Empat Pelajar SMK Ciptakan Robot Calung
A
A
A
Alat musik tradisional calung biasanya dimainkan oleh tangan terampil manusia. Tapi tidak demikian bagi siswa-siswi kreatif SMKN 2 Cimindi, Kota Cimahi.
Oleh mereka, alat musik ini dimainkan secara otomatis lewat penggabungan perangkat lunak dan perangkat keras yang diberi nama robot calung. Ide pembuatan robot calung yang menggabungkan alat musik tradisional dengan teknologi ini digagas oleh empat orang siswa. Salah seorang siswa pembuat robot calung Susi Asnawati menuturkan, robot ini dibuat oleh dua orang.
Namun untuk pembuatan remote control calung dilakukan dua siswa dari jurusan lain yaitu jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Susi mengaku, sejumlah kompetisi kejuaraan robot telah diraih oleh robot calung bersama teman-temannya. Salah satu kompetisi yang membanggakannya yakni, menjuarai kompetisi robot nasional 2015 di Itenas beberapa waktu lalu. Selain itu, robot tersebut juga pernah diikutsertakan dalam pameran di Karawang.
Dia sebenarnya ingin mengikut sertakan robot calung ini ke kejuaraan kompetisi robot tingkat Asia atau dunia. Namun, infromasi kompetisi untuk kategori alat kesenian sangat minim. Pun, dirinya bersama teman-temannya masih harus terus memperbaiki kekurangan-kekurangan robot calung tersebut. “Kalau ada kompetisinya, kami siap ikut juga. Tapi tentunya kami harus melakukan perbaikan dalam mengisi kekurangan-kekurangannya,” katanya saat mengikuti pameran HUT ke-14 Kota Cimahi di lapangan Krida, Kekurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi beberapa waktu lalu.
Menurut Susi, alasan pembuatan calung robot ini untuk melestarikan alat musik Sunda. Apalagi jarang sekali ada penggabungan alat seni sunda digabungkan dengan teknologi. “Alat musik calung kanalat musik asli Jawa Barat. Makanya sambil melestarikannya juga,” jelasnya. Disinggung kenapa memilih calung dibandingkan alat musik Sunda lainnya, menurur Susi, karena calung lebih mudah diaplikasikan ke teknologi, karena cara kerjanya memukul.
Namun ke depan, dia bersama teman-temannya mempunyai mimpi membuat robot untuk memainkan alat musik Sunda lainnya. “Kalau calung lebih mudah dari mekaniknya. Sedangkan alat musik lain seperti angklung, cukup sulit. Soalnya bunyinya lewat geseran,” ujarnya Susi menambahkan, bahanbahan yang digunakan untuk membuat robot calung ini sebagian berasal dari barang bekas kecuali bambu calung, hardwaredan microchipuntuk menyimpan memori lagu-lagu yang akan dimainkan robot calung tersebut.
“Semua dari barang bekas kecuali bambu calungnya, hardwaredan microchip-nya karena khusus untuk bambu kalau bikin sendiri takut nadanya ngaco,” pungkasnya.
Nur Azis
Kota Bandung
Oleh mereka, alat musik ini dimainkan secara otomatis lewat penggabungan perangkat lunak dan perangkat keras yang diberi nama robot calung. Ide pembuatan robot calung yang menggabungkan alat musik tradisional dengan teknologi ini digagas oleh empat orang siswa. Salah seorang siswa pembuat robot calung Susi Asnawati menuturkan, robot ini dibuat oleh dua orang.
Namun untuk pembuatan remote control calung dilakukan dua siswa dari jurusan lain yaitu jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Susi mengaku, sejumlah kompetisi kejuaraan robot telah diraih oleh robot calung bersama teman-temannya. Salah satu kompetisi yang membanggakannya yakni, menjuarai kompetisi robot nasional 2015 di Itenas beberapa waktu lalu. Selain itu, robot tersebut juga pernah diikutsertakan dalam pameran di Karawang.
Dia sebenarnya ingin mengikut sertakan robot calung ini ke kejuaraan kompetisi robot tingkat Asia atau dunia. Namun, infromasi kompetisi untuk kategori alat kesenian sangat minim. Pun, dirinya bersama teman-temannya masih harus terus memperbaiki kekurangan-kekurangan robot calung tersebut. “Kalau ada kompetisinya, kami siap ikut juga. Tapi tentunya kami harus melakukan perbaikan dalam mengisi kekurangan-kekurangannya,” katanya saat mengikuti pameran HUT ke-14 Kota Cimahi di lapangan Krida, Kekurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi beberapa waktu lalu.
Menurut Susi, alasan pembuatan calung robot ini untuk melestarikan alat musik Sunda. Apalagi jarang sekali ada penggabungan alat seni sunda digabungkan dengan teknologi. “Alat musik calung kanalat musik asli Jawa Barat. Makanya sambil melestarikannya juga,” jelasnya. Disinggung kenapa memilih calung dibandingkan alat musik Sunda lainnya, menurur Susi, karena calung lebih mudah diaplikasikan ke teknologi, karena cara kerjanya memukul.
Namun ke depan, dia bersama teman-temannya mempunyai mimpi membuat robot untuk memainkan alat musik Sunda lainnya. “Kalau calung lebih mudah dari mekaniknya. Sedangkan alat musik lain seperti angklung, cukup sulit. Soalnya bunyinya lewat geseran,” ujarnya Susi menambahkan, bahanbahan yang digunakan untuk membuat robot calung ini sebagian berasal dari barang bekas kecuali bambu calung, hardwaredan microchipuntuk menyimpan memori lagu-lagu yang akan dimainkan robot calung tersebut.
“Semua dari barang bekas kecuali bambu calungnya, hardwaredan microchip-nya karena khusus untuk bambu kalau bikin sendiri takut nadanya ngaco,” pungkasnya.
Nur Azis
Kota Bandung
(ars)