Festival Reog dan Jathilan Jadi Kado Ultah Pemkot

Senin, 08 Juni 2015 - 10:22 WIB
Festival Reog dan Jathilan...
Festival Reog dan Jathilan Jadi Kado Ultah Pemkot
A A A
YOGYAKARTA - Festival Reog dan Jathilan yang digelar Dinas Dinas Pariwisata DIY bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Yogyakarta di halaman Bali Kota, kemarin, berlangsung meriah.

Masyarakat yang datang menyaksikan langsungfestivalinipun sangat antusias. Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, menyebut, festival dan kemeriahannya menjadi kado ulang tahun Pemkot Yogyakarta ke-68. Dia ingin kegiatan ini terus dilestarikan agar bisa membantu menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

“Festival ini jadi kado istimewa buat Pemkot Yogyakarta karena diselenggarakan bertepatan dengan HUT Pemkot ke-68. Saya ucapkan terima kasih dan berharap seni tradisi seperti reog dan jathilan menjadi salah satu destinasi wisata tersendiri,” ucap Haryadi Suyuti, kemarin.

Festival ini diikuti 12 kelompok reog dan jathilan. Kelompok yang tampil adalah kelompok terbaik utusan masingmasing kabupaten di DIY. Sementara Kota Yogyakarta sebagai tuan rumah berhak mengirimkan masing-masing dua kelompok. Setiap kelompok diberi waktu 20 menit untuk tampil.

Kelompok asal Kota Yogyakarta, Wira Warungboto, mendapat kesempatan tampil pertama kali. Kelompok ini menampilkan lakon reog yang mengisahkan perjuangan warga Warungboto saat menghadapi penjajah Belanda yang ingin menguasai wilayah tersebut. Warga Warungboto, baik laki-laki maupun perempuan, kemudian bersatu padu berjuang mempertahankan wilayahnya.

Kaum laki-laki bersenjatakan tombak, dan perempuan memakai panah. “Festival menampilkan peserta terbaik yang mewakili daerahnya,” ucap Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata DIY, Aria Nugraha. Festival dilaksanakan di halaman Balai Kota, merupakan yang keenam kalinya.

Ajang ini menjadi ajang kreasi dan prestasi bagi kelompok kesenian. Tapi di luar itu, pihaknya juga ingin mengenalkan kembali nilai tradisi yang sebelumnya berkembang di Yogyakarta. Untuk menumbuhkan kembali kecintaan terhadap seni tradisi dan mengangkat gaungnya, Dinpar telah menjadikan festival tersebut salah satu kalender tahunan sebagai promosi destinasi wisata.

Dia menambahkan, reog selama ini memang lekat dengan Ponorogo. Namun, Yogyakarta tetap memiliki ciri yang khas. Reog Yogyakarta lebih berupa bentuk ragam gerak baris keprajuritan dan gladi peperangan dengan pimpinan botoh atau lembatak.

Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata (Kasi ODTW) Dispar DIY, Mohammad Haliem, mengatakan, Festival Reog dan Jathilan ini untuk mengembangkan grup-grup kesenian lokal. ”Sesuai temanya, yakni Meningkatkan Semangat dalam Pelestarian dan Pengembangan Seni Budaya sebagai Ciri Keistimewaan DIY untuk Mendukung Daya Tari Wisata.

Untuk itu, Dinas Pariwisata DIY bermaksud memberikan penghargaan seluas-luasnya kepada grupgrup kesenian reog dan jathilan ini dengan menetapkan juara 1 hingga harapan 3 setiap kategorinya. Jadi, total ada 12 grup yang akan memperoleh uang pembinaan,” ungkapnya.

Sementara RM Donny Megananda, salah satu juri mengatakan, ada tiga kriteria penilaian, meliputi harmoni atau keselarasan, kreativitas, serta atraktif dan komunikatif. Diketahui, 12 kelompok yang akan pentas, antara lain Wira Warungboto (Kota Yogyakarta), Beksi Manggolo Wirotomo (Bantul), Sindu Tohpati (Sleman), Taruna Manggala Putra (Kota Yogyakarta), Trimanunggal (Kulonprogo) dan Tresno Budoyo (Gunungkidul).

Sementara kelompok seni jathilan terdiri dari Turangga Kusuma (Kota Yogyakarta), Madya Laras (Kota Yogyakarta), Turangga Mudha (Gunungkidul), Turangga Panca Wasesa (Sleman), Jaran Progresif (Kulonprogo), dan Mudho Manunggal.

Sodik
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1325 seconds (0.1#10.140)