Rentetan Awan Panas Sinabung Mulai Mengancam

Minggu, 14 Juni 2015 - 09:36 WIB
Rentetan Awan Panas Sinabung Mulai Mengancam
Rentetan Awan Panas Sinabung Mulai Mengancam
A A A
KARO - Gunung Sinabung meluncurkan rentetan awan panas hingga belasan kali dengan jarak luncur 1,5-3 kilometer (km) ke arah selatan-tenggara, Sabtu (13/6).

Akibatnya, puluhan desa di Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Merdeka, dan Kecamatan Berastagi, dihujani material debu vulkanik seiring dengan arah angin saat luncuran awan panas mengarah ke timur gunung. Berdasarkan data yang dihimpun dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Gang Kayu Bakar, Jalan Kiras Bangun, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, menyebutkan sejak pukul 00.00-17.00 WIB telah terjadi 11 kali awan panas guguran.

“Selain awan panas guguran sejak dini hari, juga teramati guguran lava 19 kali dengan jarak luncur 500-1.000 meter (m). Untuk rentetan awan panas itu mengarah ke tenggara, yaitu Desa Sukameriah yang memang sudah tidak ada lagi. Untuk desa lainnya, seperti Desa Suka Nalu memang berjarak dekat. Namun ancamannya bukan awan panas, melainkan hanya ancaman material debu,” kata Kepala PPGA Sinabung, Armen Putra saat ditemui KORAN SINDO MEDAN di kantornya, kemarin.

Armen menambahkan, dalam keadaan seperti itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo. Dia menyarankan warga jika merasa tidak nyaman dengan situasi saat ini agar keluar dari desa untuk menghindar keadaan yang kurang menguntungkan.

Lebih lanjut Armen menjelaskan, jutaan kubik kubah lava yang menggantung di puncak kawah Sinabung hingga saat ini belum mengalami runtuh akibat rentetan awan panas yang sudah terjadi. “Untuk sisi selatan sampai saat ini belum ada yang runtuh. Memang pada sisi Tenggara ada sedikit yang runtuh berada tepat di puncak dan mengarah ke Tenggara,” ujarnya.

Sementara untuk jangkauan awan panas terjauh yang dimuntahkan mulut kawah Sinabung pascastatus dinaikkan dari level III(status Siaga) menjadi level IV(status Awas) pada 2 Juni 2015 lalu, mencapai 3 kilometer. “Kepada masyarakat terus kami imbau agar tidak memasuki zona merah, terkhusus untuk jalur sektoral awan panas selatan-tenggara dengan radius 7 kilometer.

Bagi masyarakat yang terdampak abu agar menyiapkan masker, menutup sumber air bersih, dan senantiasa membersihkan debu di pekarangan rumah. Hal itu untuk mengantisipasi masyarakat terserang infeksi saluran pernafasan (ISPA),” ucapnya. Sementara untuk aktivitas kegempaan, kata Armen, terjadi peningkatan. Terutama gempa-gempa yang menjadi pemicu terjadinya awan panas guguran.

“Dengan rentetan awan panas yang terjadi, ada potensi kubah lava mengantung di puncak kawah mengalami keruntuhan. Namun, kami tidak tahu kapan terjadi, sulit diprediksi. Maka kami imbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada,” katanya. Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN , pascaawan panas guguran yang juga melontarkan material debu vulkanik puluhan desa di tiga kecamatan, yakni Naman Teran, Merdeka, dan Berastagi, berselimut debu.

Terparah terjadi di Kecamatan Naman Teran yang ketebalan debu mencapai 2 sentimeter (cm) di lahan pertanian, atap rumah warga, dan badan jalan. Kemudian di Kecamatan Merdeka dan Berastagi hanya mendapat kiriman debu vulkanik tipis. Camat Naman Teran, Kasman Sembiring yang dihubungi via telepon seluler mengatakan, warga yang berada di Desa Suka Nalu sempat hendak diungsikan ke Gereja GBKP Naman Teran akibat ancaman debu.

Namun, hal itu tidak jadi dilakukan karena tak lama setelah material debu mendarat, hujan deras turun sehingga rumahrumah warga menjadi bersih kembali. “Tadi sempat mau diungsikan. Namun karena hujan turun dan didukung oleh mobil pemadam Pemkab Karo, warga tidak jadi mengungsi,” ujar Kasman Sembring.

Sekretaris BPBD Karo Jhonson Tarigan yang dikonfirmasi mengatakan, hingga kemarin tidak ada pertambahan jumlah pengungsi. Namun, pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat agar menjauhi zona bahaya dan menghindari ancaman material debu vulkanik. “Sampai saat ini belum ada warga yang di evakuasi, namun kita tetap pantau perkembangan aktivitas Sinabung,” kata Jhonson.

Riza pinem
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5058 seconds (0.1#10.140)