat kecelakaan. “Kecelakaannya masih belum signifikan,” ucapnya.
Minimnya kecelakaan kemungkinan lantaran belum ada peningkatan arus mudik yang signifikan. Pelat-pelat luar daerah terpantau belum banyak memasuki wilayah Bantul. Selain itu, saat ini konsentrasi pemudik tak sekadar di jalur utama. Saat ini pemudik sudah banyak memanfaatkan jalur alternatif yang pemerintah. Ketersediaan teknologi global positioning system (GPS) yang bisa mereka dapatkan di ponsel pintar juga sangat membantu pemudik.
“Kemungkinan karena musim bayar sekolah. Jadi yang mudik berkurang,” ucapnya. Sementara itu, Humas Polsek Sedayu Ipda Agus Supraja mengakui saat ini jumlah arus mudik jauh lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Beroperasinya kembali Jembatan Comal dan juga beberapa jalan tol baru yang mulai berfungsi mengakibatkan konsentrasi kendaraan terpecah di semua jalur.
“Kalau tahun lalu Comal itu baru diperbaiki. Sehingga banyak pemudik yang memilih jalur selatan,” ungkapnya. Sebanyak 40 awak bus di Terminal Giwangan, Yogyakarta menjalani tes urine yang digelar Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY kemarin.
Tes ini mengantisipasi adanya awak bus menyalahgunakan obat-obatan terlarang yang bisa membahayakan perjalanan penumpang. KabidPemberantasanBNNP DIY AKBP A Priyo Utomo mengatakan, pihaknya menggelar tes urine dengan metode uji petik, yakni mengambil awak bus baik sopir maupun kernet secara acak. “Hasilnya seperti yang kamiharapkan, semuanya negatif,” ujarnya.
Meski demikian, dia tetap melakukan pengawasan. Terutama selama musim mudik ini. Selain awak bus umum baik AKAP atau AKDP, BNNP juga akan menyasar sopir angkutan travel. “Jasa travel diminati pemudik selain angkutan pesawat, kereta api, dan bus,” kata Priyo. Sementara itu, pemudik yang menggunakan armada bus di Terminal Giwangan kali ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu.
Pada H-4 lalu tercatat 27.980 penumpang yang datang dan 24.933 penumpang yang berangkat. Adapun tahun 2014 di hari yang sama tercatat 31.865 penumpang datang dan 28.666 penumpang berangkat. Plh Kepala UPT Terminal Giwangan Yogyakarta Nugroho mengatakan penurunan tersebut disebabkan banyak faktor. Salah satunya tingginya penggunaan kendaraan pribadi untuk mudik.
“Ini sudah kami prediksi, pemudik juga banyak yang manfaatkan kereta api dan pesawatterbang,” ujarNugroho. Sementara itu, puncak arus mudik di Terminal Giwangan diperkirakan terjadi pada H-2 Lebaran dengan jumlah penumpang datang atau berangkat diperkirakan mencapai lebih dari 30.000 orang. Pada H-4 Lebaran kemarin, bus cadangan yang dimanfaatkan pemudik juga sudah tiba di Terminal Giwangan. Di antaranya dua bus dari Tegal dan Cirebon, 20 bus dari Jakarta, 4 bus dari Sumatera, dan 3 bus dari Bogor.
Erfanto linangkung
Supir truk diperintahkan masuk ke pool masing-masing atau diberhentikan di pos-pos pengamanan arus mudik yang ada di setiap ruas jalan. Dari pantauan KORAN SINDO YOGYA, hampir setiap menit truk pengangkut pasir melintas di Jalan Srandakan–Palbapang. Demikian juga di Ringroad Selatan Bantul, Jalan Wonosari, dan jalur utama Jalan Wates.
Di ruas jalan itu masih terlihat truk-trukpengangkutbarang yang sebelumnya dilarang melintas. Meski belum terlihat arus mudik yang signifikan, mereka dianggap menghambat laju kendaraan lainnya sehingga sering menyebabkan kemacetan. Kepala Unit Laka Polres Bantul Inspektur Satu (Iptu) Budi Hariyanto mengakui, sampai kemarin masih banyak truk nonsembako, bahan bakar minyak (BBM) yang melintasi jalur-jalur mudik.
Padahal mereka sudah dilarang. “Iya, masih banyak truk pasir yang melintas,” ujarnya kemarin. Untuk itu, pihaknya sudah memerintahkan semua petugas pos pengamanan segera menghentikan truk-truk pengangkut barang yang sebelumnya dilarang tersebut. Kepolisian tidak menegur tegas karena perintah menghentikan di pollmasing-masing baru sekadar imbauan.
Polisi juga tidak menilang dengan dalih masih dalam masa operasi simpatik. Terkait angka kecelakaan, Budi menginformasikan hingga saat ini jumlahnya belum meningkat secara signifikan. Kemarin sudah ada lima kejadian kecelakaan tapi tidak ada korban jiwa. Dia menambahkan, belum ada pemudik yang terlibat kecelakaan. “Kecelakaannya masih belum signifikan,” ucapnya.
Minimnya kecelakaan kemungkinan lantaran belum ada peningkatan arus mudik yang signifikan. Pelat-pelat luar daerah terpantau belum banyak memasuki wilayah Bantul. Selain itu, saat ini konsentrasi pemudik tak sekadar di jalur utama. Saat ini pemudik sudah banyak memanfaatkan jalur alternatif yang pemerintah. Ketersediaan teknologi global positioning system (GPS) yang bisa mereka dapatkan di ponsel pintar juga sangat membantu pemudik.
“Kemungkinan karena musim bayar sekolah. Jadi yang mudik berkurang,” ucapnya. Sementara itu, Humas Polsek Sedayu Ipda Agus Supraja mengakui saat ini jumlah arus mudik jauh lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Beroperasinya kembali Jembatan Comal dan juga beberapa jalan tol baru yang mulai berfungsi mengakibatkan konsentrasi kendaraan terpecah di semua jalur.
“Kalau tahun lalu Comal itu baru diperbaiki. Sehingga banyak pemudik yang memilih jalur selatan,” ungkapnya. Sebanyak 40 awak bus di Terminal Giwangan, Yogyakarta menjalani tes urine yang digelar Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY kemarin.
Tes ini mengantisipasi adanya awak bus menyalahgunakan obat-obatan terlarang yang bisa membahayakan perjalanan penumpang. KabidPemberantasanBNNP DIY AKBP A Priyo Utomo mengatakan, pihaknya menggelar tes urine dengan metode uji petik, yakni mengambil awak bus baik sopir maupun kernet secara acak. “Hasilnya seperti yang kamiharapkan, semuanya negatif,” ujarnya.
Meski demikian, dia tetap melakukan pengawasan. Terutama selama musim mudik ini. Selain awak bus umum baik AKAP atau AKDP, BNNP juga akan menyasar sopir angkutan travel. “Jasa travel diminati pemudik selain angkutan pesawat, kereta api, dan bus,” kata Priyo. Sementara itu, pemudik yang menggunakan armada bus di Terminal Giwangan kali ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu.
Pada H-4 lalu tercatat 27.980 penumpang yang datang dan 24.933 penumpang yang berangkat. Adapun tahun 2014 di hari yang sama tercatat 31.865 penumpang datang dan 28.666 penumpang berangkat. Plh Kepala UPT Terminal Giwangan Yogyakarta Nugroho mengatakan penurunan tersebut disebabkan banyak faktor. Salah satunya tingginya penggunaan kendaraan pribadi untuk mudik.
“Ini sudah kami prediksi, pemudik juga banyak yang manfaatkan kereta api dan pesawatterbang,” ujarNugroho. Sementara itu, puncak arus mudik di Terminal Giwangan diperkirakan terjadi pada H-2 Lebaran dengan jumlah penumpang datang atau berangkat diperkirakan mencapai lebih dari 30.000 orang. Pada H-4 Lebaran kemarin, bus cadangan yang dimanfaatkan pemudik juga sudah tiba di Terminal Giwangan. Di antaranya dua bus dari Tegal dan Cirebon, 20 bus dari Jakarta, 4 bus dari Sumatera, dan 3 bus dari Bogor.
Erfanto linangkung
(ars)