Rumah Terbakar, Kakek Gopis Tewas Terjebak

Rumah Terbakar, Kakek Gopis Tewas Terjebak
A
A
A
MEDAN - Dua rumah semi permanen ludes terbakar di Jalan Cangkir, dini hari kemarin. Akibat kebakaran itu, penghuni salah satu rumah yang sudah berusia 70 tahun, Gopis Pasaribu, meninggal lantaran tidak dapat menyelamatkan diri.
Gopis terjebak kobaran api dalam keadaan telungkup di dekat pintu belakang rumahnya. Dugaan sementara api berasal dari lilin yang menyala di rumah Gopis Pasaribu. “Ada korban jiwa satu orang. Dia terjebak dan tidak bisa menyelamatkan diri,” ujar Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsekta) Medan Baru, Kompol Rony Nicolas Sidabutar, kemarin.
Kompol Rony belum bisa memastikan penyebab kebakaran. Pihaknya masih menunggu hasil penyidikan petugas Labfor Polda Sumut. Sejauh ini polisi sudah memeriksa dua orang saksi dari salah satu rumah yang terbakar. Sementara seorang warga, Torang Panjaitan, menyebutkan, api berawal dari rumah Gopis Pasaribu. Dia menduga api bersumber dari lilin yang terpasang di rumah Gopis.
“Sebelum kebakaran, di rumah kakek itu terpasang lilin. Karena sudah tua, mana bisa memantau lilin itu. Keluarganya pun enggak ada. Setelah rumah kakek itu terbakar, barulah rumah sebelahnya ikut terbakar,” ujar Torang Panjaitan. Menurut dia, api dengan cepat membesar hingga menghanguskan dua rumah.
Ratusan warga bersama enam mobil pemadam kebakaran sempat kesulitan memadamkan api lantaran lokasi dua rumah berada di gang sempit yang buntu. Mobil pemadam hanya bisa sampai di depan gang. “Memang sulit memadamkan api karena berada di gang sempit. Jadi, mobil enggak bisa masuk.
Kami juga sulit menemukan sumber air,” ujar Dimpos Hutabarat, 39, salah seorang warga yang rumahnya ludes terbakar. Api baru berhasil dipadamkan setelah tiga jam. Tapi petugas pemadam kebakaran baru bisa benar-benar memadamkan bara api sekitar pukul 06.00 WIB. “Pukul 03.00 WIB, api sudah padam, tapi petugas pemadam membersihkan bara-bara api hingga pukul 06.00 WIB.
Setelah betul-betul padam, baru mobil pemadam itu pulang,” ujarnya. Di sisi lain, seorang pemilik rumah yang akrab disapa Tulang, tidak henti-hentinya menangis melihat rumahnya rata dengan tanah. Beberapa keluarga mencoba menenangkannya, tapi air matanya tetap tidak dapat terbendung. Di sapa wartawan, Tulang masih belum dapat menceritakan peristiwa kebakaran yang terjadi malam itu.
Sesekali dia memandang rumahnya yang telah hangus sembari menyampaikan beberapa celoteh. “Rumahku sudah hilang, Tuhan, aku ikhlas karena keadaan ini. Aku lepas semua, mau makan aku tak selera lagi, pikiranku kacau,” ujarnya sembari duduk tidak jauh dari rumahnya.
Dia mengaku kini tidak punya harta benda lagi karena sudah ludes terbakar. Bahkan, seluruh pakaian yang berada di lemari sudah ludes. “Bajuku dua lemari sudah ludes terbakar. Cuma ini yang ada (baju yang dipakai), yang lain tak ada lagi,” ujarnya.
Dody ferdiansyah
Gopis terjebak kobaran api dalam keadaan telungkup di dekat pintu belakang rumahnya. Dugaan sementara api berasal dari lilin yang menyala di rumah Gopis Pasaribu. “Ada korban jiwa satu orang. Dia terjebak dan tidak bisa menyelamatkan diri,” ujar Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsekta) Medan Baru, Kompol Rony Nicolas Sidabutar, kemarin.
Kompol Rony belum bisa memastikan penyebab kebakaran. Pihaknya masih menunggu hasil penyidikan petugas Labfor Polda Sumut. Sejauh ini polisi sudah memeriksa dua orang saksi dari salah satu rumah yang terbakar. Sementara seorang warga, Torang Panjaitan, menyebutkan, api berawal dari rumah Gopis Pasaribu. Dia menduga api bersumber dari lilin yang terpasang di rumah Gopis.
“Sebelum kebakaran, di rumah kakek itu terpasang lilin. Karena sudah tua, mana bisa memantau lilin itu. Keluarganya pun enggak ada. Setelah rumah kakek itu terbakar, barulah rumah sebelahnya ikut terbakar,” ujar Torang Panjaitan. Menurut dia, api dengan cepat membesar hingga menghanguskan dua rumah.
Ratusan warga bersama enam mobil pemadam kebakaran sempat kesulitan memadamkan api lantaran lokasi dua rumah berada di gang sempit yang buntu. Mobil pemadam hanya bisa sampai di depan gang. “Memang sulit memadamkan api karena berada di gang sempit. Jadi, mobil enggak bisa masuk.
Kami juga sulit menemukan sumber air,” ujar Dimpos Hutabarat, 39, salah seorang warga yang rumahnya ludes terbakar. Api baru berhasil dipadamkan setelah tiga jam. Tapi petugas pemadam kebakaran baru bisa benar-benar memadamkan bara api sekitar pukul 06.00 WIB. “Pukul 03.00 WIB, api sudah padam, tapi petugas pemadam membersihkan bara-bara api hingga pukul 06.00 WIB.
Setelah betul-betul padam, baru mobil pemadam itu pulang,” ujarnya. Di sisi lain, seorang pemilik rumah yang akrab disapa Tulang, tidak henti-hentinya menangis melihat rumahnya rata dengan tanah. Beberapa keluarga mencoba menenangkannya, tapi air matanya tetap tidak dapat terbendung. Di sapa wartawan, Tulang masih belum dapat menceritakan peristiwa kebakaran yang terjadi malam itu.
Sesekali dia memandang rumahnya yang telah hangus sembari menyampaikan beberapa celoteh. “Rumahku sudah hilang, Tuhan, aku ikhlas karena keadaan ini. Aku lepas semua, mau makan aku tak selera lagi, pikiranku kacau,” ujarnya sembari duduk tidak jauh dari rumahnya.
Dia mengaku kini tidak punya harta benda lagi karena sudah ludes terbakar. Bahkan, seluruh pakaian yang berada di lemari sudah ludes. “Bajuku dua lemari sudah ludes terbakar. Cuma ini yang ada (baju yang dipakai), yang lain tak ada lagi,” ujarnya.
Dody ferdiansyah
(bbg)