Peluang Kerja Bagi Peserta KRI Terbuka Lebar
A
A
A
YOGYAKARTA - Gelaran Kontes Robot Indonesia (KRI) dinilai tidak saja mendorong para pesertanya untuk berprestasi, tapi juga mampu membuka lebar peluang kerja untuk ke depannya.
Hal tersebut telah terbukti selama ini, di mana alumni peserta KRI yang dipastikan memperoleh pekerjaan yang layak usai lulus kuliah. “Peserta KRI ini kan para mahasiswa. Selama ini tercatat yang pernah ikut KRI selalu sukses dalam kariernya. Karena pada dasarnya, ahli robotika di Indonesia masih belum banyak. Bahkan tidak hanya bisa berkarier di dalam negeri, mereka juga bisa ke luar negeri,” ujar Ketua Dewan Juri KRI 2015 Wahidin Wahab di UMY, kemarin.
Wahidin menuturkan, alumni peserta KRI selama ini terpantau mampu berkembang cepat karena mereka sudah terbiasa memiliki tantangan. Dalam dunia kerja, lanjut dia, pengalaman mereka selama KRI pun menjadi bekal menguntungkan untuk masuk ke dunia industri. “Tidak hanya bekerja di industri, beberapa alumni KRI bahkan telah menjadi wirausahawan dalam bidang robotika.
Ini tentu cukup sebagai bukti besarnya pe?luang dengan menekuni bidang robotika, di luar peluang berprestasi di tingkat nasional maupuninternasional,” katanya. Untuk penjurian pada KRI 2015 sendiri, Wahidin mengungkapkan, persiapan juri telah dilakukan sejak lama, bahkan saat perlombaan di lima regional.
Para juri-juriterbaikdari kelimaregional itulah yang kemudian diajukan menjadi juri untuk KRI tingkat nasional. “Untuk KRI 2015 ini akan ada 10 juri dari beberapa perguruantinggi,” katanya. Menurut Wahidin, tiap kategori perlombaan di KRI memiliki sistem penilaian masing-masing. Untuk kategori Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI) yang bertema robominton (robot badminton), penilaiannya sama dengan pertandingan bulutangkis atau yang mendapat skor tertinggi.
Sedangkan di kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRAI), tim yang berhasil memadamkan api berupa lilin paling banyak akan dinyatakan sebagai pemenang. “Untuk Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), sistem penilaiannya sama seperti sistem penilaian pertandingan sepak bola, yakni tim yang paling banyak menggolkan bola itulah pemenangnya.
Dalam pertandingan ini satu tim ada 2–3 robot,” katanya. Sementara itu, Ketua Pelaksana kategori KRSBI di KRI 2015 Wahyudi mengatakan, selain juri, hal yang terpenting dalam KRI adalah wasit. Karena itu, wasit yang bertugas dalam KRI 2015 juga menjalani training sejak Kamis (11/6) lalu.
Dalam training tersebut, para wasit akan diberikan materimateri terkait dengan peraturan perlombaan dari masingmasing kompetisi robot. Ketua Pelaksana KRI 2015 Slamet Riyadi mengatakan, para peserta KRI 2015 di semua kategori telah melaksanakan technical meeting bersama para juri, kemarin. Kemudian, para peserta melakukan running test untuk tiap robot mereka langsung di arena pertandingan.
Ratih keswara
Hal tersebut telah terbukti selama ini, di mana alumni peserta KRI yang dipastikan memperoleh pekerjaan yang layak usai lulus kuliah. “Peserta KRI ini kan para mahasiswa. Selama ini tercatat yang pernah ikut KRI selalu sukses dalam kariernya. Karena pada dasarnya, ahli robotika di Indonesia masih belum banyak. Bahkan tidak hanya bisa berkarier di dalam negeri, mereka juga bisa ke luar negeri,” ujar Ketua Dewan Juri KRI 2015 Wahidin Wahab di UMY, kemarin.
Wahidin menuturkan, alumni peserta KRI selama ini terpantau mampu berkembang cepat karena mereka sudah terbiasa memiliki tantangan. Dalam dunia kerja, lanjut dia, pengalaman mereka selama KRI pun menjadi bekal menguntungkan untuk masuk ke dunia industri. “Tidak hanya bekerja di industri, beberapa alumni KRI bahkan telah menjadi wirausahawan dalam bidang robotika.
Ini tentu cukup sebagai bukti besarnya pe?luang dengan menekuni bidang robotika, di luar peluang berprestasi di tingkat nasional maupuninternasional,” katanya. Untuk penjurian pada KRI 2015 sendiri, Wahidin mengungkapkan, persiapan juri telah dilakukan sejak lama, bahkan saat perlombaan di lima regional.
Para juri-juriterbaikdari kelimaregional itulah yang kemudian diajukan menjadi juri untuk KRI tingkat nasional. “Untuk KRI 2015 ini akan ada 10 juri dari beberapa perguruantinggi,” katanya. Menurut Wahidin, tiap kategori perlombaan di KRI memiliki sistem penilaian masing-masing. Untuk kategori Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI) yang bertema robominton (robot badminton), penilaiannya sama dengan pertandingan bulutangkis atau yang mendapat skor tertinggi.
Sedangkan di kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRAI), tim yang berhasil memadamkan api berupa lilin paling banyak akan dinyatakan sebagai pemenang. “Untuk Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), sistem penilaiannya sama seperti sistem penilaian pertandingan sepak bola, yakni tim yang paling banyak menggolkan bola itulah pemenangnya.
Dalam pertandingan ini satu tim ada 2–3 robot,” katanya. Sementara itu, Ketua Pelaksana kategori KRSBI di KRI 2015 Wahyudi mengatakan, selain juri, hal yang terpenting dalam KRI adalah wasit. Karena itu, wasit yang bertugas dalam KRI 2015 juga menjalani training sejak Kamis (11/6) lalu.
Dalam training tersebut, para wasit akan diberikan materimateri terkait dengan peraturan perlombaan dari masingmasing kompetisi robot. Ketua Pelaksana KRI 2015 Slamet Riyadi mengatakan, para peserta KRI 2015 di semua kategori telah melaksanakan technical meeting bersama para juri, kemarin. Kemudian, para peserta melakukan running test untuk tiap robot mereka langsung di arena pertandingan.
Ratih keswara
(bbg)