Puluhan Ton Daging Busuk Disita

Sabtu, 04 Juli 2015 - 11:24 WIB
Puluhan Ton Daging Busuk Disita
Puluhan Ton Daging Busuk Disita
A A A
BANDUNG - Polsekta Sumur Bandung kemarin menyita kontainer yang memuat puluhan ton daging sapi busuk asal Cianjur, Cileungsi, dan Australia.

Kontainer berisi daging busuk itu diparkir di halaman pabrik es Saripetojo, Jalan Kebon Sirih, tak jauh dari Gedung Pakuan, rumah dinas Gu bernur Ja - bar Ahmad Her yawan Berdasarkan informasi yang dihimpun KORAN SINDO, pe - ne muan daging busuk ini ber - awal dari laporan masyarakat yang merasa terganggu dengan bau tak sedap.

Anggota Polsekta Sumur Bandung kemudian me lakukan penelusuran dan me ne mukan bau busuk tersebut berasal dari dalam kontainer yang disimpan di halaman pab rik es, Jalan Kebon Sirih. Saat dilakukan pengecekan dengan membuka kontainer warna putih ini, anggota me ne - mu kan puluhan daging sapi bu - suk yang telah berubah warna menjadi hijau.

“Temuan ini akan kami tindak lanjuti untuk men cari keterlibatan pihak lain. Kami akan terapkan UU kon su men dan UU Pangan jika me mang terjadi pelanggaran,” kata Kapolrestabes Bandung Kom - bes Pol Angesta Romano Yoyol saat memeriksa kontai ner berisi daging busuk ter se but.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Bandung Eli Wasliah me - nga takan, setelah dilakukan pe - ngujian kelembaban, dipasti - kan kontainer tersebut berisi daging sapi. Daging sapi dalam kontainer itu tak higienis dan tak layak dikonsumsi lantaran telah tercemar bakteri.

“Ter ce - mar nya itu bisa dilihat dari fisik, ph, tekstur, kekentalan, dan bau. Tapi untuk lebih jelasnya nan ti dari uji laboratorium,” kata Eli. Dia mengemukakan, suhu dalam kontainer itu pun tak sesuai standar batas minimum tempat penyimpanan daging beku.

Standarnya, suhu lemari pendingin untuk menyimpan daging beku itu mencapai minus 10-20 derajat celcius, namun suhu dalam kontainer ini hanya +18 derajat. “Sebetulnya daging-daging itu ada yang masih segar dan ada yang masih layak jual dan ko - sum si karena ada produk yang dibeli pada Mei 2015. Cuman cara penyimpanannya yang sa - lah,” ujar dia.

Petugas, tutur Eli, juga me - ne mukan daging tanpa label perusahaan pengirim. Sekitar 75%, daging yang tersimpan da - lam satu kontainer itu busuk dan tak berlebel. Diduga daging tan pa label ini lah yang me nye - babkan daging-daging lain yang masih layak untuk dikonsumsi tercemar bakteri.

“Daging-da - ging sapi yang masih bagus itu digabung dengan daging busuk dalam satu tempat. Seharusnya tidak disatukan dan yang busuk itu dibuang,” tutur Eli. “Dita - kutkan ada unsur ke se ngajaan, mencampur da ging busuk de - ngan yang segar,” tambah Eli.

Geledah Rumah Produksi Bakso

Polisi yang melakukan pe - ngembangan akhirnya menge - ta hui jika pemilik daging ter se - but adalah BS, 42, warga Tu - rangga dan KF, 48, warga Ta - man sari Kota Bandung. Selain itu, diketahui kedua pemilik da - ging itu ini memiliki usaha pe - ngo lahan daging sapi di kom - pleks pertokoan di Jalan Kebon Jati.

Mengetahui hal tersebut, Kapolsekta Sumur Bandung Kom pol Wadi Saabani dan Kepala Seksi Pengawasan Mutu Hasil Peternakan dan Per ikan - an Distan KP Kota Bandung drh Erma lalu mendatangi tempat pengolahan daging sapi milik BS di Jalan Kebon Jati terebut. Sejumlah petugas Polsekta Sumur Bandung melakukan pe - ngecekan dengan membuka satu per satu freezer yang ter - sim pan menjajar di tempat pe - ngolahan itu.

Tampak beberapa hasil olahan, seperti baso, den - deng, dan daging sapi beku te - lah dikemas. Dari be be rapa da - ging sapi yang telah mem beku itu terlihat daging warnanya meng hitam Petugas pun lalu melakukan pengecekan ke lantai dua. Di sana tampak dendeng dalam ukur an besar tersimpan me - num puk. Dendeng tersebut tak layak konsumsi lantaran telah berjamur.

“Dugaan sementara bakso-bakso tersebut meru pa - kan olahan dari daging busuk yang kami temukan tadi,” kata Wadi. Kapolsek mengemukakan, dari informasi dua pegawai di tempat pengolahan daging itu, me reka bisa memproduksi bak - so sebanyak 200 sampai 300 ki - lo gram per minggu. Sedangkan untuk makanan lain, seperti dendeng dan abon daging sapi diolah di Garut. “Daging-daging tersebut juga diketahui dijual ke sejumlah restoran dan kafe di Kota Bandung,” ujar Kapolsek.

Wadi menuturkan, berda - sar kan keterangan pemilik ru - mah produksi bakso itu, BS, da - ging busuk di dalam kontainer telah tersimpan sejak seminggu lalu. “Katanya busuk gara-gara pendingin mati satu ming - gu. Tapi tetap mereka mau jual,” tutur Wadi.

Sementara itu, pihak dinas Pertanian dan ketahanan Kota Bandung yang datang ke lokasi tempat produksi daging itu juga melakukan pegecekan dan me - ng ambil sejumlah sample da - ging dalam freezer tersebut un - tuk dilakukan uji laboratorium. Pasalnya dikhawatirkan daging tersebut tercemar bakteri yang membahayakan bagi manusia.

Kepala Seksi Pengawasan Mutu Hasil Peternakan dan Perikanan Distan KP Kota Ban - dung drh Erma mengatakan, pihaknya akan mencoba mela - ku kan penghitungan jumlah bakteri. “Secara keseluruhan jumlah bakteri itu tidak boleh dari 100.000 dari per gram. Kalau lebih dari itu, maka da ging tidak layak dikonsumsi,” kata Erma.

Menurut dia, ada beberapa jenis bakteri yang ada pada da - ging sapi. Di antaranya bakteri e coli, coli form, salmonela, dan bakteri lain. Namun tak semua bakteri itu dapat di konsumsi manusia. “Seperti bakteri sal - mo nela, itu tak boleh sama se - kali karena bisa meng aki bat kan gangguan pada perut,” jelas dia.

Secara kasat mata, ujar Erma, secara fisik, daging sehat dan layak dikonsumsi, bisa dilihat dari segi warna dan bau. “Belum berubah bau, war na, dan fisik. Kalau sudah lapuk, baunya beda, dan jadi biru, itu tidak boleh dikonsumsi,” tutur Erma. RG, 34, pekerja di rumah pro duksi bakso milik BS, meng - aku, biasanya memasarkan da - ging-daging busuk tersebut, ke pasar-pasar tradisional di kota Bandung.

“Saya tahu kondisi tidak layak konsumsi, pembeli pun tidak mengetahui. Saya bia sa jual di Pasar Ciroyom. Untuk ma salah harga saya, saya sa ma - kan harga dengan harga daging sapi di pasar tersebut,” kata RG.

Agie permadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5339 seconds (0.1#10.140)