Jenazah Korban Hercules Disambut Isak Tangis

Senin, 06 Juli 2015 - 10:39 WIB
Jenazah Korban Hercules Disambut Isak Tangis
Jenazah Korban Hercules Disambut Isak Tangis
A A A
GARUT - Seorang warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, menjadi korban tewas dalam musibah jatuhnya pesawat Hercules C-130 B di Medan, Selasa (30/6) lalu.

Dia adalah Halimah Sri Rosita, 36, warga Kampung Desa kolot RT01/03, Desa Su katani, Kecamatan Cilawu. Halimah merupakan salah satu penumpang sipil dalam peristiwa nahas yang dialami pesawat angkut militer tersebut. Jenazahnya tiba di Kampung Desa kolot sekira pukul 11.00 WIB. “Dari Jakarta itu be rang katnya tadi pagi. Yang ikut menjem put jenazah ke Jakarta adalah adik kandung almarhumah dan beberapa keluarga,” kata seorang kerabat Halimah, Ujang Supriatno, 57, kemarin.

Menurut Ujang, pihak keluar ga akan langsung memakamkan jenazah di Tempat Pema kaman Umum (TPU) Semah Bo jong di Kampung Desakolot, usai pengajian yang digelar di rumah selesai. “Tidak akan lama. Begitu se - lesai pengajian, jenazah akan dimakamkan oleh keluarga di TPU dekat sini. Liang lahatnya sud ah digali. Semua persiapan su dah dilakukan,” ujarnya.

Mengenai kabar Halimah men jadi korban tewas, keluarga ju - ga baru mengetahui beberapa hari se telah kecelakaan terjadi. Ujang me ngatakan, pada awal nya pihak ke luarga justru tidak ta hu bila H ali mah ikut menjadi kor ban dalam kecelakaan pe sa wat Hercules. Sepengetahuan mereka, Halimah hanya bekerja sebagai asis ten rumah tangga pada keluar ga anggota TNI AU di Jakarta.

“Keluarga tahu kejadian pe sawat Hercules itu jatuh dari te le visi. Tapi kami tidak tahu jika Ha limah berada di da lamnya (men jadi korban). Ba gai - ma na ceri ta dia bisa naik pe sa - wat Her cules di Medan juga kami tidak ta hu persis,” ucapnya. Tak lama kemudian, mereka me ngetahui informasi Halimah me ninggal setelah anggota TNI AU yang memekerjakannya, me ngabari mereka beberapa hari setelah kecelakaan. Ayah Halim ah, Komar Darajat, 55, dan anak pertama korban, langsung diberangkatkan ke Medan untuk keperluan identifikasi.

“Justru kami tahu setelah Kapten Revin dari TNI AU yang memekerjakannya mengabari. Ba pak almarhum dan anak pertamanya berangkat ke Medan untuk kepentingan iden ti fi ka - si. Prosesnya lama karena je nazah tidak lengkap atau hancur. La lu setelah teridentifikasi, adik almarhum menjemput jenazah ke Jakarta untuk dibawa ke Garut,” tuturnya. Menurutnya, Halimah pergi me ninggalkan rumah dan keluarga besarnya di Garut pada Ming gu (28/6), atau dua hari se be lum Hercules C-130 B jatuh di Medan.

“Sebelum dia (Halimah) pergi, ibunya sempat bertanya, kenapa bulan puasa ini pergi bekerja ke luar daerah. Lalu almarhumah menjawab dia harus pergi. Kasian anak-anak. Mau lebar an katanya,” ungkapnya. Ujang menambahkan, pekerjaan suaminya, Amas, 37, sebagai buruh serabutan, me maksa Halimah untuk membantu per ekonomian keluarga.

Beberapa tahun yang lalu, Halimah pernah bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi selama satu tahun.

Fani ferdiansyah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6965 seconds (0.1#10.140)