Tidak Untuk Komersil

Minggu, 07 Juni 2015 - 11:22 WIB
Tidak Untuk Komersil
Tidak Untuk Komersil
A A A
TIDAK banyak yang diinginkan seorang AKBP Ruchimat, setelah mengenal dan memahami terapi lintah ini.

Sejak mengetahui khasiatnya pada 2010 lalu, hingga saat ini dirinya membiakkan lintah yang biasa menempel di kerbau tersebut. Jika berkunjung ke rumah Ruchimat di Jalan Veteran, lr RRI Utama, blok B no 7, ada aquariumaquarium kecil yang berisi lintah-lintah tersebut. Tapi setelah lintah-lintah yang digunakan untuk menerapi rekan-rekannya, maka lintah itu tidak lagi ditempatkan di aquarium, melainkan di dalam ember.

“Memang sekarang saya membiakkan lintah ini. kalau untuk makanannya, belut dan lele. Saya tak ingin mengomersialkan terapi ini. Saya hanya ingin ini bisa bermanfaat bagi manusia, begitu juga dengan tugas saya sebagai polisi,” ujarnya. Ruchimat menuturkan, sebetulnya khasiat yang ada pada lintah kerbau ini sudah lama atau telah dilakukan pada abad 18 lalu. Awal keertarikannya, lantaran terapi ini termasuk jenis pengobatan herbal bukan kimia.

“Cerita dari kawankawan yang hobi obatobatan herbal, kemudian terdengar terapi lintah. Sementara di jantung saya sudah ada ring, lintah itu ternyata bermafaat meregenerasi sel-sel pembuluh darah. Apalagi penyakit seperti jantung koroner, diabet, asam urat,” tuturnya. Dia menjelaskan, untuk terapi lintah ini agar maksimal sebaiknya dilakukan dua jam, atau sampai lintah itu kenyang dan lepas sendiri. Saat mengisap darah lintah juga mengeluarkan liurnya. Liur itulah yang beraksi dengan sel-sel darah yang rusak, kemudian disedot.

“Kalau kita baru pertama disedot lintah, keringnya lama sekitar 24 jam. Karena darah kotor masih berkumpul di situ. Kemampuan lintah menyedot darah itu hanya sekitar 20 cc. Beda dengan saat kita mengeluarkan darah saat donor, itu bisa 300 cc,” jelasnya.

Sidratul muntaha
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4110 seconds (0.1#10.140)