Bisa Tahu Suasana Hati Seseorang
A
A
A
Di beberapa film, sering kita jumpai sebuah teknologi canggih yang mampu membaca pikiran seseorang. Dan kini, semua itu tidak hanya ditemukan pada ranah fiksi, tapi telah menjadi karya nyata.
Adalah dosen dan mahasiswa dari Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Jurusan Informatika Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) mencoba mengembangkan satu aplikasi berupa gameyang mampu mendeteksi dan menggambarkan kondisi aktivitas dalam pikiran manusia. Aplikasi game offline tersebut diperagakan salah seorang dosen informatika Unjani Esmeralda C Djamal bersama salah satu mahasiswanya Ahmad Arif.
Esmeralda menjelaskan, penelitian yang dilakukannya ini adalah suatu penelitian yang memproses dan mengolah data digital dari sebuah alat pendeteksi beru pa electroencephalogram(EEG). EEG adalah alat tes untuk mendeteksi kelainan aktivitas elektrik otak yang disambungkan ke dalam sebuah aplikasi komputer untuk menghasilkan dan mendeteksi gambaran tentang kondisi aktivitas pikiran dalam otak manusia.
“Beberapa variabel yang kami deteksi adalah keinginan menggenggam dan tidak menggenggam di dalam pikiran tanpa ada intervensi apapun, kemudian kami mengklasifikasikan apakah kondisi kita sedang rileks, marah, semangat atau sedang kecewa. Jadi tanpa bisa dibohongi kita tidak bisa mengaku semangat, padahal sedang kecewa. Kondisi itu ditangkap oleh otak sebagai kecewa. Kemudian mendeteksi waspada dan tidak waspada,” paparnya.
Meski tingkat akurasi belum begitu baik, namun pihaknya mengaku akan terus mengembangkan penelitiannya ini. Bahkan diakuinya, penelitiannya sudah dimulai sejak tahun 2000 dan baru melibatkan mahasiswa - nya pada 2014 lalu. “Kami melibatkan mahasiswa pada 2014, ada enam hingga tujuh orang mahasiswa yang skripsi tentang penelitiannya ini, bahkan tiga di antara ada yang mendapatkan program kreativitas mahasiswa dari Dikti (Pendidikan Tinggi),” ungkapnya.
Dengan demikian, dikatakan Esmeralda, penelitian mahasiswa dan dosen dapat terintegrasi selain melibatkan sejumlah tenaga ahli seperti tenaga kedokteran, tenaga psikiater dan tenaga dari teknik fisika. “Kami juga bekerjasama dengan kedokteran dengan psikiater dan juga pemrosesan sinyal yang dibantu daru teknik fisika ITB (Institut Teknologi Bandung),” katanya. Menurut dia, jika tingkat akurasi alat temuannya ini sudah bagus maka alat ini bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Jika akurasinya sudah bagus, aplikasi ini bisa digunakan, misalnya untuk menguji mahasiswa apakah sedang perhatian atau tidak perhatian atau pegawai sedang perhatian kerja atau tidak perhatian kerja, juga dapat mendefinisi - kan apakah kita sedang marah, kecewa atau tidak,” katanya. Secara teknis, dia menjelaskan, proses pengolahan data ini menggunakan sejumlah program. Dua di antaranya yakni menggunakan bahasa pemrograman PHP (hypertext preprocessor) dan bahasa pemrograman java.
“Dalam pengolahan data ini membutuhkan cukup memory, oleh karenanya kami memilih program PHP dan program java, aplikasi yang dapat melakukan penghematan pada saat proses pengolahan data itu,” ujarnya.
Nur Azis
Kota Cimahi
Adalah dosen dan mahasiswa dari Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Jurusan Informatika Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) mencoba mengembangkan satu aplikasi berupa gameyang mampu mendeteksi dan menggambarkan kondisi aktivitas dalam pikiran manusia. Aplikasi game offline tersebut diperagakan salah seorang dosen informatika Unjani Esmeralda C Djamal bersama salah satu mahasiswanya Ahmad Arif.
Esmeralda menjelaskan, penelitian yang dilakukannya ini adalah suatu penelitian yang memproses dan mengolah data digital dari sebuah alat pendeteksi beru pa electroencephalogram(EEG). EEG adalah alat tes untuk mendeteksi kelainan aktivitas elektrik otak yang disambungkan ke dalam sebuah aplikasi komputer untuk menghasilkan dan mendeteksi gambaran tentang kondisi aktivitas pikiran dalam otak manusia.
“Beberapa variabel yang kami deteksi adalah keinginan menggenggam dan tidak menggenggam di dalam pikiran tanpa ada intervensi apapun, kemudian kami mengklasifikasikan apakah kondisi kita sedang rileks, marah, semangat atau sedang kecewa. Jadi tanpa bisa dibohongi kita tidak bisa mengaku semangat, padahal sedang kecewa. Kondisi itu ditangkap oleh otak sebagai kecewa. Kemudian mendeteksi waspada dan tidak waspada,” paparnya.
Meski tingkat akurasi belum begitu baik, namun pihaknya mengaku akan terus mengembangkan penelitiannya ini. Bahkan diakuinya, penelitiannya sudah dimulai sejak tahun 2000 dan baru melibatkan mahasiswa - nya pada 2014 lalu. “Kami melibatkan mahasiswa pada 2014, ada enam hingga tujuh orang mahasiswa yang skripsi tentang penelitiannya ini, bahkan tiga di antara ada yang mendapatkan program kreativitas mahasiswa dari Dikti (Pendidikan Tinggi),” ungkapnya.
Dengan demikian, dikatakan Esmeralda, penelitian mahasiswa dan dosen dapat terintegrasi selain melibatkan sejumlah tenaga ahli seperti tenaga kedokteran, tenaga psikiater dan tenaga dari teknik fisika. “Kami juga bekerjasama dengan kedokteran dengan psikiater dan juga pemrosesan sinyal yang dibantu daru teknik fisika ITB (Institut Teknologi Bandung),” katanya. Menurut dia, jika tingkat akurasi alat temuannya ini sudah bagus maka alat ini bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Jika akurasinya sudah bagus, aplikasi ini bisa digunakan, misalnya untuk menguji mahasiswa apakah sedang perhatian atau tidak perhatian atau pegawai sedang perhatian kerja atau tidak perhatian kerja, juga dapat mendefinisi - kan apakah kita sedang marah, kecewa atau tidak,” katanya. Secara teknis, dia menjelaskan, proses pengolahan data ini menggunakan sejumlah program. Dua di antaranya yakni menggunakan bahasa pemrograman PHP (hypertext preprocessor) dan bahasa pemrograman java.
“Dalam pengolahan data ini membutuhkan cukup memory, oleh karenanya kami memilih program PHP dan program java, aplikasi yang dapat melakukan penghematan pada saat proses pengolahan data itu,” ujarnya.
Nur Azis
Kota Cimahi
(ars)