Petasan Meledak, 1 Tewas,1 Luka Parah
A
A
A
KAJEN - Niat merayakan Lebaran dengan menyulut petasan berujung petaka. Kliwon, warga Dukuh Kendogo, Desa Bondansari RT 06/03, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan tewas mengenaskan setelah petasan yang sedang diraciknya tiba-tiba meledak.
Kliwon tewas seketika dengan kondisi luka bakar parah di sekujur tubuhnya. Ledakan petasan itu juga membuat engkel kaki kanan M Dandy, 10, keponakan korban hancur. Saat ini, Dandy menjalani perawatan intensif di RSUD Kraton. Kuatnya ledakan petasan tersebut juga mengakibatkan dapur rumah milik Kasmurah, adik Kliwon yang terbuat dari anyaman bambu luluh lantak.
Kakak Dandy, Imam, 30, mengaku tidak mengetahui persis kejadian tersebut. “Saya sedang di dalam rumah. Tibatiba dengar bunyi ledakan. Pas saya cek ke belakang rumah, kondisi pakdhe (Kliwon) dan adik saya sudah terkapar,” katanya, kemarin. Amad, 45, tetangga Kliwon, juga mengaku tidak mengetahui persis kejadian tersebut. “Saat itu, Kliwon sempat masih bernapas,” ucapnya.
Keluarga dan tetangga kemudian langsung mengevakuasi kedua korban ke RSUD Kraton. Ibunda Dandy, Kasmurah, 40, menuturkan, sekitar pukul 09.00 WIB, dia sedang mencincang pisang di rumah. “Tibatiba saya dengar suara ledakan kencang. Saya cek ke dapur, tapi dapur sudah acak-acakan. Saya cari anak saya tidak ada. Ternyata sudah terlempar ke kebun belakang sekitar empat meter,” kata adik kandung Kliwon di Ruang Mawar RSUD.
Kasmurah mengaku tidak mengetahui kalau anaknya mengikuti Kliwon yang sedang membuat petasan. “Seharusnya juga sekolah atau biasanya ke rumah temannya. Tidak tahu kok pas bisa bersama pamannya,” katanya. Dia membantah sang kakak kerap membuat petasan. Menurutnya, hal itu merupakan yang pertama kalinya. “Tidak pernah membuat petasan. Baru ini,” ucapnya.
Kades Bondansari, Wasud, mengaku kaget dengan kejadian tersebut. Sebab, selama ini tidak ada suara petasan di desanya. “Kaget ada kasus mercon ini. Sebab selama ini tidak ada suara mercon sama sekali di desa kami. Kalau untuk menyambut Lebaran, paling warga membeli secukupnya. Tidak pernah memproduksi sendiri,” ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Pekalongan AKP Berry mengatakan aat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus tersebut. “Sementara kami masih mengumpulkan sejumlah barang bukti. Besarnya petasan kami belum bisa pastikan. Sebab hanya tersisa serpihan kertas,” katanya.
Diungkapkan, dari keterangan sejumlah saksi dan pihak keluarga, petasan tersebut dibuat untuk kebutuhan sendiri dan untuk menyambut Lebaran. “Kami mengimbau agar masyarakat tidak membuat atau menyalakan petasan, sebab berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain,” paparnya.
Hingga kemarin, polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara. Kasus tersebut masih dalam penanganan Polres Pekalongan.
Rahayuda febrianto
Kliwon tewas seketika dengan kondisi luka bakar parah di sekujur tubuhnya. Ledakan petasan itu juga membuat engkel kaki kanan M Dandy, 10, keponakan korban hancur. Saat ini, Dandy menjalani perawatan intensif di RSUD Kraton. Kuatnya ledakan petasan tersebut juga mengakibatkan dapur rumah milik Kasmurah, adik Kliwon yang terbuat dari anyaman bambu luluh lantak.
Kakak Dandy, Imam, 30, mengaku tidak mengetahui persis kejadian tersebut. “Saya sedang di dalam rumah. Tibatiba dengar bunyi ledakan. Pas saya cek ke belakang rumah, kondisi pakdhe (Kliwon) dan adik saya sudah terkapar,” katanya, kemarin. Amad, 45, tetangga Kliwon, juga mengaku tidak mengetahui persis kejadian tersebut. “Saat itu, Kliwon sempat masih bernapas,” ucapnya.
Keluarga dan tetangga kemudian langsung mengevakuasi kedua korban ke RSUD Kraton. Ibunda Dandy, Kasmurah, 40, menuturkan, sekitar pukul 09.00 WIB, dia sedang mencincang pisang di rumah. “Tibatiba saya dengar suara ledakan kencang. Saya cek ke dapur, tapi dapur sudah acak-acakan. Saya cari anak saya tidak ada. Ternyata sudah terlempar ke kebun belakang sekitar empat meter,” kata adik kandung Kliwon di Ruang Mawar RSUD.
Kasmurah mengaku tidak mengetahui kalau anaknya mengikuti Kliwon yang sedang membuat petasan. “Seharusnya juga sekolah atau biasanya ke rumah temannya. Tidak tahu kok pas bisa bersama pamannya,” katanya. Dia membantah sang kakak kerap membuat petasan. Menurutnya, hal itu merupakan yang pertama kalinya. “Tidak pernah membuat petasan. Baru ini,” ucapnya.
Kades Bondansari, Wasud, mengaku kaget dengan kejadian tersebut. Sebab, selama ini tidak ada suara petasan di desanya. “Kaget ada kasus mercon ini. Sebab selama ini tidak ada suara mercon sama sekali di desa kami. Kalau untuk menyambut Lebaran, paling warga membeli secukupnya. Tidak pernah memproduksi sendiri,” ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Pekalongan AKP Berry mengatakan aat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus tersebut. “Sementara kami masih mengumpulkan sejumlah barang bukti. Besarnya petasan kami belum bisa pastikan. Sebab hanya tersisa serpihan kertas,” katanya.
Diungkapkan, dari keterangan sejumlah saksi dan pihak keluarga, petasan tersebut dibuat untuk kebutuhan sendiri dan untuk menyambut Lebaran. “Kami mengimbau agar masyarakat tidak membuat atau menyalakan petasan, sebab berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain,” paparnya.
Hingga kemarin, polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara. Kasus tersebut masih dalam penanganan Polres Pekalongan.
Rahayuda febrianto
(ftr)