Kunjungan Wisata di Berastagi Menurun 60% Pasca Erupsi Sinabung

Rabu, 24 Juni 2015 - 22:32 WIB
Kunjungan Wisata di Berastagi Menurun 60% Pasca Erupsi Sinabung
Kunjungan Wisata di Berastagi Menurun 60% Pasca Erupsi Sinabung
A A A
KARO - Erupsi dan awan panas guguran Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo, secara berkelanjutan menjadikan Kota Wisata Berastagi, sekitarnya diselimuti debu vulkanik. Akibatnya, aktivitas kepariwisataan di kota berhawa sejuk ini pun menurun drastis. (Baca juga : 10 Kali Luncurkan Awan Panas, Warga Sinabung Hindari Zona Merah)

Pengamatan wartawan, Rabu (24/6/2015) walau aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat belum sepenuhnya lumpuh, kota kecil berjarak sekitar 15 kilometer (km) dari puncak kawah Sinabung ini terlihat lenggang.

Pemandangan tak biasa ini dipicu akibat gempuran material debu vulkanik yang secara berkesinambungan terus mendarat di atap rumah, jalan raya, serta lahan pertanian warga.

Menurut Kepala Disbudpar Karo, Dinasti Sitepu, sejak status Sinabung dinaikkan menjadi level IV (status Awas) pada 2 Juni 2015 lalu, telah terjadi penurunan tingkat kunjungan wisata 50 hingga 60% .

Hal itu katanya, berdasarkan pendataan yang dilakukan pada pos retribusi tiap tiap objek wisata seperti, Bukit Gundaling, Permandian air panas Lau Debuk – debuk, Raja Berneh, dan objek lainnya.

“Itu pun terlepas dari tingkat kunjungan pada bulan puasa seperti sekarang ini. Karena biasanya, walau bulan puasa, kunjungan turis juga lumayan tinggi,” terang Dinasti.

Menurunnya tingkat kunjungan secara drastis akibat erupsi Sinabung, kata dia, telah terjadi berulang kali sejak erupsi Gunung Api Sinabung pertama pada 28 Agustus 2010 lalu.

Dikatakan, hal tersebut akibat dari timbulnya kekhawatiran dan rasa enggan para wisatawan.

“Hal seperti ini sudah berulang kali terjadi. Disaat kegiatan pariwisata mulai bergairah kembali. Letusan Sinabung yang membawa material debu vulkanik ke Brastagi langsung menyebabkan calon wisatawan enggan berkunjung. Kita tidak tahu hal ini sampai kapan berlangsung. Namun yang pasti kita harapkan cepat berlalu, agar aktivitas perekonomian masyarakat yang bergantung dari sektor pariwisata tidak terancam,” timpalnya.

Diakui Sitepu, dinas yang dipimpinnya juga sudah menggagas agenda wisata vulkanologi, sebagai upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor Pariwisata ditengah bencana Gunung Api Sinabung yang berkepanjangan dan telah menurunkan perekonomian masyarakat dari berbagai sektor.

“Kita sudah pernah menggagas wisata vulkanologi. Namun karena saat ini sedang bulan puasa, dan material debu masih cukup tebal akibat erupsi. Kedepan kita akan melanjutkan hal itu lagi,” tegasnya.

Menurut salah seorang pelaku wisata, Libra Sembiring (29) ditemui di sekitar Pasar Buah Berastagi mengaku, mengalami tingkat pemasukan dari berjualan souvenir dan buah – buahan khas Kota Berastagi.

Diungkapkannya, saat material debu menghujani Berastagi, disaat itu juga penghasilannya sebagai pedagang menurun drastis.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5692 seconds (0.1#10.140)