624 Peserta Unimed Gugur, USU Masih Dihitung

Rabu, 10 Juni 2015 - 09:30 WIB
624 Peserta Unimed Gugur, USU Masih Dihitung
624 Peserta Unimed Gugur, USU Masih Dihitung
A A A
MEDAN - Pelaksanaan hari pertama Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Negeri Medan (Unimed) dan Universitas Sumatera Utara (USU) berjalan lancar kemarin.

Namun, 624 orang peserta SBMPTN di Unimed tidakhadirdandinyatakangugur. Sementara di USU panitia lokal (panlok) masih mentabulasi. Kepala Bagian (Kabag) Humas Unimed, Muhammad Surip mengatakan, berdasarkan informasi dari staf Panlok SBMPTN 2015 Unimed, dari total 17.855 pendaftar dan 624 orang di antaranya tidak hadir itu otomatis gugur. “Dengan demikian tidak usah lagi datang besok (hari ini) karena tidak ada ujian susulan,” katanya, kemarin.

Di sisi lain, kendati tidak terdeteksi ada aktivitas perjokian pada SBMPTN hari pertama, baik panlok USU dan Unimed tetap mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Seperti ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menggunakan peralatan canggih untuk memuluskan langkahnya berbuat curang.

“Perjokian masuk perguruan tinggi sudah sangat canggih. Peserta dilengkapi dengan alat sistem kamera yang terkoneksi dengan joki. Alatnya itu bisa berbentuk kancing baju, kacamata, atau pulpen,” kata Rektor Unimed Ibnu Hajar seusai memantau pelaksanaan ujian tulis SBMPTN di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan, Jalan Wiliem Iskandar, Medan, kemarin pagi. Panitia pusat mendeteksi bahwa media yang digunakan tidak lagi konvensional, tetapi lebih canggih.

Sebelumnya perjokian dilakukan orang yang menggunakan identitas orang lain dan hanya bisa menyelesaikan satu atau dua orang. Jauh berbeda dengan menggunakan sistem media yang canggih, dalam sehari bisa menyelesaikan 20 peserta ujian. Satu peserta yang menggunakan jasa joki dengan fasilitas media kamera bisa menghasilkan Rp200 juta dalam sehari. Sebab perkiraan Ibnu, jasa seorang joki bisa mencapai Rp10 juta untuk satu peserta.

“Panitia harus bisa menyesuaikan dengan keadaan sekarang ini. Maka tidak ada jalan, begitu peserta masuk, pengawas langsung mengarahkan peserta mengumpulkan tas, alat komunikasi milik peserta selain pensil B2 dan penghapus. Pengawas harus sudah benarbenar mengenali media kamera pengintai dalam bentuk kacamata yang dipakai peserta,” ujarnya yang didampingi Ketua Panlok 14, Khairil Ansari; dan Humas Unimed M Surip.

Dia mengungkapkan, panlok dalam rapat terakhir menghadapi SBMPTN TA 2015/2016 ini sudah mengingatkan kepada 1.787 pengawas SBMPTN Unimed. Karena itu, hancurnya SBMPTN ini akibat perilaku joki dan kebocoran naskah SBMPTN. Namun, Ibnu memastikan kebocoran naskah SBMPTN sangat kecil. Sebab dalam distribusi naskah soal ke percetakan di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), dan ke Unimed di bawah pengawalan ketat pihak kepolisian.

Koordinator Bidang Sosialisasi dan Humas Panlok 15 Medan USU, Bisru Hafi mengatakan, ujian yang hanya dilaksanakan satu hari itu tidak mengalami suatu hambatan teknis dan berjalan lancar. “Sebanyak 35.287 peserta dijadwalkan mengikuti ujian tertulis ini. Secara umum dilaporkan berjalan baik. Dari jumlah peserta yang ikut ujian tentu ada beberapa tidak hadir karena alasan-alasan tertentu, namun rata-rata tingkat kehadiran hampir 100%,” ujarnya.

Terpisah, pengamat pendidikan Sumut, Mutsuhito Solin mengatakan, pengawasan mengantisipasi kehadiran joki selama ini dilakukan dengan ketat. Namun, seiring perkembangan zaman, pengawan ketat yang dibuat tetap bisa disiasati. “Persoalannya sekarang, kenapa ini selalu terjadi setiap tahun? Kendati pengawas ketat mengawasi, namun harus ada pihak yang mengawasi dan mengetahui berbagai modus joki ini,” ucapnya.

Untuk meminimalisasi ada joki, standar operasional prosedur (SOP) harus dijalankan seperti peserta tidak bawa alat komunikasi, ke luar ruangan, dan lainnya. Kemudian perlu ditunjuk orang untuk mengintai aktivitas yang terjadi di sekitar ruangan itu. Menurut Solin, untuk tahun- tahun mendatang pemberlakuan SBMPTN berbasis komputer (computer based test) sebaiknya dilakukan.

Dengan begitu kecurangan bisa semakin diminimalisasikan. “Tidak ada lagi kesempatan orangorang tertentu kecuali kalau ada soal yang bocor,” katanya.

Syukri amal
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5282 seconds (0.1#10.140)