Segera Ingatkan Sponsor
A
A
A
PALEMBANG - Manajemen Sriwijaya FC (SFC) berupaya sekuat tenaga, untuk menghidupi tim dan mengatasi biaya operasional lainnya.
Setelah cukup banyak menggunakan dana talangan, mereka berharap pada sponsor tradisional se gera meng - ucurkan dana untuk menyelesaikan se muanya.
Sponsor tradisional yang dimaksud, yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Bank SumselBabel (BSB), Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), yang selama ini bernaung di Sumsel. Direktur Keuangan PT. Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Yuliar mengungkapkan, untuk menyelesaikan semua hutang dari dana talangan, pihaknya berharap kepada seluruh sponsor tradiosional tersebut membayar kewajiban mereka.
Apalagi, manajemen lagi terlilit hutang dari biaya talangan hingga Rp20 miliar. Memang, dengan tidak bergulirnya kompetisi, pihak ketiga itu terkesan enggan membayar apa yang telah menjadi kerjasama. “Manajemen sesegera mungkin melayangkan su rat kepada para sponsor, un tuk biaya klub yang belum di lunasi. Paling lambat dua ming gu lagi, surat kita sebar kepada semua sponsor,” ungkap Yuliar, saat di hubungi kemarin.
Yuliar juga mengatakan, di dalam surat itu ditegaskan tim SFC tidak di bubarkan dan tetap berjalan. Atas dasar itulah pihak sponsor masih diwa jib kan terus mem biayai tim sesuai dengan nota kesepakatan (Mou). “Kami masih memerlukan uang sekitar Rp8 miliar. Makanya dalam surat itu juga kita tegaskan tim SFC tidak bubar. Itu yang harus di pahami oleh sponsor nan tinya,” ujarnya.
Menurutnya, sponsor-sponsor tradisional itu me miliki tanggung jawab mu tlakuntukmenghidupi Las - kar Wong Kito yang merupakan icon kebanggaan masyarakat Sumsel. Jadi manajemen SFC tidak segan-segan memberikanteng gangwaktu, agarpara sponsorse cepatmungkin membayarkan tunggakan biaya klub tersebut. Hal itu berdasarkan mandat secara langsungdari PresidenClubDodi Reza Alex.
“Kita bisa berikan mereka deadline. Namun saya harus koordinasi dulu kepada presiden berapa lama batas waktu yang akan kita berikan,” pungkasnya.
Muhammad moeslim
Setelah cukup banyak menggunakan dana talangan, mereka berharap pada sponsor tradisional se gera meng - ucurkan dana untuk menyelesaikan se muanya.
Sponsor tradisional yang dimaksud, yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Bank SumselBabel (BSB), Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), yang selama ini bernaung di Sumsel. Direktur Keuangan PT. Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Yuliar mengungkapkan, untuk menyelesaikan semua hutang dari dana talangan, pihaknya berharap kepada seluruh sponsor tradiosional tersebut membayar kewajiban mereka.
Apalagi, manajemen lagi terlilit hutang dari biaya talangan hingga Rp20 miliar. Memang, dengan tidak bergulirnya kompetisi, pihak ketiga itu terkesan enggan membayar apa yang telah menjadi kerjasama. “Manajemen sesegera mungkin melayangkan su rat kepada para sponsor, un tuk biaya klub yang belum di lunasi. Paling lambat dua ming gu lagi, surat kita sebar kepada semua sponsor,” ungkap Yuliar, saat di hubungi kemarin.
Yuliar juga mengatakan, di dalam surat itu ditegaskan tim SFC tidak di bubarkan dan tetap berjalan. Atas dasar itulah pihak sponsor masih diwa jib kan terus mem biayai tim sesuai dengan nota kesepakatan (Mou). “Kami masih memerlukan uang sekitar Rp8 miliar. Makanya dalam surat itu juga kita tegaskan tim SFC tidak bubar. Itu yang harus di pahami oleh sponsor nan tinya,” ujarnya.
Menurutnya, sponsor-sponsor tradisional itu me miliki tanggung jawab mu tlakuntukmenghidupi Las - kar Wong Kito yang merupakan icon kebanggaan masyarakat Sumsel. Jadi manajemen SFC tidak segan-segan memberikanteng gangwaktu, agarpara sponsorse cepatmungkin membayarkan tunggakan biaya klub tersebut. Hal itu berdasarkan mandat secara langsungdari PresidenClubDodi Reza Alex.
“Kita bisa berikan mereka deadline. Namun saya harus koordinasi dulu kepada presiden berapa lama batas waktu yang akan kita berikan,” pungkasnya.
Muhammad moeslim
(ars)