Tangkap Penculik Warga Kami
A
A
A
MUARAENIM - Kades Kepur Kecamatan Muaraenim Sumardi meminta, Polres segera mengusut dugaan penculikan oleh sejumlah oknum terhadap salah seorang warganya, Sabtu (20/6) lalu.
Karena menurutnya, Hamidi, 18, warganya yang diculik tersebut mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan di dalam mobil para pelaku. Korban menurutnya, dipaksa untuk mengaku jika sebagai pe laku yang sering melakukan aksi pelemparan truk batu bara yang melintasi kawasan Desa Kepur selama ini.
“Warga kami tersebut tidak bersalah sama sekali, apalagi jika dikatakan melakukan check point segala macam itu, karena di desa kami tidak ada namanya check point itu, jadi kami minta, tangkap penculik warga kami,” ujarnya di hadapan jajaran Mus pida Pemkab Muaraenim kemarin. Apalagi menurutnya, para pelaku yang melakukan pencu - li kan mengatasnamakan pihak kepolisian.
Jelas menurutnya, itu menimbulkan keresahan. Mengingat belum lama ini warga desa tersebut melakukan aksi penyetopan angkutan batu bara, karena ada warga yang menjadi korban lakalantas. “Kami minta segera di ungkap dan diusut tuntas, karena jelas kejadian tersebut me nimbulkan keresahan, apalagi korban yang merupakan warga kami sampai dianiaya bahkan samp ai ditelanjangi,” ujarnya. Selama para pelaku belum tertangkap, maka kasus tersebut belum menjadi jelas, baik siapa pelaku dan dalang di belakangnya, termasuk modus mereka melakukan tindakan tersebut. Yang pasti menurutnya, selama para pelaku be lum tertangkap jelasbelumadaketenangan.
“Kepada bapak Kapolres, kami siap berkoordinasi untuk mengungkap siapa pelaku di balik semua ini,” tandasnya. Kapolres Muaraenim AKBP Nuryanto membenarkan adanya kejadian yang menimpa warga Desa Kepur tersebut. Kor ban menurutnya, diculik sejumlah oknum pelaku saat berada di jalan di desa tersebut dengan mengatasnamakan pihak kepolisian. Hanya saja, dirinya sudah mengecek seluruh anggo tanya dan tidak benar jika pelaku dari pihak kepolisian.
“Memang benar, korban dianiaya, bahkan ditelanjangi dan disundut dengan rokok saat di dalam mobil pelaku. Korban diambil di Desa Kepur Muara enim dan diturunkan para pe laku di Desa Kebur K ecama tan Merapi, Kabupaten Lahat,” ujarnya. Hanya saja menurutnya, yang harus diwaspadai saat ini adalah tindakan dan upaya provokasi dan aksi pecah belah yang dilakukan oknum atau pi hak tertentu. Mengingat per soa lan yang berkaitan dengan angkutan batubara saat inise dangpanas.
“Kami berjanji akan mengungkap halitu, tapijangansampai terpancing segala ma cam isu dan upayapecahbelahdari pihak-pihak tertentu,” tan dasnya. Sementara itu, Perwakilan Asosiasi Angkutan Batubara Kabupaten Lahat (AABKL) Suhardi alias Bodong dalam kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya mendukung tidak adanya lagi check point di sepanjang ruas jalan Mua raenim-Palembang.
Selain itu, pihaknya juga akan menghentikan dana kompensasi ke desadesa yang dilewati oleh ang ku tan batubara selama ini. Karena dana tersebut nanti akan dis e rah kan melalui Pemkab Muara enim sebagai bentuk Coor po rate Social Responsibility(CSR). “Nanti dana kompensasi akan kita serahkan melalui Pem kab, biar nanti Pemkab yang mengatur dan tidak lagi diserahkan langsung kepada desa,”jelasnya.
Bupati Muaraenim Muzakir Sai Sohar mengatakan, kades dan unsur pemerintah desa yang dilintasi truk angkutan batubara termasuk camat harus menyepakati komitmen bersama tersebut. Jangan sampai menurutnya malah sebaliknya dengan menjadi beking segala bentuk pungutan liar terhadap truk batubara.
“Pihak asosiasi angkutan juga harus mematuhi aturan yang sudah dibuat, jangan sam - pai melakukan pelanggaran yang bisa menjadi pemicu kekisruhan,”tandasnya.
Irhamudin sp
Karena menurutnya, Hamidi, 18, warganya yang diculik tersebut mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan di dalam mobil para pelaku. Korban menurutnya, dipaksa untuk mengaku jika sebagai pe laku yang sering melakukan aksi pelemparan truk batu bara yang melintasi kawasan Desa Kepur selama ini.
“Warga kami tersebut tidak bersalah sama sekali, apalagi jika dikatakan melakukan check point segala macam itu, karena di desa kami tidak ada namanya check point itu, jadi kami minta, tangkap penculik warga kami,” ujarnya di hadapan jajaran Mus pida Pemkab Muaraenim kemarin. Apalagi menurutnya, para pelaku yang melakukan pencu - li kan mengatasnamakan pihak kepolisian.
Jelas menurutnya, itu menimbulkan keresahan. Mengingat belum lama ini warga desa tersebut melakukan aksi penyetopan angkutan batu bara, karena ada warga yang menjadi korban lakalantas. “Kami minta segera di ungkap dan diusut tuntas, karena jelas kejadian tersebut me nimbulkan keresahan, apalagi korban yang merupakan warga kami sampai dianiaya bahkan samp ai ditelanjangi,” ujarnya. Selama para pelaku belum tertangkap, maka kasus tersebut belum menjadi jelas, baik siapa pelaku dan dalang di belakangnya, termasuk modus mereka melakukan tindakan tersebut. Yang pasti menurutnya, selama para pelaku be lum tertangkap jelasbelumadaketenangan.
“Kepada bapak Kapolres, kami siap berkoordinasi untuk mengungkap siapa pelaku di balik semua ini,” tandasnya. Kapolres Muaraenim AKBP Nuryanto membenarkan adanya kejadian yang menimpa warga Desa Kepur tersebut. Kor ban menurutnya, diculik sejumlah oknum pelaku saat berada di jalan di desa tersebut dengan mengatasnamakan pihak kepolisian. Hanya saja, dirinya sudah mengecek seluruh anggo tanya dan tidak benar jika pelaku dari pihak kepolisian.
“Memang benar, korban dianiaya, bahkan ditelanjangi dan disundut dengan rokok saat di dalam mobil pelaku. Korban diambil di Desa Kepur Muara enim dan diturunkan para pe laku di Desa Kebur K ecama tan Merapi, Kabupaten Lahat,” ujarnya. Hanya saja menurutnya, yang harus diwaspadai saat ini adalah tindakan dan upaya provokasi dan aksi pecah belah yang dilakukan oknum atau pi hak tertentu. Mengingat per soa lan yang berkaitan dengan angkutan batubara saat inise dangpanas.
“Kami berjanji akan mengungkap halitu, tapijangansampai terpancing segala ma cam isu dan upayapecahbelahdari pihak-pihak tertentu,” tan dasnya. Sementara itu, Perwakilan Asosiasi Angkutan Batubara Kabupaten Lahat (AABKL) Suhardi alias Bodong dalam kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya mendukung tidak adanya lagi check point di sepanjang ruas jalan Mua raenim-Palembang.
Selain itu, pihaknya juga akan menghentikan dana kompensasi ke desadesa yang dilewati oleh ang ku tan batubara selama ini. Karena dana tersebut nanti akan dis e rah kan melalui Pemkab Muara enim sebagai bentuk Coor po rate Social Responsibility(CSR). “Nanti dana kompensasi akan kita serahkan melalui Pem kab, biar nanti Pemkab yang mengatur dan tidak lagi diserahkan langsung kepada desa,”jelasnya.
Bupati Muaraenim Muzakir Sai Sohar mengatakan, kades dan unsur pemerintah desa yang dilintasi truk angkutan batubara termasuk camat harus menyepakati komitmen bersama tersebut. Jangan sampai menurutnya malah sebaliknya dengan menjadi beking segala bentuk pungutan liar terhadap truk batubara.
“Pihak asosiasi angkutan juga harus mematuhi aturan yang sudah dibuat, jangan sam - pai melakukan pelanggaran yang bisa menjadi pemicu kekisruhan,”tandasnya.
Irhamudin sp
(ars)