BPOM DIY Temukan Dawet Mengandung Rhodamin B
BPOM DIY Temukan Dawet Mengandung Rhodamin B
A
A
A
KULONPROGO - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan kandungan zat pewarna berbahaya (rhodamin) pada minuman es cendol yang dijual pedagang di pasar tiban yang ada di Kompleks Masjid Kauman, Nanggulan.
Petugas langsung menyita minuman tersebut dan memberikan surat peringatan. Kandungan rhodamin ini ditemukan setelah petugas melakukan pengecekan terhadap makanan yang diperjualbelikan di sepanjang jalan menuju kompleks masjid. Petugas mengambil beberapa sampel yang warnanya cukup cerah dan melakukan uji lab. Dari 26 sampel yang diambil hanya ada satu jenis yang positif mengandung pewarna tekstil. “Ada satu yang positif mengandung rhodamin B jenis es dawet,” kata Staf Bidang Pemeriksaan Makanan dan Minuman BPOM DIY Erni Rusmawati, kemarin.
Petugas juga mengecek mi yang dijual para pedagang untuk mengantisipasi adanya boraks. Mi menjadi salah satu makanan khas yang dijual oleh warga. Namun tidak ada satu pun yang mengandung boraks. Sebagian besar mi dibuat langsung warga tanpa diberikan pengawet. “Sampel minya banyak, tetapi semuanya negatif,” ujarnya. Pedagang dawet, Sukarini mengaku, tidak tahu kalau es dawet yang dia jual itu mengandung pewarna. Sebelumnya dia membeli pewarna di salah satu warung yang ada di Pasar Janti. “Tadi hanya untuk pewarna saja, tidak tahu ada pewarna bahaya,” ujarnya.
Putri Alfa, seorang pengunjung mengaku senang adanya kedatangan petugas untuk menguji makanan.
Kuntadi
Petugas langsung menyita minuman tersebut dan memberikan surat peringatan. Kandungan rhodamin ini ditemukan setelah petugas melakukan pengecekan terhadap makanan yang diperjualbelikan di sepanjang jalan menuju kompleks masjid. Petugas mengambil beberapa sampel yang warnanya cukup cerah dan melakukan uji lab. Dari 26 sampel yang diambil hanya ada satu jenis yang positif mengandung pewarna tekstil. “Ada satu yang positif mengandung rhodamin B jenis es dawet,” kata Staf Bidang Pemeriksaan Makanan dan Minuman BPOM DIY Erni Rusmawati, kemarin.
Petugas juga mengecek mi yang dijual para pedagang untuk mengantisipasi adanya boraks. Mi menjadi salah satu makanan khas yang dijual oleh warga. Namun tidak ada satu pun yang mengandung boraks. Sebagian besar mi dibuat langsung warga tanpa diberikan pengawet. “Sampel minya banyak, tetapi semuanya negatif,” ujarnya. Pedagang dawet, Sukarini mengaku, tidak tahu kalau es dawet yang dia jual itu mengandung pewarna. Sebelumnya dia membeli pewarna di salah satu warung yang ada di Pasar Janti. “Tadi hanya untuk pewarna saja, tidak tahu ada pewarna bahaya,” ujarnya.
Putri Alfa, seorang pengunjung mengaku senang adanya kedatangan petugas untuk menguji makanan.
Kuntadi
(ars)
Explore More