3 Juta Kubik Kubah Lava Sinabung Bakal Runtuh

Kamis, 04 Juni 2015 - 10:24 WIB
3 Juta Kubik Kubah Lava...
3 Juta Kubik Kubah Lava Sinabung Bakal Runtuh
A A A
KARO - Situasi di sekitar Gunung Sinabung kembali bergejolak setelah status gunung berapi teraktif di Sumatera itu kembali ditingkatkan menjadi Awas atau Level IV. Desa-desa yang berada di radius tujuh kilometer (km) dari gunung itu pun dikosongkan, dan penduduknya diungsikan ke lokasi aman di sekitar Kabanjahe sejak kemarin.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra, mengatakan, dengan status itu, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah merekomendasi sejumlah hal pengendalian bencana kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo. Menurut dia, masyarakat dan pengunjung tidak diperkenankan mendaki dan melakukan aktivitas di dalam radius lima kilometer untuk sektor tenggara Sinabung.

Sebab, daerah itu merupakan bukaan lembah aliran lava dan awan panas. Selanjutnya, masyarakat yang berada di radius tujuh kilometer sektorselatantenggara yangtinggal di Pasar Pinter Guru Kinayan- Simpang Sibintun/Perjuman Batukejan; Jembatan Lau Benuken Tiga Pancur; Desa Tiga Pancur- Perjumaan Tigabogor; Desa Pintu Mbesi; diminta untuk dievakuasi ke lokasi aman. Sebab, sektor tersebut juga merupakan bukaan aliran lava dan awan panas.

“Apabila luncuran awan panas menunjukkan peningkatan frekuensi kejadian, atau adanya peningkatan awan panas ke sektor selatan tenggara gunung, pemerintah segera menutup ruas jalan. Mulai dari Jalan Raya simpang Gurukinayan-Simpang Sibintun-Jembatan Lau Benuken Tiga Pancur-Ojolali, dan Tiga Pancur-Simpang Beganding, serta Simpang Berganding- Perjumaan Tigabogor,” ujarnya kepada wartawan di kantornya, kemarin.

PVMBG juga merekomendasikan, apabila terjadi rentetan kejadian awan panas yang berpotensi diikuti erupsi letusan, masyarakat di Desa Jeraya, Mardinding, Sukanalu, Sigarang- garang, Kutagugung, dan Lau Kawar, harus dievakuasi ke tempat yang aman.

Termasuk masyarakat yang tinggal di luar radius tiga kilometer dari kawah Gunung Sinabung, namun berada di depan bukaan kawah, di antaranya Desa Gurukinayan, Kuta Tonggal, Berastepu, Gamber dan Dusun Sibintun. Ini dimaksudkan agar terhindar dari ancaman guguran lava dan awan panas. Warga juga diimbau mengikuti rekomendasi yang telah disampaikan kepada Pemkab Karo.

Armen mengakui ancaman guguran material yang kini menggantung di puncak kawah Sinabung atau kubah lava. Menurut dia, selain kegempaan yang masih tinggi, ancaman guguran kubah lava sangat berbahaya apabila jatuh sekaligus. Dia memperkirakan ada sekitar tiga juta kubik lava yang menggantung. Apabila terjadi guguran awan panas, dikhawatirkan ikut memicu terjadinya guguran kubah lava.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, juga mengatakan, volume kubah lava Gunung Sinabung meningkat menjadi lebih dari tiga juta meter kubik dan dalam kondisi labil. Kondisi itu menyebabkan Gunung Sinabung berpotensi mengeluarkan guguran kubah yang diikuti awan panas guguran ke arah selatan dan tenggara dengan jangkauan diperkirakan sejauh tujuh kilometer.

“Data itu berdasarkan laporan dari Kepala Badan Geologi, Surono. BNPB juga telah berkoordinasi dengan Pemkab Karo agar memerintahkan BPBD setempat dibantu TNI, Polri, dan unsur lain untuk mengantisipasi terkait kenaikan status Gunung Sinabung,” ucapnya. 2.500 Warga Sudah Diungsikan Sementara kemarin siang, Pemkab Karo beserta unsur Muspida, mulai mengevakuasi ribuan warga secara bertahap dari zona terlarang, sesuai edaran Badan Geologi No 1769/45/BGL V/2015.

“Masyarakat Desa Pintu Mbesi, Tiga Pancur, Simpang Gurukinayan, dan Simpang Sibintun, hari ini (kemarin) telah kami evakuasi ke posko sementara di Paroki Jalan Irian, Kabanjahe. Jumlah yang telah dievakuasi sebanyak 2.500 jiwa. Warga desa lainnya akan kami evakuasi secara bertahap,” ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Jhonson Tarigan.

Dia bersama aparat terkait penanganan erupsi Sinabung akan berkoordinasi agar warga bisa tetap nyaman dalam pengungsian. Untuk sementara, lokasi pengungsian memanfaatkan tempat yang selama ini dijadikan posko pengungsi. “Selama aktivitas Sinabung masih tinggi, warga kami imbau tetap mengungsi. Mengenai rumah warga, petugas polisi dan TNI akan berjaga di pintu desa untuk memastikan keamanannya,” ucapnya.

Terpisah, seorang warga asal Desa Gurukinayan, Kinihulin Surbakti, mengatakan, sekitar pukul 14.00 WIB, petugas kepolisiandanTNIdatangkedesanya dan meminta masyarakat segera mengungsi karena ada peningkatan aktivitas Sinabung. “Tiba-tiba saja petugas datang dan meminta kami segera mengemasi barang-barang,” katanya saat ditemui dalam perjalanan menuju Kabanjahe.

Warga sempat terkejut dengan kedatangan petugas. Tapi karena masalah keselamatan, mau tidak mau mereka harus mengungsi kembali. Saat ini dirinya bersama keluarga akan kembali menjalani kehidupan di pos pengungsian sampai waktu yang belum ditentukan.

“Mau bagaimana lagi, kondisinya memang harus seperti ini. Dijalani saja. Perasaan waswas juga ada karena rumah di desa yang kami tinggalkan dalam keadaan kosong,” ungkapnya. Menurut catatan, Gunung Sinabung terus bergolak secara fluktuatif sejak meletus pada 15 September 2013 hingga sekarang.

Status Awas pernah diberlakukan selama pada 23 November 2013-8 April 2014. BNPB belum mengetahui batas akhir erupsi Gunung Sinabung tersebut. Fenomena itu dinilai mirip dengan Gunung Unzen di Jepang yang mengalami erupsi selama lima tahun.

Riza pinem/ Ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1100 seconds (0.1#10.140)