Merica Palsu Beredar di Garut, Sampel Dikirim ke Laboratorium
A
A
A
GARUT - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Garut segera mengirim sampel merica yang diduga palsu karena dioplos ke laboratorium di Bandung.
Kasubid Keamanan Pangan Yaumi Rusyanti mengatakan, sampel merica yang diduga palsu karena dioplos ini diambil dari Pasar Tradisional Cibatu.
“Pengecekan ke lokasi (Pasar Cibatu) dilakukan dua kali, kemarin dan hari ini. Kemarin saya sendiri yang mengecek, sementara hari ini dilakukan bersama oleh Dinkes Garut (Dinas Kesehatan). Sampelnya secepatnya dikirim ke Bandung. Kalau tidak Rabu 10 Juni 2015, paling lambat dikirim ke sana Kamis 11 Juni 2015 lusa,” kata Yaumi, Selasa (9/6/2015).
Berdasarkan pemeriksaan secara kasat mata, merica yang diduga palsu tersebut memang berbeda dengan merica pada umumnya. Pemeriksaan secara manual dilakukan dengan cara melembutkan merica.
“Dua jenis merica, yakni yang biasa dan yang diduga palsu sama-sama dilembutkan. Memang terdapat perbedaan. Selain itu kalau dilihat seperti apa yang dilaporkan warga, terbuat dari semen. Namun kami belum bisa meyakini semua itu sebelum ada hasil laboratorium yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Proses pemeriksaan secara ilmiah di laboratorium sendiri memerlukan waktu. Yaumi mengaku tidak bisa memastikan berapa lama hasil pengujian terhadap merica yang diduga palsu itu.
“Ada proses waktu lagi. Namun berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, kalau kasusnya menarik perhatian publik pasti akan diprioritaskan waktunya. Maksudnya diperiksa secepatnya oleh ahli. Kasus merica diduga palsu ini kan setidaknya membuat kekhawatiran publik, mungkin ada prioritas dan kita bisa mendapat hasil secepatnya juga,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Garut Rudy Gunawan menduga, jika merica yang dikhawatirkan masyarakat benar-benar palsu, maka produsen merica itu telah melakukan perbuatan kriminal. Rudy menilai pembuat dan distributor merica palsu sudah memanfaatkan momen.
“Kasus ini diluar nalar kita. Kalau memang terjadi (pemalsuan merica), itu merupakan kewenangan kepolisian untuk mengungkap kasusnya,” timpalnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat yang curiga terhadap adanya merica palsu untuk segera melapor kepada aparat kepolisian serta ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut.
Rudy meminta agar pihak terkait segera menindaklanjuti kasus ini agar tidak terjadi keresahan di masyarakat.
Sebelumnya, masyarakat di Kampung Cicageur, Desa Padasuka, Kecamatan Cibatu, dibuat heboh dengan penemuan merica palsu yang beredar di pasaran.
Warga khawatir merica ini tidak aman untuk dikonsumsi karena teksturnya berbeda dengan yang lain.
Kasubid Keamanan Pangan Yaumi Rusyanti mengatakan, sampel merica yang diduga palsu karena dioplos ini diambil dari Pasar Tradisional Cibatu.
“Pengecekan ke lokasi (Pasar Cibatu) dilakukan dua kali, kemarin dan hari ini. Kemarin saya sendiri yang mengecek, sementara hari ini dilakukan bersama oleh Dinkes Garut (Dinas Kesehatan). Sampelnya secepatnya dikirim ke Bandung. Kalau tidak Rabu 10 Juni 2015, paling lambat dikirim ke sana Kamis 11 Juni 2015 lusa,” kata Yaumi, Selasa (9/6/2015).
Berdasarkan pemeriksaan secara kasat mata, merica yang diduga palsu tersebut memang berbeda dengan merica pada umumnya. Pemeriksaan secara manual dilakukan dengan cara melembutkan merica.
“Dua jenis merica, yakni yang biasa dan yang diduga palsu sama-sama dilembutkan. Memang terdapat perbedaan. Selain itu kalau dilihat seperti apa yang dilaporkan warga, terbuat dari semen. Namun kami belum bisa meyakini semua itu sebelum ada hasil laboratorium yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Proses pemeriksaan secara ilmiah di laboratorium sendiri memerlukan waktu. Yaumi mengaku tidak bisa memastikan berapa lama hasil pengujian terhadap merica yang diduga palsu itu.
“Ada proses waktu lagi. Namun berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, kalau kasusnya menarik perhatian publik pasti akan diprioritaskan waktunya. Maksudnya diperiksa secepatnya oleh ahli. Kasus merica diduga palsu ini kan setidaknya membuat kekhawatiran publik, mungkin ada prioritas dan kita bisa mendapat hasil secepatnya juga,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Garut Rudy Gunawan menduga, jika merica yang dikhawatirkan masyarakat benar-benar palsu, maka produsen merica itu telah melakukan perbuatan kriminal. Rudy menilai pembuat dan distributor merica palsu sudah memanfaatkan momen.
“Kasus ini diluar nalar kita. Kalau memang terjadi (pemalsuan merica), itu merupakan kewenangan kepolisian untuk mengungkap kasusnya,” timpalnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat yang curiga terhadap adanya merica palsu untuk segera melapor kepada aparat kepolisian serta ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut.
Rudy meminta agar pihak terkait segera menindaklanjuti kasus ini agar tidak terjadi keresahan di masyarakat.
Sebelumnya, masyarakat di Kampung Cicageur, Desa Padasuka, Kecamatan Cibatu, dibuat heboh dengan penemuan merica palsu yang beredar di pasaran.
Warga khawatir merica ini tidak aman untuk dikonsumsi karena teksturnya berbeda dengan yang lain.
(sms)