Waisak Momen Kembangkan Kesucian Hati dan Pikiran

Rabu, 03 Juni 2015 - 11:50 WIB
Waisak Momen Kembangkan Kesucian Hati dan Pikiran
Waisak Momen Kembangkan Kesucian Hati dan Pikiran
A A A
MAGELANG - Kesucian hati dan pikiran perlu terus dikembangkan, agar pikiran negatif yang penuh keserakahan, kebencian, dan kebodohan, lenyap.

Pesan itulah yang disampaikan umat Buddha dalam perayaan Waisak 2015 Peringatan Waisak tahun ini mengusung tema Kembangkan Benih Kebuddhaan dalam Diri Masing-Masing dengan subtema Sucikan Pikiran Manusia agar Dunia dan Alam Menjadi Harmonis . “Berganti hati yang penuh cinta kasih, belas kasih, simpati, dan keseimbangan batin akan tumbuh subur.

Sehingga dapat memasuki arus kesucian, kelak akan terbebas dari lingkaran tumimbal lahir yang menyakitkan,” ujar Koordinator Dewan Sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Biksu Tadisa Paramita Mahasthavira. Tadi malam, Presiden Joko Widodo hadir dalam peringatan Waisak di Candi Borobudur, KabupatenMagelang. Tampakhadir dalam acara itu antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Mensesneg Pratikno.

Kehadiran Presiden disambut dengan tarian selamat datang Balaturangga oleh Grup Buddha Dharma Indonesia. Puncak Waisak jatuh pada pukul 23.18 WIB tadi malam ditandai dengan meditasi detik-detik Waisak di pelataran Candi Borobudur. Setelahitu, dilakukan penerbangan seribu lampion ke langit Borobudur.

Biksu Tadisa mengajak umat untuk memanfaatkan perayaan Tri Suci Waisak 2015 untuk melaksanakan introspeksi, refleksi, dan mengevaluasi batin masing-masing. “Mari kita introspeksi, refleksi, dan mengevaluasi penyakit batin dan kecenderungan mental ini, mengkaji moralitas dan spiritualitas kita sampai di mana,” katanya. Penyakit batin, katanya, harus diobati dengan darma yang sesuai dan efektif.

“Mencapai kesucian diri adalah tujuan utama manusia saat mengalami tumimbal lahir di alam manusia,” katanya. Barang siapa lalai, lengah, dan mengabaikan praktik kesucian, katanya, mengakibatkan kekotoran batin akan tumbuh dan berkembang sehingga kebodohan makin meluas dan kejahatan merajalela. Presiden Joko Widodo menyatakan, perubahan mental masyarakat menjadi lebih baik dimulaiperubahanpada masingmasing individu.

“Perubahan masyarakat harus mulai dari diri sendiri, revolusi mental tanggungjawabmasing- masing.” Menurut Presiden, nilai-nilai ajaran Buddha penting dalam membangun bangsa yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. “Membangun masyarakat seperti itu perlu perjuangan sebagaimana dicontohkan Buddha Gautama,” katanya.

Presiden juga mengajak umat Buddha untuk menjadikan perayaan Waisak sebagai momentum membangunnilailuhurbangsadan menjagasesanti diBukuSutasoma yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Waisak diharapkan bisa membawa ketenteraman dan kedamaian tidak saja untuk umat Buddha tapi seluruh umat manusia.

Muh slamet/ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6007 seconds (0.1#10.140)