Sujud Khidmat di Atas Sajadah Persia
A
A
A
MINIMALIS, namun masih primadona. Inspirasi desain sajadah dari Pakistan dan Timur Tengah yang ramai dan detail, tetap sulit tertandingi. Estetika ala Persia ini bisa dieksplorasi lewat cantiknya sajadah berbahan sutra dan bulu domba.
Uniknya, sajadah, permadani serta karpet Persia selalu dikerjakan secara handmade alias dengan tangan. Tak heran, harga tertingginya terbilang sangat fantastis. Material sutra ini pun terasa nyaman di kening saat jadi alas bersujud. Apalagi jika menilik rancangan yang kaya nilai seni.
Baik gaya victorian, mediterania atau kultur Islam modern, selalu terlihat atraktif dengan dukungan karpet ini. Tak ayal, banyak kaum muslim yang rela mengeluarkan bujet lebih demi mendapatkan sajadah premium ini. Di akhir Ramadan tahun ini, Anda yang gandrung dengan kemolekan karpet Persia, bisa mendapatkan adopsi material ini pada ragam cantik sajadah berukuran besar. Pilihannya, terfokus pada material sutra nan halus atau bahan bulu domba yang ditenun sedemikian rupa.
Semua itu pun diselesaikan lewat kepiawaian tangan, tanpa bantuan mesin. Karpet sutra ala Persia, biasanya diproduksi secara rumahan di beberapa kawasan di Asia dan Timur Tengah. Sebut saja yang paling populer di Iran. Hampir di setiap provinsi disana, terdapat pembuatan karpet handmade. Namun di luar Iran, ada pula di Pakistan, India, Turki, Kashmir, China serta Afganistan.
“Orang-orang yang paham produk berkelas, pasti menjatuhkan pilihan pada sajadah berbahan Persia yang dikerjakan tanpa mesin. Tahun ini, gaung tren sajadah Persia awalnya ada pada jenis material bulu domba. Sekarang, pelanggan lebih menyukai bahan sutra. Alasannya, bahan ini lebih lembut dan warnanya terlihat elegan,” ujar pemilik Toko Karpet Al Malik Gatot Subroto, Muhammada Jaffarullah. Menurutnya, sajadah Persia pada umumnya terbuat dari bahan wol yang berasal dari bulu domba.
Domba yang digunakan biasanya domba muda yang belum genap berusia tiga bulan demi mendapatkan kualitas benang wol yang bagus. Sementara untuk sutra, pembuatannya lebih rumit, dan memiliki detail yang sangat tinggi. Untuk karpet Persia dari bahan wol, waktu pengerjannya paling cepat sebulan. Sedangkan sutra, paling cepat enam sampai 12 bulan. “Kelebihan dari bahan Persia memang tidak menimbulkan alergi ketika diduduki atau dijadikan alas kening. Hal ini karena bahan yang berkualitas tinggi, pewarna yang menggunakan ekstrak tumbuhan, tanpa sentuhan kimia,” imbuhnya. Sajadah Persia juga memiliki keragaman motif unik dan menarik.
Corak ini memiliki keunggulan dalam hal motif sulur, abstrak, serta geometris. Ada pula ekplorasi motif alam, tumbuhan dan hewan dari bumi Persia. Jelas Zafarullah, keunggulan itu bisa dilihat dari motif bokharu. Motif ini memiliki karakteristik geometris bulatan, persegi, dan segitiga. Kemudian motif jaldar berupa suluran bunga dan dedaunan khas Persia. Ada pula motif nohla, shisla, caharla, dan caucasian. Umumnya motif ini merupakan gambar hewan dan tumbuhan atau alam raya bergaya khas.
“Motif alam sering dipakai untuk gaya klasik dan modern. Sedangkan motif geometris biasanya dipakai gaya etnik dan kontemporer.Lalu ada motif kirman, kashan, trupman, bukaran, ispahandengan ciri khas geometrik yang semuanya mengandung keindahan dan eksotika Persia,” ungkapnya. Selama ini, pengguna karpet dan sajadah Persia memang masih didominasi kalangan berduit. Sah saja karena banderol karpet ini terbilang mahal. Biasanya, karpet Persia besutan Al Malik biasa menghuni berbagai kerajaan, istana negara, hotel, apartemen hingga rumah pribadi.
Zafarullah memastikan, karpet dan sajadah motif nohla dari wol atau bulu domba dewasa sangat diburu, meski harganya 10 kali lipat dari harga karpet biasa. Ada pula karpet motif shisladan caharlayang terbuat dari bulu domba berusia tiga bulan saat dipintal. Anyaman benangnya memiliki kepadatan ikatan yang sangat detail mulai ratusan hingga ribuan ikatan pada pintalan karpetnya.
Semuanya diipintal dengan tangan. Bagaimana cara merawat karpet Persia? Untuk pemeliharaan dan perawatan karpet Persia ini juga memiliki cara khusus. Alangkah baiknya setiap tiga bulan dijemur atau diananginkan dalam posisi terbalik. Namun jangan langsung dijemur langsung sinar matahari. Proses penjemuran ini cukup tiga atau empat jam. “Untuk harga sajadah mulai dari Rp300.000 sampai Rp5 juta per helai.
Sementara untuk jenis karpet Persia juga biasa dijual oleh pelaku industri khusus yang terjamin keasliannya. Tak sedikit yang menyertakan lisensi atau sertifikat, serta pemeliharaan. Karpet persia bisa dijumpai mulai dari Rp400.000 hingga puluhan miliar,” tutupnya.
Dini budiman
Uniknya, sajadah, permadani serta karpet Persia selalu dikerjakan secara handmade alias dengan tangan. Tak heran, harga tertingginya terbilang sangat fantastis. Material sutra ini pun terasa nyaman di kening saat jadi alas bersujud. Apalagi jika menilik rancangan yang kaya nilai seni.
Baik gaya victorian, mediterania atau kultur Islam modern, selalu terlihat atraktif dengan dukungan karpet ini. Tak ayal, banyak kaum muslim yang rela mengeluarkan bujet lebih demi mendapatkan sajadah premium ini. Di akhir Ramadan tahun ini, Anda yang gandrung dengan kemolekan karpet Persia, bisa mendapatkan adopsi material ini pada ragam cantik sajadah berukuran besar. Pilihannya, terfokus pada material sutra nan halus atau bahan bulu domba yang ditenun sedemikian rupa.
Semua itu pun diselesaikan lewat kepiawaian tangan, tanpa bantuan mesin. Karpet sutra ala Persia, biasanya diproduksi secara rumahan di beberapa kawasan di Asia dan Timur Tengah. Sebut saja yang paling populer di Iran. Hampir di setiap provinsi disana, terdapat pembuatan karpet handmade. Namun di luar Iran, ada pula di Pakistan, India, Turki, Kashmir, China serta Afganistan.
“Orang-orang yang paham produk berkelas, pasti menjatuhkan pilihan pada sajadah berbahan Persia yang dikerjakan tanpa mesin. Tahun ini, gaung tren sajadah Persia awalnya ada pada jenis material bulu domba. Sekarang, pelanggan lebih menyukai bahan sutra. Alasannya, bahan ini lebih lembut dan warnanya terlihat elegan,” ujar pemilik Toko Karpet Al Malik Gatot Subroto, Muhammada Jaffarullah. Menurutnya, sajadah Persia pada umumnya terbuat dari bahan wol yang berasal dari bulu domba.
Domba yang digunakan biasanya domba muda yang belum genap berusia tiga bulan demi mendapatkan kualitas benang wol yang bagus. Sementara untuk sutra, pembuatannya lebih rumit, dan memiliki detail yang sangat tinggi. Untuk karpet Persia dari bahan wol, waktu pengerjannya paling cepat sebulan. Sedangkan sutra, paling cepat enam sampai 12 bulan. “Kelebihan dari bahan Persia memang tidak menimbulkan alergi ketika diduduki atau dijadikan alas kening. Hal ini karena bahan yang berkualitas tinggi, pewarna yang menggunakan ekstrak tumbuhan, tanpa sentuhan kimia,” imbuhnya. Sajadah Persia juga memiliki keragaman motif unik dan menarik.
Corak ini memiliki keunggulan dalam hal motif sulur, abstrak, serta geometris. Ada pula ekplorasi motif alam, tumbuhan dan hewan dari bumi Persia. Jelas Zafarullah, keunggulan itu bisa dilihat dari motif bokharu. Motif ini memiliki karakteristik geometris bulatan, persegi, dan segitiga. Kemudian motif jaldar berupa suluran bunga dan dedaunan khas Persia. Ada pula motif nohla, shisla, caharla, dan caucasian. Umumnya motif ini merupakan gambar hewan dan tumbuhan atau alam raya bergaya khas.
“Motif alam sering dipakai untuk gaya klasik dan modern. Sedangkan motif geometris biasanya dipakai gaya etnik dan kontemporer.Lalu ada motif kirman, kashan, trupman, bukaran, ispahandengan ciri khas geometrik yang semuanya mengandung keindahan dan eksotika Persia,” ungkapnya. Selama ini, pengguna karpet dan sajadah Persia memang masih didominasi kalangan berduit. Sah saja karena banderol karpet ini terbilang mahal. Biasanya, karpet Persia besutan Al Malik biasa menghuni berbagai kerajaan, istana negara, hotel, apartemen hingga rumah pribadi.
Zafarullah memastikan, karpet dan sajadah motif nohla dari wol atau bulu domba dewasa sangat diburu, meski harganya 10 kali lipat dari harga karpet biasa. Ada pula karpet motif shisladan caharlayang terbuat dari bulu domba berusia tiga bulan saat dipintal. Anyaman benangnya memiliki kepadatan ikatan yang sangat detail mulai ratusan hingga ribuan ikatan pada pintalan karpetnya.
Semuanya diipintal dengan tangan. Bagaimana cara merawat karpet Persia? Untuk pemeliharaan dan perawatan karpet Persia ini juga memiliki cara khusus. Alangkah baiknya setiap tiga bulan dijemur atau diananginkan dalam posisi terbalik. Namun jangan langsung dijemur langsung sinar matahari. Proses penjemuran ini cukup tiga atau empat jam. “Untuk harga sajadah mulai dari Rp300.000 sampai Rp5 juta per helai.
Sementara untuk jenis karpet Persia juga biasa dijual oleh pelaku industri khusus yang terjamin keasliannya. Tak sedikit yang menyertakan lisensi atau sertifikat, serta pemeliharaan. Karpet persia bisa dijumpai mulai dari Rp400.000 hingga puluhan miliar,” tutupnya.
Dini budiman
(ars)