Jalan di Medan Belum Ramah Pengendara
A
A
A
MEDAN - Kenyamanan berkendara di Kota Medan masih sering dikeluhkan. Sebab, kondisi jalan di ibu kota provinsi Sumatera Utara ini masih banyak yang berlubang dan tidak rata serta bergelombang.
Kondisi jalan yang buruk ini bukan hanya ditemui di jalanjalan kecil atau gang. Kondisi serupa juga dijumpai di jalan protokol yang setiap hari ramai dilintasi kendaraan. Pantauan KORAN SINDO MEDAN, Jalan Juanda, Jamin Ginting, Jalan Yos Sudarso, Jalan T Amir Hamzah, Jalan Kapten Muslim, Jalan Gatot Subroto, Jalan Brigjen Katamso, Jalan AR Hakim, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Sutomo, Jalan HM Yamin, Jalan Thamrin, dan Jalan Halat, kondisinya tidak rata dan bergelombang.
Penyebabnya,badan jalan dipenuhi bekas pengerjaan penambalan yang tidak rata. Seorang warga yang tinggal di Medan Timur, Syaparuddin, 24, menilai perbaikan infrastruktur jalan di Medan kurang diperhatikan. Sejumlah jalan protokol masih banyak berlubang dan pengerjaan penambalan terkesan asal karena hasilnya tidak rata. Padahal kondisi tersebut sangat membahayakan pengguna jalan.
“Kalau jalan sudah mulus mungkin bukan Medan lagi namanya. Sebenarnya jalan tidak mulus bukan hanya di Medan tapi hampir seluruh jalan di Sumut. Berbeda dengan di Aceh, jalan sudah bagus. Kita merasa aneh kenapa bisa Medan selaku kota yang di gadang-gadangkan di tingkat nasional justru infrastruktur jalan tidak mulus,” kata pria berkacamata ini kepada KORANSINDO MEDAN, Jumat (26/6).
Syaparuddin menilai masih tinggi angka kecelakaan saat berlalu lintas, salah satu penyebabnya adalah kondisi jalan tidak mulus. “Kita saja kadangkadang kalau melintas terpaksa mengerem mendadak karena baru jalan, sudah ada yang bergelombang atau berlubang. Seperti ini kan berbahaya bagi pengendara yang melintas, bisa jadi kita kena tabrak,” katanya.
Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah melakukan perbaikan jalan guna memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengendara sehingga bisa menekan angka kecelakaan berlalu lintas. Selain jalan, menurut dia perbaikan drainase juga perlu dilakukan, sebab salah satu penyebab jalan rusak adalah drainase yang tidak berfungsi.
Ketika hujan deras menyebabkan air meluap ke badan jalan dan merusak aspal. Rahmat Pasaribu, 25, mengakui pernah mengalami kecelakaan lantaran jalan bergelombang akibat pengerjaan penambalan jalan yang tidak rata di Jalan Panglima Denai. Sangking kesalnya dengan peristiwa tersebut pria sarjana Hukum dari UMSU kini sempat berencana melakukan upaya hukum menutut pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kondisi yang dialaminya.
“Sekitar setahun lalu saya pernahjadikorbanjalananyangrusak dantidakrata. Kitaselakupengendara tentu tidak nyaman dengan kondisisepertiini. Saya hanyabisa berharap agar pemerintah bisa melakukan pembangunan jalan dengan baik,” katanya.
Irwan siregar
Kondisi jalan yang buruk ini bukan hanya ditemui di jalanjalan kecil atau gang. Kondisi serupa juga dijumpai di jalan protokol yang setiap hari ramai dilintasi kendaraan. Pantauan KORAN SINDO MEDAN, Jalan Juanda, Jamin Ginting, Jalan Yos Sudarso, Jalan T Amir Hamzah, Jalan Kapten Muslim, Jalan Gatot Subroto, Jalan Brigjen Katamso, Jalan AR Hakim, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Sutomo, Jalan HM Yamin, Jalan Thamrin, dan Jalan Halat, kondisinya tidak rata dan bergelombang.
Penyebabnya,badan jalan dipenuhi bekas pengerjaan penambalan yang tidak rata. Seorang warga yang tinggal di Medan Timur, Syaparuddin, 24, menilai perbaikan infrastruktur jalan di Medan kurang diperhatikan. Sejumlah jalan protokol masih banyak berlubang dan pengerjaan penambalan terkesan asal karena hasilnya tidak rata. Padahal kondisi tersebut sangat membahayakan pengguna jalan.
“Kalau jalan sudah mulus mungkin bukan Medan lagi namanya. Sebenarnya jalan tidak mulus bukan hanya di Medan tapi hampir seluruh jalan di Sumut. Berbeda dengan di Aceh, jalan sudah bagus. Kita merasa aneh kenapa bisa Medan selaku kota yang di gadang-gadangkan di tingkat nasional justru infrastruktur jalan tidak mulus,” kata pria berkacamata ini kepada KORANSINDO MEDAN, Jumat (26/6).
Syaparuddin menilai masih tinggi angka kecelakaan saat berlalu lintas, salah satu penyebabnya adalah kondisi jalan tidak mulus. “Kita saja kadangkadang kalau melintas terpaksa mengerem mendadak karena baru jalan, sudah ada yang bergelombang atau berlubang. Seperti ini kan berbahaya bagi pengendara yang melintas, bisa jadi kita kena tabrak,” katanya.
Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah melakukan perbaikan jalan guna memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengendara sehingga bisa menekan angka kecelakaan berlalu lintas. Selain jalan, menurut dia perbaikan drainase juga perlu dilakukan, sebab salah satu penyebab jalan rusak adalah drainase yang tidak berfungsi.
Ketika hujan deras menyebabkan air meluap ke badan jalan dan merusak aspal. Rahmat Pasaribu, 25, mengakui pernah mengalami kecelakaan lantaran jalan bergelombang akibat pengerjaan penambalan jalan yang tidak rata di Jalan Panglima Denai. Sangking kesalnya dengan peristiwa tersebut pria sarjana Hukum dari UMSU kini sempat berencana melakukan upaya hukum menutut pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kondisi yang dialaminya.
“Sekitar setahun lalu saya pernahjadikorbanjalananyangrusak dantidakrata. Kitaselakupengendara tentu tidak nyaman dengan kondisisepertiini. Saya hanyabisa berharap agar pemerintah bisa melakukan pembangunan jalan dengan baik,” katanya.
Irwan siregar
(ars)