Jalanan Semrawut dan Macet Luar Biasa

Selasa, 23 Juni 2015 - 09:13 WIB
Jalanan Semrawut dan Macet Luar Biasa
Jalanan Semrawut dan Macet Luar Biasa
A A A
MEDAN - Kondisi jalanan di Kota Medan dalam beberapa hari terakhir semakin semrawut dan terjadi kemacetan luar biasa. Kondisi ini tidak hanya terjadi di inti kota, tapi hingga pinggiran Kota Medan.

Kemacetan parah ini diprediksi bakal berlangsung selama bulan puasa. Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN kemarin, kemacetan lalu lintas hampir merata dari mulai inti kota, jalan-jalan protokol, hingga pinggirankota, akibatramainya pedagang musiman yang menggelar dagangan di pinggir jalan.

Jika selama ini kemacetan dialami warga Medan pada sore hari sekitar pukul 17.00-18.30 WIB, saat ini kemacetan sudah dirasakan mulai pukul 15.00 -18.30 WIB atau bertambah lama dua jam. Fini, warga Medan Johor, menilai kemacetan di Kota Medan sejak beberapa hari terakhir sudah sangat luar biasa.

Jika ke inti kota, macet sudah terjadi sejak pukul 15.00 WIB. “Saat orang pulang kantor, sampai ke pinggiran kota pun macet, tak bisa dihindari karena banyaknya pedagang yang menjual menu berbuka puasa di pinggir jalan, bahkan sampai ke badan jalan,” ujar Fini, kemarin. Menurut Fini, Dinas Perhubungan harusnya mengantisipasi kemacetan ini karena setiap tahun situasinya hampir sama.

Tapi malah di beberapa kawasan, meskipun macet tidak terlihat sama sekali petugas yang mengatur arus lalu lintas. “Pengemudi menjadi sesuka hati dan arus lalu lintas pun tambah semrawut,” ucapnya. Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Medan, Renward Parapat, mengakui, saat ini kemacetan di Kota Medan memang sudah sangat luar biasa.

Waktu kemacetan sudah bergeser dimulai sejak pukul 15.00 WIB. “Pada jam-jam itu orang pulang kantor, di situ juga masyarakat keluar rumah untuk mencari menu berbuka puasa. Lalu, banyak anak-anak remaja yang ngabuburit, semua bergabung di waktu yang sama sehingga mengakibatkan traffic lalu lintas padat,” ungkap Renward. Renward mengatakan, hingga kini belum ada solusi tepat untuk mengantisipasi kemacetan selama Ramadan.

Tapi pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian serta menempatkan personel Dishub di beberapa kawasan titik kemacetan. “Saya sudah menginstruksikan anggota agar bergeser dari titik jalan protokol ke beberapa kawasan kemacetan, seperti di Jalan HM Yamin, di kawasan USU, Jalan Kapten Muslim, kawasan Glugur, Jalan Karya, Simpang Mandala, Sukaramai, dan juga Simpang Limun,” kata Renward.

Selama bulan puasa, kata dia, petugas Dishub yang mengamankan arus lalu lintas masih tetap rutin bertugas seperti biasa. Akan tetapi, persoalan muncul ketika pedagang takjil banyak yang berjualan hingga ke badan jalan. “Makanya harapan kami agar penjual menu berbuka puasa jangan sampai menjual hingga ke tengah jalan, karena orang membeli juga akan parkir kendaraan lagi.

Saya juga sudah sampaikan kondisi ini kepada kasatpol PP agar sama-sama dipantau, terutama kawasan yang menjual menu berbuka puasa hingga di kiri dan kanan badan jalan,” ucapnya. Terpisah, pengamat transportasi dari Universitas Panca Budi Medan, Bhakti Alamsyah, mengatakan, kemacetan arus lalu lintas memang sulit dihindari selama Ramadan. Hal itu akibat banyak pedagang yang menjual menu berbuka puasa di pinggir jalan.

“Harusnya Pemko Medan melakukan penataan sehingga tidak macet,” papar Bhakti. Bhakti mengatakan, salah satu upaya antisipasi yang bisa dilakukan Pemko Medan adalah membuat pasar kaget di beberapa kawasan, bekerja sama dengan pemilik lahan yang kosong. Jadi, pedagang tidak berjualan di trotoar, dan kendaraan yang parkir tidak sampai ke badan jalan.

Seperti di kawasan USU, Pemko Medan bisa bekerja sama dengan USU agar pedagang dapat berjualan di dalam kampus. “Kalau saya perhatikan di dekat kawasan saya tinggal, titik kemacetan setiap tahunnya itu di kawasan USU, Setia Budi, dan Ring Road. Jadi, Pemko Medan harusnya sudah dapat mengantisipasinya,” ucapnya.

Selama ini, dia melihat tidak ada upaya Pemko Medan untuk menata pedagang musiman. Padahal, di daerah lain seperti Jakarta, mampu membuat Pasar Subuh yang dibuka mulai pukul 02.00 WIB kemudian tutup di pagi hari dan kembali dibuka di sore hari.

“Kalau pedagang musiman ini tidak ditata, kondisi kemacetan arus lalu lintas akan dialami warga dua kali lipat dari hari biasanya. Ini yang sangat kami sayangkan. Padahal, Pemko memiliki kekuatan untuk membuat kebijakan,” ucap Bhakti.

Lia anggia nasution
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5416 seconds (0.1#10.140)