Dokter Lambat Datang, Pasien RSUD Terlantar
A
A
A
KAYUAGUNG - Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) semakin hari semakin menurun.
Seperti yang terjadi pada Rabu (24/6/2015) di mana hingga pukul 10.00 WIB, sejumlah dokter yang bertugas di rumah sakit milik Pemerintah Daerah tersebut belum juga datang, sehingga membuat pasien yang ingin berobat menjadi terlantar.
Menurunnya pelayanan RSUD Kayuagung ini jelas mendapat keluhan dari masyarakat di Bumi Bende Seguguk, terutama bagi mereka yang ingin berobat.
Seperti dikatakan Ani, warga Desa Awal Terusan, Kecamatan Sirah Pulau Padang. Menurutnya, dia telah tiba di RSUD Kayuagung sejak pukul 07.00 WIB, dengan maksud memeriksakan penyakit yang dideritanya.
"Tujuan saya ingin ke Poli Kebidanan, untuk memeriksakan penyakit keputihan dan pembengkakan di rahim. Tapi sayangnya sampai jam 10.00 WIB dokter belum juga ada yang datang, sementara saya harus menahan rasa sakit yang luar biasa," ujarnya.
Bukan hanya itu, kata dia, dokter piket di UGD Kayuagung juga terkesan lepas tangan karena enggan memeriksanya.
"Jadi perawat di Poli Kebidanan menyarankan untuk periksa di UGD, tapi dokter piket disana malah menyuruh untuk tetap menunggu dokter kebidanan yang belum juga datang. Sekitar pukul 10.00 WIB lewat dokter di Poli Kebidanan baru tiba, sementara antrean pasien sudah banyak, ya terpaksa kita harus menunggu giliran," keluhnya.
Namun usai diperiksa pihak RSUD juga tidak bisa memberikan tindakan medis, sehingga dirinya langsung dirujuk untuk dirawat di Rumah Sakit di Palembang.
Pantauan di RSUD Kayuagung, bukan hanya dokter di bagian Poli Kebidanan yang datang kesiangan, dokter dan perawat di bagian Poli Penyakit Dalam juga melakukan hal serupa.
Ruang Poli Penyakit Dalam yang bersebelahan dengan loket pendaftaran juga tampak kosong melompong, belum ada satupun perawat atau dokter yang bisa ditemui.
Sementara sesuai peraturan yang ada di RSUD tersebut, setiap Poli harus buka setelah apel pagi yakni pukul 08.00 WIB dan dokter yang bertugas di setiap poli maksimal harus datang sebelum pukul 09.00 WIB.
Hal ini sebanding dengan tunjangan dokter spesialis antara Rp15 juta-Rp25 juta per bulannya.
Menanggapi keluhan menurunnya pelayanan rumah sakit dari masyarakat, Direktur RSUD Kayuagung, dr Dedi mengatakan bahwa, pihaknya tidak bermaksud menlantarkan pasien.
"Saat itu dokter ada, pasien saat itu memang banyak, sementara dokter yang ada saat itu sedang memberikan tindakan pasien yang sudah mendesak harus diberikan tindakan di rawat inap, sehingga agak terlambat," katanya singkat.
Anggota DPRD OKI dari Komisi IV Sholahuddin Djakfar menyayangkan jika masih ada keluhan dari masyarakat terkait pelayanan RSUD Kayuagung.
"Sebenarnya Direktur yang baru ini (dr Dedi) pernah berjanji akan memperbaiki kinerja seluruh jajaran RSUD, namun masih ada saja keluhan. Nanti coba kembali kita panggil untuk menjelaskan alasan keterlambatan dokter disana," timpalnya.
Seperti yang terjadi pada Rabu (24/6/2015) di mana hingga pukul 10.00 WIB, sejumlah dokter yang bertugas di rumah sakit milik Pemerintah Daerah tersebut belum juga datang, sehingga membuat pasien yang ingin berobat menjadi terlantar.
Menurunnya pelayanan RSUD Kayuagung ini jelas mendapat keluhan dari masyarakat di Bumi Bende Seguguk, terutama bagi mereka yang ingin berobat.
Seperti dikatakan Ani, warga Desa Awal Terusan, Kecamatan Sirah Pulau Padang. Menurutnya, dia telah tiba di RSUD Kayuagung sejak pukul 07.00 WIB, dengan maksud memeriksakan penyakit yang dideritanya.
"Tujuan saya ingin ke Poli Kebidanan, untuk memeriksakan penyakit keputihan dan pembengkakan di rahim. Tapi sayangnya sampai jam 10.00 WIB dokter belum juga ada yang datang, sementara saya harus menahan rasa sakit yang luar biasa," ujarnya.
Bukan hanya itu, kata dia, dokter piket di UGD Kayuagung juga terkesan lepas tangan karena enggan memeriksanya.
"Jadi perawat di Poli Kebidanan menyarankan untuk periksa di UGD, tapi dokter piket disana malah menyuruh untuk tetap menunggu dokter kebidanan yang belum juga datang. Sekitar pukul 10.00 WIB lewat dokter di Poli Kebidanan baru tiba, sementara antrean pasien sudah banyak, ya terpaksa kita harus menunggu giliran," keluhnya.
Namun usai diperiksa pihak RSUD juga tidak bisa memberikan tindakan medis, sehingga dirinya langsung dirujuk untuk dirawat di Rumah Sakit di Palembang.
Pantauan di RSUD Kayuagung, bukan hanya dokter di bagian Poli Kebidanan yang datang kesiangan, dokter dan perawat di bagian Poli Penyakit Dalam juga melakukan hal serupa.
Ruang Poli Penyakit Dalam yang bersebelahan dengan loket pendaftaran juga tampak kosong melompong, belum ada satupun perawat atau dokter yang bisa ditemui.
Sementara sesuai peraturan yang ada di RSUD tersebut, setiap Poli harus buka setelah apel pagi yakni pukul 08.00 WIB dan dokter yang bertugas di setiap poli maksimal harus datang sebelum pukul 09.00 WIB.
Hal ini sebanding dengan tunjangan dokter spesialis antara Rp15 juta-Rp25 juta per bulannya.
Menanggapi keluhan menurunnya pelayanan rumah sakit dari masyarakat, Direktur RSUD Kayuagung, dr Dedi mengatakan bahwa, pihaknya tidak bermaksud menlantarkan pasien.
"Saat itu dokter ada, pasien saat itu memang banyak, sementara dokter yang ada saat itu sedang memberikan tindakan pasien yang sudah mendesak harus diberikan tindakan di rawat inap, sehingga agak terlambat," katanya singkat.
Anggota DPRD OKI dari Komisi IV Sholahuddin Djakfar menyayangkan jika masih ada keluhan dari masyarakat terkait pelayanan RSUD Kayuagung.
"Sebenarnya Direktur yang baru ini (dr Dedi) pernah berjanji akan memperbaiki kinerja seluruh jajaran RSUD, namun masih ada saja keluhan. Nanti coba kembali kita panggil untuk menjelaskan alasan keterlambatan dokter disana," timpalnya.
(sms)