Dewan Minta Pemerintah Jamin Stabilitas Harga Barang Pokok
A
A
A
KUDUS - Kalangan DPRD Jawa Tengah meminta pemerintah lebih dini melakukan langkahlangkah stabilitas harga barang kebutuhan pokok saat Ramadan dan jelang Lebaran.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng, RM Yudhi Sancoyo mengatakan stabilitas harga beras harus menjadi perhatian serius Pemprov Jateng. “Mayoritas penduduk terlebih Jateng sangat bergantung dengan beras. Makanya, upaya agar harga beras stabil penting dilakukan,” ucapnya kemarin. Kemarin para anggota Dewan memantau harga barang pokok di Pasar Kliwon Kudus.
Pemantauan ini akan terus dilakukan kepada delapan daerah mulai dari kawasan Jateng selatan, barat, tengah, hingga kawasan pantura timur. Menurut Yudhi, pantauan ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan bersama pemerintah di level provinsi hingga pusat. Berdasar hasil pantauan dari delapan pasar tradisional se-Jateng, harga beras di Kabupaten Kudus merupakan yang tertinggi. Harga beras medium di beberapa pasar tradisional lainnya hanya Rp8.500 per kilogram. sedangkan harga di Kabupaten Kudus mencapai Rp9.000 per kilogram.
Tingginya harga ini diduga disebabkan oleh permainan tengkulak besar dari Jakarta dan Jawa Barat untuk menguasai gabah kering dari petani. Akibatnya stok di daerah berkurang dan harga di daerah ikut tinggi. Menurut Yudhi, saat stok menipis dan harga terus melambung, maka para tengkulak besar yang menentukan harga di pasaran. Kondisi ini membuat masyarakat kelimpungan karena beras merupakan kebutuhan pokok yang mau tak mau harus dipenuhi tiap hati.
“Jangankan masyarakat umum, petani saja bingung kalau harga naik. Sekarang ini petani juga konsumen karena gabah atau beras tak lagi ada di rumah mereka seiring aksi borong tengkulak,” ujar mantan Bupati Blora ini. KomisiBDPRD ProvinsiJawa Tengah juga akan menyusun masukan- masukan untuk menentukan kebijakan dalam mengatasi masalah ini. Selain beras, harga kebutuhan pokok lainnya yang saat ini meningkat adalah gula yang semula Rp9.000 menjadiRp12.500perkilogram, cabai yang semula Rp6.000 menjadi Rp20.000 per kilogram, serta beberapa sayuran seperti tomat, kentang, dan wortel.
Salah seorang pedagang di Pasar Kliwon, Hartatik mengatakan harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan sejak menjelang puasa beberapa waktu lalu. Kenaikan ini berlangsung secara bertahap dan mulai dirasakan masyarakat ketika harganya sudah terlampau tinggi.
“Harga cabai merah yang semula Rp6.000 menjadi Rp8.000, lalu Rp10.000, hingga sekarang ini Rp20.000 per kilogram. Padahal kalau sudah naik susahnya juga turun. Kalau sudah seperti susah. Konsumen enggan beli akhirnya kita sendiri yang bingung,'' ucapnya.
Muhammad oliez
Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng, RM Yudhi Sancoyo mengatakan stabilitas harga beras harus menjadi perhatian serius Pemprov Jateng. “Mayoritas penduduk terlebih Jateng sangat bergantung dengan beras. Makanya, upaya agar harga beras stabil penting dilakukan,” ucapnya kemarin. Kemarin para anggota Dewan memantau harga barang pokok di Pasar Kliwon Kudus.
Pemantauan ini akan terus dilakukan kepada delapan daerah mulai dari kawasan Jateng selatan, barat, tengah, hingga kawasan pantura timur. Menurut Yudhi, pantauan ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan bersama pemerintah di level provinsi hingga pusat. Berdasar hasil pantauan dari delapan pasar tradisional se-Jateng, harga beras di Kabupaten Kudus merupakan yang tertinggi. Harga beras medium di beberapa pasar tradisional lainnya hanya Rp8.500 per kilogram. sedangkan harga di Kabupaten Kudus mencapai Rp9.000 per kilogram.
Tingginya harga ini diduga disebabkan oleh permainan tengkulak besar dari Jakarta dan Jawa Barat untuk menguasai gabah kering dari petani. Akibatnya stok di daerah berkurang dan harga di daerah ikut tinggi. Menurut Yudhi, saat stok menipis dan harga terus melambung, maka para tengkulak besar yang menentukan harga di pasaran. Kondisi ini membuat masyarakat kelimpungan karena beras merupakan kebutuhan pokok yang mau tak mau harus dipenuhi tiap hati.
“Jangankan masyarakat umum, petani saja bingung kalau harga naik. Sekarang ini petani juga konsumen karena gabah atau beras tak lagi ada di rumah mereka seiring aksi borong tengkulak,” ujar mantan Bupati Blora ini. KomisiBDPRD ProvinsiJawa Tengah juga akan menyusun masukan- masukan untuk menentukan kebijakan dalam mengatasi masalah ini. Selain beras, harga kebutuhan pokok lainnya yang saat ini meningkat adalah gula yang semula Rp9.000 menjadiRp12.500perkilogram, cabai yang semula Rp6.000 menjadi Rp20.000 per kilogram, serta beberapa sayuran seperti tomat, kentang, dan wortel.
Salah seorang pedagang di Pasar Kliwon, Hartatik mengatakan harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan sejak menjelang puasa beberapa waktu lalu. Kenaikan ini berlangsung secara bertahap dan mulai dirasakan masyarakat ketika harganya sudah terlampau tinggi.
“Harga cabai merah yang semula Rp6.000 menjadi Rp8.000, lalu Rp10.000, hingga sekarang ini Rp20.000 per kilogram. Padahal kalau sudah naik susahnya juga turun. Kalau sudah seperti susah. Konsumen enggan beli akhirnya kita sendiri yang bingung,'' ucapnya.
Muhammad oliez
(ars)