Tiga Mahasiswa UMSU Terbakar
A
A
A
MEDAN - Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) terbakar saat menggelar aksi demo-nstrasi menyoroti kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jalan Kesawan, Medan Barat, Sabtu (6/6).
Ketiganya harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, untuk pengobatan luka bakar. Ketiganya tersambar api saat rekannya akan membakar ban pada aksi demonstrasi bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Medan itu.
Mereka yakni, M Ridwan Aswadi, 24, mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Mesin; Aulia Azmul, 22, mahasiswa Fakultas Hukum; dan Sapta Lestari alias Toto, 23, mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan Pendidikan. Saat berada di ruang perawatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Pirngadi Medan, ketiga korban yang mengalami luka bakar serius tersebut tampak mengerang kesakitan.
Sejumlah dokter jaga sibuk membaluri luka bakarpara korbandenganbalsam putih dan menempelkan perban putih. Salah seorang korban, Sapta Lestari, yang kaki kanannya terbakar, berulang kali mengerang kesakitan. “Waduh, waduh, panas kali kak,” kata Sapta. Hal serupa juga terlihat pada Azmul Fauzi. Mahasiswa berambut ikal ini berulang kali memukul dinding karena tak bisa menahan rasa sakit akibat luka bakar yang dideritanya di bagian wajah.
Salah seorang rekan korban, M Windy, 22, menjelaskan mengenai insiden yang dialami teman-temannya kepada KORAN SINDO MEDAN . Menurut mahasiswa FakultasI lmu Sosial dan Politik ( FISIP) UMSU itu, peristiwa itu bermula ketika seorang pria berbajuputih tiba-tiba saja melakukan provokasi kepada massa yang berdemonstrasi. “Kami nggak tahu apakah dia itu polisi atau preman.
Soalnya dia pakai baju biasa,” ungkap M Windy, 22, yang ditemui di depan pintu masuk rumah sakit. Menurut Windy, semula aksi berjalan damai. Karena massa membawaban, merekapunmencoba membakar ban di tengah jalan, sebagaimana yang sering dilakukan massa saat berunjuk rasa. “Awalnya kami dihalanghalangi polisi. Terus, nggak lama kami ditolak-tolak,” kata Windy.
Ketika aksi saling dorong terjadi, seorang mahasiswa langsung menyiramkan bensin ke atas ban yang dibawanya. Entah bagaimana, bensin menyambar ke arah para korban sehingga api yang disulutkan mahasiswa ke arah ban pun langsung membakar tubuh ketiga mahasiswa tersebut. “Tiba-tiba saja kejadiannya.
Pas tolak-tolakan itulah kawan kami terbakar,” ungkap Windy lagi. Lantas, apa langkah selanjutnya terkait insiden ini? Windy hanya menggelengkan kepala. Seorang alumni yang juga senior IMM Cabang Medan bernama M Abdullah, 27, terlihat berang akibar insiden yang menimpa tiga juniornya.
Dia mengaku telah melaporkan insiden itu kepada Ketua DPP IMM. “Nanti akan kami pikirkan langkah ke depannya. Kami masih mendata dulu,” ungkap Abdullah hilir mudik di depan pintu rumah sakit. Sementara Kepala Satuan Intelijen Kemanan (Kasat Intelkam) Polresta Medan, Kompol Rama Samtama Putra ketika dikonfirmasi mengaku massa dari IMM Cabang Medan sudah melayangkan surat izin sebelum menggelar demonstrasi mengkritik kebijakan Presiden Jokowi itu.
“Izinnya ada. Hari Rabu kemarin mereka menyampaikannya kepada kami. Untuk pengamanan, itu petugas (Polsekta) Medan Barat,” ungkap Rama. Ia mengatakan, massa aksi dibubarkan lantaran melakukan aksi pemblokiran jalan yang mengganggu aktivitas arus lalu lintas. “Tadi makanya kami amankan karena mereka menutup jalan dan melakukan aksi bakar ban,” tutur Rama.
Menurut Rama, dalam aksi unjuk rasa, massa sebaiknya menyampaikan dengan santun. Dalam aksi demonstrasi tersebut, massa IMM Cabang Medan mendesak Presiden Jokowi mundur dari jabatannya. Mereka juga mendesak Komisi Nasional (Komnas) Hak Azasi Manusia (HAM) agar mengusut tuntas kasus kerusuhan di Istana Negara yang menyebabkan kader IMM mengalami luka- luka.
Massa pun mendesak Komisi III DPR RI yang membidangi hukum harus memanggil Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti karena dalam insiden di Istana Negara, sebagian petugas dituding turut melakukan penganiayaan terhadap kader IMM. PR III UMSU Bagian Kemahasiswaan,
Arifin Gultom mengaku hingga saat ini belum mendapat informasi mengenai tiga mahasiswanya yang terbakar dalam aksi demonstrasi kemarin. Bahkan, dia juga tidak mengetahui ada demonstrasi yang dilakukan mahasiswa kampus yang dipimpinnya. “Saya lagi di luar kota. Tidak tahu saya soal itu jadi belum bisa menentukan sikap,” pungkasnya.
Dody ferdiansyah / jelia amelida
Ketiganya harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, untuk pengobatan luka bakar. Ketiganya tersambar api saat rekannya akan membakar ban pada aksi demonstrasi bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Medan itu.
Mereka yakni, M Ridwan Aswadi, 24, mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Mesin; Aulia Azmul, 22, mahasiswa Fakultas Hukum; dan Sapta Lestari alias Toto, 23, mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan Pendidikan. Saat berada di ruang perawatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Pirngadi Medan, ketiga korban yang mengalami luka bakar serius tersebut tampak mengerang kesakitan.
Sejumlah dokter jaga sibuk membaluri luka bakarpara korbandenganbalsam putih dan menempelkan perban putih. Salah seorang korban, Sapta Lestari, yang kaki kanannya terbakar, berulang kali mengerang kesakitan. “Waduh, waduh, panas kali kak,” kata Sapta. Hal serupa juga terlihat pada Azmul Fauzi. Mahasiswa berambut ikal ini berulang kali memukul dinding karena tak bisa menahan rasa sakit akibat luka bakar yang dideritanya di bagian wajah.
Salah seorang rekan korban, M Windy, 22, menjelaskan mengenai insiden yang dialami teman-temannya kepada KORAN SINDO MEDAN . Menurut mahasiswa FakultasI lmu Sosial dan Politik ( FISIP) UMSU itu, peristiwa itu bermula ketika seorang pria berbajuputih tiba-tiba saja melakukan provokasi kepada massa yang berdemonstrasi. “Kami nggak tahu apakah dia itu polisi atau preman.
Soalnya dia pakai baju biasa,” ungkap M Windy, 22, yang ditemui di depan pintu masuk rumah sakit. Menurut Windy, semula aksi berjalan damai. Karena massa membawaban, merekapunmencoba membakar ban di tengah jalan, sebagaimana yang sering dilakukan massa saat berunjuk rasa. “Awalnya kami dihalanghalangi polisi. Terus, nggak lama kami ditolak-tolak,” kata Windy.
Ketika aksi saling dorong terjadi, seorang mahasiswa langsung menyiramkan bensin ke atas ban yang dibawanya. Entah bagaimana, bensin menyambar ke arah para korban sehingga api yang disulutkan mahasiswa ke arah ban pun langsung membakar tubuh ketiga mahasiswa tersebut. “Tiba-tiba saja kejadiannya.
Pas tolak-tolakan itulah kawan kami terbakar,” ungkap Windy lagi. Lantas, apa langkah selanjutnya terkait insiden ini? Windy hanya menggelengkan kepala. Seorang alumni yang juga senior IMM Cabang Medan bernama M Abdullah, 27, terlihat berang akibar insiden yang menimpa tiga juniornya.
Dia mengaku telah melaporkan insiden itu kepada Ketua DPP IMM. “Nanti akan kami pikirkan langkah ke depannya. Kami masih mendata dulu,” ungkap Abdullah hilir mudik di depan pintu rumah sakit. Sementara Kepala Satuan Intelijen Kemanan (Kasat Intelkam) Polresta Medan, Kompol Rama Samtama Putra ketika dikonfirmasi mengaku massa dari IMM Cabang Medan sudah melayangkan surat izin sebelum menggelar demonstrasi mengkritik kebijakan Presiden Jokowi itu.
“Izinnya ada. Hari Rabu kemarin mereka menyampaikannya kepada kami. Untuk pengamanan, itu petugas (Polsekta) Medan Barat,” ungkap Rama. Ia mengatakan, massa aksi dibubarkan lantaran melakukan aksi pemblokiran jalan yang mengganggu aktivitas arus lalu lintas. “Tadi makanya kami amankan karena mereka menutup jalan dan melakukan aksi bakar ban,” tutur Rama.
Menurut Rama, dalam aksi unjuk rasa, massa sebaiknya menyampaikan dengan santun. Dalam aksi demonstrasi tersebut, massa IMM Cabang Medan mendesak Presiden Jokowi mundur dari jabatannya. Mereka juga mendesak Komisi Nasional (Komnas) Hak Azasi Manusia (HAM) agar mengusut tuntas kasus kerusuhan di Istana Negara yang menyebabkan kader IMM mengalami luka- luka.
Massa pun mendesak Komisi III DPR RI yang membidangi hukum harus memanggil Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti karena dalam insiden di Istana Negara, sebagian petugas dituding turut melakukan penganiayaan terhadap kader IMM. PR III UMSU Bagian Kemahasiswaan,
Arifin Gultom mengaku hingga saat ini belum mendapat informasi mengenai tiga mahasiswanya yang terbakar dalam aksi demonstrasi kemarin. Bahkan, dia juga tidak mengetahui ada demonstrasi yang dilakukan mahasiswa kampus yang dipimpinnya. “Saya lagi di luar kota. Tidak tahu saya soal itu jadi belum bisa menentukan sikap,” pungkasnya.
Dody ferdiansyah / jelia amelida
(bbg)