PPDB Online Membingungkan

Jum'at, 03 Juli 2015 - 09:19 WIB
PPDB Online Membingungkan
PPDB Online Membingungkan
A A A
TEGAL - Kalangan DPRD Kota Tegal menilai pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online di SMP, SMA, dan SMK, berbelit-belit sehingga membingungkan orang tua maupun calon siswa.

Anggota Komisi IV Sisdiono Ahmad mengatakan, pelaksanaan PPDB online di SMK tidak efektif dan efisien karena pendaftar harus melalui tiga tahap pendaftaran. “Yang SMK justru di PPDB online le bih ribet daripada PPDB tahun lalu yang masih manual. Ada prapendaftaran dulu sebelum mendaftar melalui online dan verifikasi,” ujarnya, kemarin.

Khusus di SMK, para pendaftar selain mendaftar lewat online memang harus melakukan proses prapendaftaran dulu secara manual dengan mendatangi sekolah. Setelah itu, baru bisa mendaftar online dan kemudian memverifikasi berkas dengan mendatangi salah satu sekolah yang dipilih. Sementara di SMP dan SMA, pendaftar tidak perlu melakukan prapendaftaran.

Menurut Sisdiono, tahapan yang harus dilalui tersebut menyusahkan para orang tua calon siswa yang mendaftar di SMK karena waktu tiap tahapan ditentukan berbeda. Karena itu, pada pelaksanaan ta - hun depan Dinas Pendidikan perlu membuat sistem tersendiri untuk PPDB online di SMK. “Sistemnya mungkin tetap dibuat satu tapi ada bagian tersendiri untuk SMK agar tidak bertele-tele,” ujarnya.

Pada tiga hari pelaksanaan, jumlah pendaftar di sekolahsekolah dipastikan sudah me - lebihi kuota atau daya tampung yang tersedia. Pada hari kedua, jumlah pendaftar mencapai 2.733 siswa dari daya tampung 2.400 siswa. Kepala SMA N 3 Kota Tegal, Aziz Iqbal mengatakan, hingga hari kedua jumlah pendaftar mencapai 348 siswa. Padahal daya tampung yang tersedia 256 siswa. “Jumlah pendaftar sudah melebihi daya tampung yang ada di delapan kelas,” katanya.

Menurut dia, pelaksanaan PPDB online sangat membantu sekolah karena proses seleksi penerimaan siswa baru lebih terkoordinasi. Selain itu, pemenuhan siswa lebih merata di tiap sekolah. Salah satu orang tua calon siswa, Emy, 31, mengaku sempat kebingungan dengan sistem online yang diterapkan karena belum terbiasa.

“Karena belum terbiasa mendaftarkan sekolah anak saya melalui online, tapi kalau sudah mengerti juga lama kelamaan jadi paham,” kata warga Pa - gongan ini.

Farid firdaus
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6017 seconds (0.1#10.140)