Menjaga Kedaulatan Perairan Indonesia Harga Mati

Minggu, 07 Juni 2015 - 11:29 WIB
Menjaga Kedaulatan Perairan Indonesia Harga Mati
Menjaga Kedaulatan Perairan Indonesia Harga Mati
A A A
Buummm... Sebuah bom berhasil diledakkan di atas kapal berbobot 60 GT (gross tonase) berbendera Malaysia oleh TNI Angkatan Laut (AL) di Laut Belawan. Ratusan personel TNI AL pun bersorak gembira setelah meledakkan kapal pencuri ikan tersebut.

GENDERANG perang terhadap pelaku illegal fishing ditabuh oleh Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan. Pangkalan laut terbesar di Indonesia ini siap menjadikan laut sebagai halaman terdepan untuk kemajuan bangsa. Komandan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Yudo Margono mengatakan, pihaknya sudah menangkap sekitar 20 pelaku pencuri ikan yang berasal dari negara tetangga, seperti Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Filipina.

Dari penangkapan itu, tiga unit kapal telah diamankan dan satu unit kapal berbobot 60 GT berbendera Malaysia sudah dimusnahkan di laut Belawan. "Kita juga selalu menyiagakan personel untuk melakukan patroli laut, mengontrol aktivitas yang ada di laut. Kita sadar, laut Belawan ini merupakan lalu lintas internasional.

Artinya, bisa ratusan kapal-kapal besar hilir mudik di sini, baik itu ke Selat Malaka atau lainnya. Bagi kami, menjaga kedaulatan laut Indonesia itu harga mati," kata Danlantamal I Belawan ketika diwawancara KORAN SINDO MEDAN di Lantamal I Belawan, belum lama ini. Untuk menjaga wilayah laut yang sangat luas ini, pihaknya membutuhkan peralatan canggih, terutama kapal reaksi cepat.

Pihaknya baru mendatangkan satu unit kapal canggih dari Mabes TNI untuk penjagaan laut. Kapal canggih tersebut diberi nama Kapal Motor Cepat (KMC) Komando. "Kapal ini untuk mendukung angkatan, beroperasinya khusus di wilayah perairan yang sangat kompleks seperti Belawan. Kapal ini sudah standar NATO, jadi bisa mengejar, mengintai, dan menyerang dengan cepat," papar jenderal bintang satu ini.

Dari segi kecepatan, KMC Komando bisa langsung mencapai 35 knot dari posisi berhenti. Canggihnya, di tengah kecepatan maksimal, kapal ini bisa langsung berhenti di tengah lautan. Kapal ini juga bisa berputar arah 180 derajat dengan cepat ketika hendak menangkap atau menyerang musuh.

"Soal serangan, saya tidak boleh jelaskan secara detail karena itu sudah rahasia. Yang jelas di dalam kapal ada 31 personel yang siaga dengan senjata lengkap ," ungkap Yudo Margono. Meski sudah memiliki KMC Komando yang canggih, dia menyadari markas yang dipimpinnya tersebut masih banyak kekurangan armada.

Di wilayahnya, yakni laut Sumatera hanya ada 15 kapal yang digunakan petugas setiap hari. Hal itu tentu sangat kurang jika melihat wilayah laut Sumatera yang cukup luas. Setidaknya harus ada 50 kapal serang yang dibutuhkan untuk menjaga keutuhan laut di wilayah Komando Armada Kawasan Barat (Koarmabar) ini. "Namun yang ada sekarang, kalau dikatakan cukup, ya cukuplah.

Apalagi personel kita kan semuanya terlatih. Ke depan sesuai program Panglima TNI, juga akan ada terus pembaruan-pembaruan alutsista, tentu akan ada penambahan lagi," paparnya. Jajarannya hingga kini terus melakukan pengawasan di wilayah perbatasan melalui operasi patroli laut. Operasi pengamanan dimaksud rutin digelar, selain menggunakan KMC Komando, juga ada KRI dan patroli udara maritim.

"Itu sebabnya di pangkalan tetap ada kapal perang yang secara bergantian melakukan patroli di laut. Jadi, semuanya tetap terpantau," kata Yudo Margono. Sementara itu, Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) I Bukit Barisan Brigjen TNI Cucu Soemantri mengatakan angkatan darat juga turut melakukan pengamanan di wilayah laut tertentu di Sumatera. Kodam I/BB juga memiliki Kapal Serang Cepat (KSC) yang sekarang ini dioperasikan di Belawan, Batam, dan Kepulauan Riau.

"Kapal-kapal tersebut tetap melakukan patroli di laut karena selalu ada saja saatnya angkatan darat juga beroperasi di laut. Makanya, kita juga memiliki kapal-kapal ini, setidaknya ada 15 unit kapal jenis ini milik Kodam I/BB, dan saat ini sekarang semuanya masih beroperasi melakukan pengawasan," katanya belum lama ini.

Kasdam menambahkan, KSC tersebut fungsi utamanya untuk pertempuran mana kala ada gangguan di laut. Pertempuran yang dimaksud diprioritaskan untuk pulau terluar seperti Pulau Natuna. "Misalnya pulau terluar, oleh Angkatan Laut tidak ter-cover, jadi ini bisa jadi tugas kita. Makanya, kapal ini kita siagakan," ucapnya. Ada kelebihan dari kapal milik TNI AD tersebut, yakni bisa beroperasi di lautan dangkal.

"Kita ada pasukan angkatan darat yang terlatih di laut. Jadi meski ini di laut, tetap yang memegang angkatan darat," ujar Kasdam. Direktur Pembekalan Angkutan Angkatan Darat (Dirbekangad) Brigjen TNI Pasenga Talila mengatakan, pihaknya akan terus berupaya mendatangkan kapal-kapal canggih ke wilayah laut Sumatera untuk menjaga keutuhan laut Indonesia.

Dia sadar alutsista yang ada saat ini masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan. Untuk itu, Mabes TNI ke depan akan terus melakukan pembaruanpembaruan alutsista. "Kita sudah datangkan kapal motor cepat komando ke Belawan. Diharapkan dengan adanya kapal baru ini, bisa membuat pengawasan perairan Sumatera semakin mantap," tandasnya ketika berkunjung ke Medan baru ini.

Panggabean Hasibuan
Kota Medan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7451 seconds (0.1#10.140)