Pakde Waras dan Sikora Jadi Maskot Pilwalkot

Kamis, 11 Juni 2015 - 08:22 WIB
Pakde Waras dan Sikora Jadi Maskot Pilwalkot
Pakde Waras dan Sikora Jadi Maskot Pilwalkot
A A A
SEMARANG - Paku Demokrasi Masyarakat Semarang (Pakde Waras) dan Si Kotak Suara (Sikora) menjadi maskot untuk Pemilihan Umum Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Semarang 2015.

Penetapan kedua maskot itu bersamaan dengan peluncuran tahapan pilwalkot di Balai Kota, Selasa (9/6) ma lam. KPU Kota Semarang meluncurkan maskot itu sebagai tanda resmi dimulainya tahapan Pilwalkot 2015. Pakde Waras dan Sikora dipilih KPU menjadi maskot karena dinilai cocok dengan geografis dan budaya Semarang.

Pakde Waras berupa logo kepala Warak Ngendog yang merupakan simbol akul - turasi semua budaya di Sema - rang yang berkembang secara harmonis. “Mencerminkan harapan kondisi Semarang tetap akan harmonis meskipun ada proses pilwalkot,” ujar Ketua KPU Kota Semarang Henry Wahyono. Sikora merupakan kotak sua ra berukuran lebih besar dari aslinya dari bahan kertas.

Sebagai pemberitahuan kepada warga masyarakat bahwa sedang berlangsung proses pilwalkot. Harapannya, warga menjadi tertarik sehingga ting kat partisipasinya akan tinggi dalam pemilihan. Tahapan pilwalkot mulai me masuki masa krusial. Saat ini KPU dihadapkan pemu ta khiran data pemilih dan penyerahan dukungan calon independen. Setelah itu masuk masa penting lainnya, yaitu masa kampanye, masa tenang, dan penghitung an.

“Sekarang ini kami masih menunggu penyerahan dukungan dari calon perseorangan. Siapa pun calonnya, mudahmudahanbisasegera masukagar bisa segera kami teliti,” ujar nya. Henry berharap memasuki masa pilwakot seperti ini, semua pihak menyambut dengan hati yang terbuka dan gembira.

“Dengan begitu akan terbangun pilwalkot yang akuntabel dan transparan sehingga meningkatkan kepercayaan publik terhadap proses pesta demokrasi,” kata dia. Henry akan berusaha menciptakan pilwalkot yang baik. Baginya, pilwalkot yang baik adalah pilwalkot yang prosesnya jelas dapat dipertanggungjawabkan, tetapi hasilnya tidak bisa diprediksi.

Menurut Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi), pilwalkot bukanlah ajang pertempuran melawan penjajah, tapi hanya sebuah kompetisi. Karena itu, pemilu diharapkan berjalan dengan baik dan tetap kondusif. “Siapa pun itu (calon pesaing), saudara kita juga yang harus kita dukung bersama ketika menjadi kepala daerah,” ucapnya.

Hendi mengapresiasi kinerja KPU karena selama lima tahun terakhir dinilai sukses mengadakan pilkada. Grafik par - tisipasi pemilih meningkat dari tahun ke tahun. Dia juga tidak mempermasalahkan para bakal calon yang telah memasang alat peraga sosialisasi. “Pemasangan alat peraga justru menggugah masyarakat untuk sadar bahwa sebentar lagi di Kota Semarang akan ada pilwalkot.

Sehingga diharapkan berdampak positif pada meningkatnya tingkat partisipasi masyarakat pada pilwalkot,” ungkapnya. Ketua KPU Jawa Tengah Joko Purnomo mengatakan, tahun ini setidaknya 21 kabupaten/kota di Jateng yang menyelenggarakan pilkada secara serentak. Pilkada serentak itu menelan anggaran Rp419,9 miliar.

M abduh
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4727 seconds (0.1#10.140)
pixels