Listrik Padam 4 Jam, Tarawih Gelap Gulita
A
A
A
DELISERDANG - Janji PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk tidak memadamkan aliran listrik selama bulan puasa ternyata isapan jempol belaka.
Warga di Desa Sekip, Kecamatan Lubukpakam, pun kecewa dengan pelayanan dan janji PLN tersebut. Saat warga melaksanakan salat Tarawih berjamaah dan tadarus Alquran, tiba-tiba aliran listrik padam hingga berjam- jam. Bahkan, pemadaman listrik itu dilakukan tiga hari berturutturut.
“Kami sangat kecewa. Kenapa di saat kami sedang salat, listrik dipadamkan. PLN tidak becus, mana janjinya tidak ada pemadaman saat puasa. Harusnya hargailah kami yang sedang beribadah,” ujar Hendrik, 37, warga Desa Sekip, Kecamatan Lubukpakam, kemarin.
Menurutnya, pemadaman listrik di sekitar tempat tinggalnya terjadi dari mulai pukul 17.00-23.00 WIB. Warga terpaksa beribadah dalam kondisi gelap, dan hanya menggunakan penerangan seadanya. “Lebih kurang empat jam listrik padam. Bukan cuma salat Tarawih saja gelap, tapi warga yang sedang tadarusan juga jadi terganggu. Buka puasa pun kami jadi gelap-gelapan,” ujarnya.
Warga lainnya, Saidi, 23, juga mengaku pemadaman listrik ini dinilainya sudah keterlaluan. Apalagi, sebelumnya pihak PLN telah berjanji tidak akan melakukan pemadaman listrik selama bulan puasa. “Masak sampai padam empat jam lebih dimatikan dan malam hari pula. Berarti PLN telah berbuat ingkar terhadap masyarakat. Seharusnya ada pemberitahuan atau secara bergilir, tapi ini enggak semua, daerah kami saja,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala PT PLN Rayon Lubukpakam, Riki Yakob, mengatakan, sistem pembangkit listrik yang berada di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat sedang mengalami deflasi. Jadi, daya 300 MW untuk Deliserdang masih dalam perbaikan. “Memang secara bergulir dipadamkan, untuk industri malam kami padamkan, dan umumnya sebagian juga ada yang dipadamkan 2-3 jam,” ucapnya.
Pemadaman yang dilakukan secara bergilir ini, katanya, belum dapat dipastikan kapan dapat diselesaikan perbaikannya. “Itu belum bisa kami pastikan, menunggu dari sisi pembangkit. Jadi, kami upayakan secepatnya. Ada empat lokasi pembangkitnya. Di Belawan, Nagan Meraya Aceh, dan Labuhan Angin Sibolga, itu tidak ada masalah. Hanya di Pangkalan Susu yang bermasalah,” ucapnya.
Atas pemadaman listrik selama Ramadan ini, Riki memohon maaf kepada masyarakat dan mengimbau untuk kegiatan malam hari agar dapat menghemat energi.
M andi yusri
Warga di Desa Sekip, Kecamatan Lubukpakam, pun kecewa dengan pelayanan dan janji PLN tersebut. Saat warga melaksanakan salat Tarawih berjamaah dan tadarus Alquran, tiba-tiba aliran listrik padam hingga berjam- jam. Bahkan, pemadaman listrik itu dilakukan tiga hari berturutturut.
“Kami sangat kecewa. Kenapa di saat kami sedang salat, listrik dipadamkan. PLN tidak becus, mana janjinya tidak ada pemadaman saat puasa. Harusnya hargailah kami yang sedang beribadah,” ujar Hendrik, 37, warga Desa Sekip, Kecamatan Lubukpakam, kemarin.
Menurutnya, pemadaman listrik di sekitar tempat tinggalnya terjadi dari mulai pukul 17.00-23.00 WIB. Warga terpaksa beribadah dalam kondisi gelap, dan hanya menggunakan penerangan seadanya. “Lebih kurang empat jam listrik padam. Bukan cuma salat Tarawih saja gelap, tapi warga yang sedang tadarusan juga jadi terganggu. Buka puasa pun kami jadi gelap-gelapan,” ujarnya.
Warga lainnya, Saidi, 23, juga mengaku pemadaman listrik ini dinilainya sudah keterlaluan. Apalagi, sebelumnya pihak PLN telah berjanji tidak akan melakukan pemadaman listrik selama bulan puasa. “Masak sampai padam empat jam lebih dimatikan dan malam hari pula. Berarti PLN telah berbuat ingkar terhadap masyarakat. Seharusnya ada pemberitahuan atau secara bergilir, tapi ini enggak semua, daerah kami saja,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala PT PLN Rayon Lubukpakam, Riki Yakob, mengatakan, sistem pembangkit listrik yang berada di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat sedang mengalami deflasi. Jadi, daya 300 MW untuk Deliserdang masih dalam perbaikan. “Memang secara bergulir dipadamkan, untuk industri malam kami padamkan, dan umumnya sebagian juga ada yang dipadamkan 2-3 jam,” ucapnya.
Pemadaman yang dilakukan secara bergilir ini, katanya, belum dapat dipastikan kapan dapat diselesaikan perbaikannya. “Itu belum bisa kami pastikan, menunggu dari sisi pembangkit. Jadi, kami upayakan secepatnya. Ada empat lokasi pembangkitnya. Di Belawan, Nagan Meraya Aceh, dan Labuhan Angin Sibolga, itu tidak ada masalah. Hanya di Pangkalan Susu yang bermasalah,” ucapnya.
Atas pemadaman listrik selama Ramadan ini, Riki memohon maaf kepada masyarakat dan mengimbau untuk kegiatan malam hari agar dapat menghemat energi.
M andi yusri
(ftr)