Banyak PR Menanti Wali Kota Baru
A
A
A
MEDAN - Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, mengatakan, masih banyak program kerja yang belum bisa dituntaskan hingga pengujung masa jabatannya, terutama terkait pembangunan infrastruktur. Hal ini akan menjadi pekerjaan rumah (PR) wali kota baru untuk segera dituntaskan.
“Memang ada pekerjaan yang belum selesai dan itu sudah masuk di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Kami berharap pembangunan yang belum selesai itu dapat dituntaskan pada 2016 mendatang,” ujar Eldin saat Sidang Paripurna Istimewa DPRD Medan terkait HUT Kota Medan ke-425 di gedung DPRD, kemarin.
Eldin mengungkapkan, banyak rencana pembangunan yang sudah dicanangkan dalam rangka pembenahan Kota Medan secara berkesinambungan. Tetapi, program yang dicanangkan hingga kini belum bisa diwujudkan.
Beberapa program pembangunan infrastruktur yang hingga saat ini masih belum terealisasi, antara lain pembangunan under pass Titi Kuning, pembangunan fly over Djamin Ginting, dan pembangunan tanggul rob di Belawan. Pembangunan tanggul rob di Belawan akan dimulai 2016.
Sementara proyek fly over Kampung Lalang, tahun ini Pemko Medan akan membebaskan lahan, sehingga pembangunan sudah dapat dilaksanakan tahun depan. “Termasuk under pass Titi kuning, juga akan dibangun tahun depan. Tahun ini kami lakukan proses pembebasan lahannya,” ucap Eldin.
Pemko Medan juga sedang dalam tahapan perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan Jalan Lingkar Luar Bagian Utara (Helvetia), jalan alternatif Medan-Brastagi yang dimulai dari Pajak Melati, jalan lingkar luar bagian selatan yang dimulai dari Kayu Besar, serta pembangunan fly over Pondok kelapa dan Jalan Aksara.
“Dengan pembangunan jalan ini, Insya Allah kita nantinya mampu mewujudkan sistem jaringan jalan dan transportasi yang semakin terintegrasi, termasuk penyelesaian proyek Metropolitan Sanitation Management and Health Project (MSMHP) secara berkeseluruhan dalam tahun ini,” ucapnya.
Momentum Percepat Pembangunan
Dalam kesempatan itu, Eldin juga mengajak semua elemen masyarakat menjadikan HUT Kota Medan ke-425 sebagai momentum mempercepat dan memperluas pembangunan secara berkesinambungan, sehingga dapat mewujudkan Medan sebagai kota masa depan yang multikultural, berdaya saing, humanis, sejahtera dan religius.
Menurut Eldin, berbagai keberhasilan pembangunan yang diraih selama ini sepenuhnya untuk masyarakat Medan. Sebab, keberhasilan itu sesungguhnya keberhasilan seluruh masyarakat. Namun sebaliknya, jika ada kekurangan, harus diperbaiki dan dibangun bersama. “Apa yang telah dicapai dalam pembangunan kota saat ini bukanlah upaya individu, kelompok maupun golongan, melainkan hasil kerja kolektif dari seluruh lapisan masyarakat sesuai perannya masing-masing,” ucap Eldin.
Di hadapan anggota Dewan, Eldin memaparkan sejumlah program kerja yang ingin dicapai Kota Medan. Di bidang infrastruktur, tahun ini ditargetkan bisa mewujudkan kondisi jalan baik mencapai 95% dari ruas jalan yang ada, baik berstatus jalan kota, jalan provinsi maupun jalan negara. Kemudian, menargetkan pengurangan hingga 50% titik-titik genangan air yang masih terjadi di berbagai kawasan.
Pemko Medan saat ini juga sedang melaksanakan penataan prasarana lalu lintas, sehingga akan mendapatkan model penataan kawasan lalu lintas yang semakin aman, nyaman, dan optimal. Pemko Medan akan segera menetapkan Ranperda RDTR menjadi perda guna mewujudkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tata ruang yang lebih konsisten.
Di bidang sosial budaya, Eldin menuturkan, terus menambah ruang kelas baru di semua jenjang pendidikan guna menambah daya tampung sekolah negeri, termasuk rencana pembangunan sekolah baru, dimana pembebasan lahannya dilaksanakan tahun ini. Jadi, pembangunan konstruksinya bisa dimulai 2016.
“Di bidang kesehatan, tahun ini kami merencanakan pembebasan lahan pembangunan puskesmas baru. Dengan begitu kita bisa membangun konstruksinya tahun depan bersama-sama pembangunan rumah sakit Tipe C di kawasan Medan Labuhan dan pengembangan RSUD dr Pirngadi Medan,” paparnya.
Untuk bidang sosial keagamaan, Pemko Medan sedang mengerjakan masterplan dan DED pembangunan Medan Islamic Centre (MIC) di kawasan Medan Labuhan. Pembangunan konstruksi MIC ditargetkan sudah dimulai 2016, termasuk memberikan bantuan pengembangan sarana dan prasarana ibadah yang diperlukan sebagai salah satu perwujudan Medan sebagai kota religius.
Sementara di bidang ekonomi, Pemko Medan kini terus membangun iklim investasi yang semakin kondusif dengan terus memberikan berbagai kemudahan, fasilitas dan insentif, guna menarik penanam modal yang lebih besar untuk berinvestasi di Kota Medan.
“Di samping itu, kami juga terus membina dan melayani UMKM, agar ekonomi rakyat bisa tumbuh dan berkembang lebih baik pada masa mendatang, termasuk melakukan program revitalisasi pasar-pasar tradisional modern yang ada di berbagai kawasan,” paparnya.
Ketua DPRD Kota Medan, Henry Jhon Hutagalung, mengungkapkan, pencapaian Pemko Medan mendapatkan predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) selama empat tahun berturut-turut patut diapresiasi. Dia berharap pencapaian ini bisa dipertahankan, karena mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan.
Kesuksesan tersebut juga harus terlihat nyata dari indikator sosial ekonomi masyarakat, yakni membaiknya tingkat pendidikan, kesempatan kerja, dan pendapatan masyarakat Dia menyebutkan, jumlah penduduk Kota Medan pada 2014 tercatat 2.763.632 jiwa dengan produk domestik regional bruto mencapai rata-rata 61.71%.
Namun kenyataannya, jumlah angkatan kerja (pengangguran) relatif masih tinggi, mencapai 9,48%. “Ini menjadi tanggung jawab kami untuk segera menyelesaikannya dengan program-program yang dapat meningkatkan kesempatan kerja,” ujarnya.
Terpisah, pengamat pemerintahan dari Universitas Sumatera Utara, Agus Suryadi, mengatakan, wali kota harusnya tidak menilai keberhasilan sebuah kota hanya semata- mata dari segi kemajuan pembangunan fisik, melainkan dari segi kesejahteraan dan kenyamanan warga.
Bicara kesejahteraan warga, kata Agus, lebih kepada persoalan pelayanan aparatur, kenyamanan untuk tinggal dan berada di Kota Medan. “Ini yang selama ini belum kita lihat bisa diberikan pemko. Seperti jalanan tidak macet, pengurusan administrasi yang tidak sulit, tingkat kriminalitas rendah, dan masyarakat bisa berekreasi di taman-taman kota. Kalau kemajuan kota hanya dilihat dari pembangunan fisik tapi warganya tidak bahagia dan nyaman. Ini juga kegagalan,” ucapnya.
Apalagi, sejak tahun 50-an hingga saat ini, pembangunan di Kota Medan relatif stagnan. Ketimpangan pembangunan di inti kota dengan daerah pinggiran atau yang disebut kawasan Medan Utara, hingga kini masih lebar.
“Ketimpangan pembangunan ini merupakan masalah krusial di Medan yang hingga saat ini juga belum mampu dituntaskan,” kata Agus.
Lia anggia nasution/ Reza shahab
“Memang ada pekerjaan yang belum selesai dan itu sudah masuk di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Kami berharap pembangunan yang belum selesai itu dapat dituntaskan pada 2016 mendatang,” ujar Eldin saat Sidang Paripurna Istimewa DPRD Medan terkait HUT Kota Medan ke-425 di gedung DPRD, kemarin.
Eldin mengungkapkan, banyak rencana pembangunan yang sudah dicanangkan dalam rangka pembenahan Kota Medan secara berkesinambungan. Tetapi, program yang dicanangkan hingga kini belum bisa diwujudkan.
Beberapa program pembangunan infrastruktur yang hingga saat ini masih belum terealisasi, antara lain pembangunan under pass Titi Kuning, pembangunan fly over Djamin Ginting, dan pembangunan tanggul rob di Belawan. Pembangunan tanggul rob di Belawan akan dimulai 2016.
Sementara proyek fly over Kampung Lalang, tahun ini Pemko Medan akan membebaskan lahan, sehingga pembangunan sudah dapat dilaksanakan tahun depan. “Termasuk under pass Titi kuning, juga akan dibangun tahun depan. Tahun ini kami lakukan proses pembebasan lahannya,” ucap Eldin.
Pemko Medan juga sedang dalam tahapan perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan Jalan Lingkar Luar Bagian Utara (Helvetia), jalan alternatif Medan-Brastagi yang dimulai dari Pajak Melati, jalan lingkar luar bagian selatan yang dimulai dari Kayu Besar, serta pembangunan fly over Pondok kelapa dan Jalan Aksara.
“Dengan pembangunan jalan ini, Insya Allah kita nantinya mampu mewujudkan sistem jaringan jalan dan transportasi yang semakin terintegrasi, termasuk penyelesaian proyek Metropolitan Sanitation Management and Health Project (MSMHP) secara berkeseluruhan dalam tahun ini,” ucapnya.
Momentum Percepat Pembangunan
Dalam kesempatan itu, Eldin juga mengajak semua elemen masyarakat menjadikan HUT Kota Medan ke-425 sebagai momentum mempercepat dan memperluas pembangunan secara berkesinambungan, sehingga dapat mewujudkan Medan sebagai kota masa depan yang multikultural, berdaya saing, humanis, sejahtera dan religius.
Menurut Eldin, berbagai keberhasilan pembangunan yang diraih selama ini sepenuhnya untuk masyarakat Medan. Sebab, keberhasilan itu sesungguhnya keberhasilan seluruh masyarakat. Namun sebaliknya, jika ada kekurangan, harus diperbaiki dan dibangun bersama. “Apa yang telah dicapai dalam pembangunan kota saat ini bukanlah upaya individu, kelompok maupun golongan, melainkan hasil kerja kolektif dari seluruh lapisan masyarakat sesuai perannya masing-masing,” ucap Eldin.
Di hadapan anggota Dewan, Eldin memaparkan sejumlah program kerja yang ingin dicapai Kota Medan. Di bidang infrastruktur, tahun ini ditargetkan bisa mewujudkan kondisi jalan baik mencapai 95% dari ruas jalan yang ada, baik berstatus jalan kota, jalan provinsi maupun jalan negara. Kemudian, menargetkan pengurangan hingga 50% titik-titik genangan air yang masih terjadi di berbagai kawasan.
Pemko Medan saat ini juga sedang melaksanakan penataan prasarana lalu lintas, sehingga akan mendapatkan model penataan kawasan lalu lintas yang semakin aman, nyaman, dan optimal. Pemko Medan akan segera menetapkan Ranperda RDTR menjadi perda guna mewujudkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tata ruang yang lebih konsisten.
Di bidang sosial budaya, Eldin menuturkan, terus menambah ruang kelas baru di semua jenjang pendidikan guna menambah daya tampung sekolah negeri, termasuk rencana pembangunan sekolah baru, dimana pembebasan lahannya dilaksanakan tahun ini. Jadi, pembangunan konstruksinya bisa dimulai 2016.
“Di bidang kesehatan, tahun ini kami merencanakan pembebasan lahan pembangunan puskesmas baru. Dengan begitu kita bisa membangun konstruksinya tahun depan bersama-sama pembangunan rumah sakit Tipe C di kawasan Medan Labuhan dan pengembangan RSUD dr Pirngadi Medan,” paparnya.
Untuk bidang sosial keagamaan, Pemko Medan sedang mengerjakan masterplan dan DED pembangunan Medan Islamic Centre (MIC) di kawasan Medan Labuhan. Pembangunan konstruksi MIC ditargetkan sudah dimulai 2016, termasuk memberikan bantuan pengembangan sarana dan prasarana ibadah yang diperlukan sebagai salah satu perwujudan Medan sebagai kota religius.
Sementara di bidang ekonomi, Pemko Medan kini terus membangun iklim investasi yang semakin kondusif dengan terus memberikan berbagai kemudahan, fasilitas dan insentif, guna menarik penanam modal yang lebih besar untuk berinvestasi di Kota Medan.
“Di samping itu, kami juga terus membina dan melayani UMKM, agar ekonomi rakyat bisa tumbuh dan berkembang lebih baik pada masa mendatang, termasuk melakukan program revitalisasi pasar-pasar tradisional modern yang ada di berbagai kawasan,” paparnya.
Ketua DPRD Kota Medan, Henry Jhon Hutagalung, mengungkapkan, pencapaian Pemko Medan mendapatkan predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) selama empat tahun berturut-turut patut diapresiasi. Dia berharap pencapaian ini bisa dipertahankan, karena mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan.
Kesuksesan tersebut juga harus terlihat nyata dari indikator sosial ekonomi masyarakat, yakni membaiknya tingkat pendidikan, kesempatan kerja, dan pendapatan masyarakat Dia menyebutkan, jumlah penduduk Kota Medan pada 2014 tercatat 2.763.632 jiwa dengan produk domestik regional bruto mencapai rata-rata 61.71%.
Namun kenyataannya, jumlah angkatan kerja (pengangguran) relatif masih tinggi, mencapai 9,48%. “Ini menjadi tanggung jawab kami untuk segera menyelesaikannya dengan program-program yang dapat meningkatkan kesempatan kerja,” ujarnya.
Terpisah, pengamat pemerintahan dari Universitas Sumatera Utara, Agus Suryadi, mengatakan, wali kota harusnya tidak menilai keberhasilan sebuah kota hanya semata- mata dari segi kemajuan pembangunan fisik, melainkan dari segi kesejahteraan dan kenyamanan warga.
Bicara kesejahteraan warga, kata Agus, lebih kepada persoalan pelayanan aparatur, kenyamanan untuk tinggal dan berada di Kota Medan. “Ini yang selama ini belum kita lihat bisa diberikan pemko. Seperti jalanan tidak macet, pengurusan administrasi yang tidak sulit, tingkat kriminalitas rendah, dan masyarakat bisa berekreasi di taman-taman kota. Kalau kemajuan kota hanya dilihat dari pembangunan fisik tapi warganya tidak bahagia dan nyaman. Ini juga kegagalan,” ucapnya.
Apalagi, sejak tahun 50-an hingga saat ini, pembangunan di Kota Medan relatif stagnan. Ketimpangan pembangunan di inti kota dengan daerah pinggiran atau yang disebut kawasan Medan Utara, hingga kini masih lebar.
“Ketimpangan pembangunan ini merupakan masalah krusial di Medan yang hingga saat ini juga belum mampu dituntaskan,” kata Agus.
Lia anggia nasution/ Reza shahab
(ftr)