Ubah Pola Distribusi Daging
A
A
A
PALEMBANG - Pola distribusi daging sapi selama ini dinilai tidak efisien sehingga membuat harga di pasaran melambung tinggi.
Untuk menyiasatinya, harus ada keberanian mengubah pola distribusi. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Per da gangan RI Srie Agustina meng atakan, tingginya harga jual daging sapi di pasaran di pengaruhi pola pengangkutan yang dulunya membawa sapi hidup dan ketika dipotong, dagingnya tidak akan terlalu banyak. Sedangkan, untuk saat ini, pengangkutan langsung mem bawa daging segar. Sehingga, akan langsung me mo tong ongkos produksi.
“Kalau dulu, polanya sapi yang diangkut, jadi mahal. Sekarang, sapi dipotong dulu di rumah potong hewan. Dalam sekali angkut, akan mampu membawa 15ton daging segar," jelasnya. Srie menjamin, pemerintah terus berupaya mengendalikan harga daging sapi di pasaran yang terus merangkak naik jelang Lebaran 1436 H. Pi haknya akan melakukan mo nitoring ketersediaan daging di Palembang karena wilayah ini kerap mengalami lonjakan harga daging dibandingkan daerah lain.
Sebagai antisipasi, sebanyak 15 ton daging sapi yang berasal dari Jawa Barat pun dijual dengan harga murah di beberapa pasar tradisional Pa - lembang, kemarin. “Rencananya akan ada 3 kali operasi pasar sampai H+7 Lebaran mendatang,” tutur nya. Menurut Srie, harga daging yang dijual dalam operasi pasar jauh di bawah harga pasaran saat ini. Dari pantauan di beberapa pasar tradisional di Palembang harga pasaran daging sapi men capai Rp130.000 per kilogram.
“Pada operasi pasar, da - ging dijual seharga Rp99.000 per kilogram. Harga ini diper - hitungkan dari biaya seperti, keluar dari Rumah Potong Hewan (RPH) dengan per hitungan keuntungan pe da gang," tambahnya. Sementara itu, Kepala Disperindag Sumsel Permana mengatakan, pihaknya memastikan jelang Lebaran nanti pasokan daging di Sumsel aman. Operasi pasar daging ini dilaksanakan di 5 titik yaitu Pasar Cinde, Pasar Kuto, Pasar Kebon Semai, Pasar Lemabang, dan Pasar Palimo.
Tujuan operasi pasar daging ini bisa menjaga menjaga kestabilan stok dan menekanhargadagingdipasaran. Menurutnya, kebutuhan da ging menjelang Lebaran pas - tinya meningkat. Bahkan peningkatan saat ini saja sudah hampir mencapai 50%. Untuk kebutuhan per hari yakni 6 ton dan saat jelang Lebaran diperkirakan meningkat hingga 9 hingga 9,5 ton per hari.
Dalam operasi pasar daging di Pasar Cinde, puluhan masyarakat langsung memadati penjualan daging murah tersebut. Bahkan, tidak sedikit warga yang rela berdesak-desakan untuk mendapatkan daging tersebut. Menurut Ratna, warga Perumnas Sako, mengaku jika daging yang dijual dengan harga Rp99.000 cukup murah dibandingkan harga di pasaran yang saat ini menembus Rp130.000 per kilogram.
"Mudah-mudahan, daging ini bisa bermanfaat buat Leba ran. Apalagi harganya cukup jauh di bawahpasaran," pungkasnya.
Andhiko tungga alam
Untuk menyiasatinya, harus ada keberanian mengubah pola distribusi. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Per da gangan RI Srie Agustina meng atakan, tingginya harga jual daging sapi di pasaran di pengaruhi pola pengangkutan yang dulunya membawa sapi hidup dan ketika dipotong, dagingnya tidak akan terlalu banyak. Sedangkan, untuk saat ini, pengangkutan langsung mem bawa daging segar. Sehingga, akan langsung me mo tong ongkos produksi.
“Kalau dulu, polanya sapi yang diangkut, jadi mahal. Sekarang, sapi dipotong dulu di rumah potong hewan. Dalam sekali angkut, akan mampu membawa 15ton daging segar," jelasnya. Srie menjamin, pemerintah terus berupaya mengendalikan harga daging sapi di pasaran yang terus merangkak naik jelang Lebaran 1436 H. Pi haknya akan melakukan mo nitoring ketersediaan daging di Palembang karena wilayah ini kerap mengalami lonjakan harga daging dibandingkan daerah lain.
Sebagai antisipasi, sebanyak 15 ton daging sapi yang berasal dari Jawa Barat pun dijual dengan harga murah di beberapa pasar tradisional Pa - lembang, kemarin. “Rencananya akan ada 3 kali operasi pasar sampai H+7 Lebaran mendatang,” tutur nya. Menurut Srie, harga daging yang dijual dalam operasi pasar jauh di bawah harga pasaran saat ini. Dari pantauan di beberapa pasar tradisional di Palembang harga pasaran daging sapi men capai Rp130.000 per kilogram.
“Pada operasi pasar, da - ging dijual seharga Rp99.000 per kilogram. Harga ini diper - hitungkan dari biaya seperti, keluar dari Rumah Potong Hewan (RPH) dengan per hitungan keuntungan pe da gang," tambahnya. Sementara itu, Kepala Disperindag Sumsel Permana mengatakan, pihaknya memastikan jelang Lebaran nanti pasokan daging di Sumsel aman. Operasi pasar daging ini dilaksanakan di 5 titik yaitu Pasar Cinde, Pasar Kuto, Pasar Kebon Semai, Pasar Lemabang, dan Pasar Palimo.
Tujuan operasi pasar daging ini bisa menjaga menjaga kestabilan stok dan menekanhargadagingdipasaran. Menurutnya, kebutuhan da ging menjelang Lebaran pas - tinya meningkat. Bahkan peningkatan saat ini saja sudah hampir mencapai 50%. Untuk kebutuhan per hari yakni 6 ton dan saat jelang Lebaran diperkirakan meningkat hingga 9 hingga 9,5 ton per hari.
Dalam operasi pasar daging di Pasar Cinde, puluhan masyarakat langsung memadati penjualan daging murah tersebut. Bahkan, tidak sedikit warga yang rela berdesak-desakan untuk mendapatkan daging tersebut. Menurut Ratna, warga Perumnas Sako, mengaku jika daging yang dijual dengan harga Rp99.000 cukup murah dibandingkan harga di pasaran yang saat ini menembus Rp130.000 per kilogram.
"Mudah-mudahan, daging ini bisa bermanfaat buat Leba ran. Apalagi harganya cukup jauh di bawahpasaran," pungkasnya.
Andhiko tungga alam
(ars)