Titik Rawan Macet Pantura Bertambah

Minggu, 21 Juni 2015 - 08:54 WIB
Titik Rawan Macet Pantura Bertambah
Titik Rawan Macet Pantura Bertambah
A A A
SEMARANG - Para pemudik Lebaran 2015 yang memasuki wilayah Jawa Tengah (Jateng) harus ekstra hati-hati. Jumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan, terutama di jalur utama pantai utara (pantura) bertambah. Kondisi diperparah dengan belum selesainya proyek perbaikan jalan/jembatan.

Dirlantas Polda Jateng, Kombes Benyamin menyebutkan, sejumlah titik krusial rawan kemacetan yakni exit tol Pejagan di Brebes, kawasan Alas Roban di Batang, dan exit tol Bawen di Kabupaten Semarang. “Tahun ini akan mengalami perubahan kemacetan, yakni yang sebelumnya berada di wilayah Jawa Barat bergeser ke Jawa Tengah, karena jalan tol sudah sampai ke Brebes,” katanya.

Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, titik rawan macet pada mudik Lebaran 2015 di Jateng mencapai 113 lokasi. Sedangkan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas mencapai 110 lokasi. Padahal, pada lebaran 2014 lalu, titik rawan mecet hanya 11 lokasi, dengan titik rawan kecelakaan sebanyak 18 lokasi. Dijelaskannya, exit tol Pejagan akan terjadi kemacetan karena akan ada pertemuan arus dari tol dan jalan pantura.

Sedangkan, yang di exit tol Bawen diperkirakan akan terjadi penumpukan arus lalu lintas baik yang dari Semarang, maupun dari arah Solo dan Yogyakarta. Selain itu, banyak jalan dan jembatan yang saat ini masih dilakukan perbaikan. Di jalan pantura masih ada 18 titik perbaikan jalan dan delapan titik jalan rusak. Di jalur tengah setidaknya ada sembilan titik perbaikan jalan/jembatan dan 11 titik jalan rusak. Adapun di jalur selatan ada 17 titik perbaikan jalan dan 36 titik jalan rusak.

Dikatakan Benyamin, pihaknya akan mengerahkan 9.139 personel baik dari Polda, Polres, mupaun bantuan dari Mabes. Selain itu, pihaknya juga akan memasang kamera pengintai atau closed circuit television (CCTV) di 144 titik yang rawan. Untuk merekayasa lalu lintas, lanjut dia, Polda Jateng akan melakukan berbagai upaya. Di antaranya melaksanakan public addres di jalur mudik, pemasangan spanduk imbauan, maupun pembagian brosur dan peta jalur mudik.

”Kami juga akan melakukan pengawalan pemudik sepada motor,” paparnya. Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santoso meminta pemudik mewaspadai kemacetandijalur- jaluralternatif. Sebab, saat ini Pemprov Jateng tengah melakukan perbaikan jalan di 137 titik jalur alternatif. “Secara umum siap, akan tetapi memang beberapa ruas jalan masih ada pekerjaan pengerasan,” kata dia. Hadi menyatakan jalur alternatif dan jalur penghubung memang harus menjadi perhatian pemerintah provinsi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Jateng, Satriyo Hidayat mengatakan, untuk mengatur lalu lintas pada saat mudik Lebaran nanti, pihaknya bersama Polri akan akan melakukan pengaturan arus lalu lintas pada persimpangan jalur alternatif. “Dishubkominfo Jateng akan mengerahkan 100 personel, unit pelayanan perhubungan wilayah mengerahkan 250 personel, dan dinas perhubungan kabupaten/ kota akan mengerahkan 1.500 personel,” kata dia.

Satriyo mengakui, dalam mudik lebaran nanti, masih adanya rambu lalulintas yang hilang dan rusak, terdapat lampu penerang jalan umum yang padam. Selain itu juga terdapat marka jalan yang terhapus/ kusam.

Jatibarang-Brebes Rusak Parah

Pengguna jalan yang melintas di Jalan Raya Jatibarang- Brebes mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah. Kerusakan disebabkan banyaknya dump truck pengangkut tanah dan batu yang melintas setiap hari. Pantauan KORAN SINDO kemarin, kerusakan tersebar di sejumlah titik ruas jalan dengan panjang sekitar 12 kilometer (km) itu.

Kerusakan sebagian besar berupa aspal jalan yang mengelupas dan ambrol sehingga membuat kondisi jaan berlubang. Jika dari arah Brebes, maka titik kerusakan jalan mulai terlihat sejak memasuki Desa Pulosari, Kecamatan Brebes. Selain itu, kerusakan juga terlihat cukup banyak di Desa Pemaron, dan Terlangu. Di beberapa titik, jalan yang berlubang hanya ditambal menggunakan pasir dan batu kapur sehingga tidak bertahan lama. Kerusakan tersebut sangat menghambat pengguna jalan karena harus ekstra hati-hati agar tak terjatuh.

Terlebih setiap harinya arus lalu lintas di ruas jalan kabupaten itu selalu ramai karena merupakan jalan utama menuju ke Kecamatan Jatibarang. “Kerusakan jalan sangat mengganggu. Jadi tidak nyaman dan waktunya lebih lama,” kata salah seorang pengendara sepeda motor, Rofiq, 26, kemarin.

Selain pengendara sepeda motor, kerusakan jalan juga dikeluhkan para supir angkutan kota (angkot) jurusan Jatibarang- Brebes. Salah seorang supir angkot, Imron, 55, menyatakan, kerusakan jalan membuat biaya operasional membengkak. Sebab, kondisi mobil lebih cepat mengalami kerusakan karena jalan yang dilewati banyak berlubang. “Kaki-kakinya cepet rusak, pernya patah. Jalan jadi tidak enak,” ujarnya.

Biaya operasional yang membengkak tersebut tak diiringi dengan pendapatan setiap harinya. Penumpang tetap sepi karena banyak yang lebih memilih menggunakan sepeda motor. “Setelah dikurangi bensin dan setoran, paling hanya bisa dapat Rp70 ribu paling banyak,” ungkap Imron.

aminfauzi/farid firdaus
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6747 seconds (0.1#10.140)