Hasto Kecewa Rekanan Proyek
A
A
A
KULONPROGO - Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengaku kecewa dengan rekanan yang melaksanakan proyek pelebaran jalan di ruas Jalan Sutijab Wates, antara terminal bus sampai dengan perempatan pasar.
Pohon perindang yang ditanam hanya asal-asalan dan tidak memperhatikan estetika keindahan kota. “Saya benarbenar kecewa, gemas, dan marah, melihat penanaman pohon yang tidak sesuai,” kata Hasto ketika melakukan pantauan penanaman pohon di utara terminal bus, kemarin. Menurut Hasto, sidak terpaksa dilakukan agar ada kesesuaian antara rencana penataan kota dengan kegiatan pendukung yang dilakukan oleh rekanan atau pihak ketiga. Pohon angsana yang ditanam rekanan terkesan asal-asalan.
Penanaman hanya dilakukan di dalam bus beton yang tidak ditanam. Jika pohon tumbuh besar, akan rawan roboh. Jika tidak, akarnya akan ke mana-mana dan pot akan langsung pecah mengganggu pembatas jalan. “Mestinya penanaman seperti ini juga menggunakan estetika dan logika,” ucapnya.
Atas permasalahan ini, Hasto memintakepada SKPD terkait, di antaranya Dinas Pekerjaan Umum dan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) untuk mengawasi betul penataan perkotaan dengan baik. Rekanan juga harus melaksanakan pekerjaan dengan segenap hati dan mengedepankan nurani. “Ini kan demi keindahan kota, kalau indah kan lebih sedap dipandang,” tutur Hasto.
Sementara itu Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Suharjoko mengatakan, penanaman pohon tersebut semestinya bisa ditangani dengan lebih baik. Salah satu caranya dengan menanam bus beton ke dalam tanah agar sejajar dengan ketinggian jalan. Sehingga nantinya akar pohon akan lebih menjalar ke bawah dan tidak merusak bangunan yang ada di atasnya.
Di samping itu juga akan memberikan nilai estetika yang lebih indah. “Pohon ini untuk peneduh, jadi harus kuat dan akarnya tertancap ke bawah,” kata Suharjoko.
Kuntadi
Pohon perindang yang ditanam hanya asal-asalan dan tidak memperhatikan estetika keindahan kota. “Saya benarbenar kecewa, gemas, dan marah, melihat penanaman pohon yang tidak sesuai,” kata Hasto ketika melakukan pantauan penanaman pohon di utara terminal bus, kemarin. Menurut Hasto, sidak terpaksa dilakukan agar ada kesesuaian antara rencana penataan kota dengan kegiatan pendukung yang dilakukan oleh rekanan atau pihak ketiga. Pohon angsana yang ditanam rekanan terkesan asal-asalan.
Penanaman hanya dilakukan di dalam bus beton yang tidak ditanam. Jika pohon tumbuh besar, akan rawan roboh. Jika tidak, akarnya akan ke mana-mana dan pot akan langsung pecah mengganggu pembatas jalan. “Mestinya penanaman seperti ini juga menggunakan estetika dan logika,” ucapnya.
Atas permasalahan ini, Hasto memintakepada SKPD terkait, di antaranya Dinas Pekerjaan Umum dan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) untuk mengawasi betul penataan perkotaan dengan baik. Rekanan juga harus melaksanakan pekerjaan dengan segenap hati dan mengedepankan nurani. “Ini kan demi keindahan kota, kalau indah kan lebih sedap dipandang,” tutur Hasto.
Sementara itu Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Suharjoko mengatakan, penanaman pohon tersebut semestinya bisa ditangani dengan lebih baik. Salah satu caranya dengan menanam bus beton ke dalam tanah agar sejajar dengan ketinggian jalan. Sehingga nantinya akar pohon akan lebih menjalar ke bawah dan tidak merusak bangunan yang ada di atasnya.
Di samping itu juga akan memberikan nilai estetika yang lebih indah. “Pohon ini untuk peneduh, jadi harus kuat dan akarnya tertancap ke bawah,” kata Suharjoko.
Kuntadi
(ars)