Sungai di Muaraenim Banyak Tercemar
A
A
A
MUARAENIM - Populasi ikan air tawar nonbudidaya di wilayah Kabupaten Muaraenim terancam punah akibat tingginya tingkat pencemaran.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Kadisnakan) Muaraenim Teguh Sumitro mengatakan, beberapa populasi ikan air tawar khususnya sungai di Muaraenim, seperti belida, baung dan jenis ikan air tawar lainya sekarang semakin susut. Masyarakat terutama warga yang tinggal di pinggir sungai juga enggan melakukan budi daya seperti menggunakan keramba dan jaring karena tingginya risiko.
“Penyebabnya apa, karena sungai yang ada di kita (Muara enim) sudahbanyakyang tercemar diduga limbah dan kotoran lainnya sehingga populasi ikan semakin sedikit dan tidak ada yang membudida yakan,” ungkapnya, kemarin. Sebut saja, kata dia, beberapa su ngai besar yang melintasi Muara enim seperti Sungai Enim, Lematang, dan Meriak. “Kalau kita ajak mereka melakukan budi daya seperti memanfaatkan keramba di sungai mereka jelas tidak mau,” ujarnya.
H Kailani, 56, warga Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Agung tidak menampik keberadaan ikan di Sungai Enim yang melintasi kawasan tersebut sudah banyak yang habis. Padahal menurutnya, di sungai itu sangat banyak jenis ikan air tawar seperti baung, lemutih, langli, lampam dan kepiat serta jenis ikan putih lainnya. “Sekarang jangankan mendapatkan baung, melihat ikan langli saja sudah susah,” ucapnya.
Irhamudin sp
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Kadisnakan) Muaraenim Teguh Sumitro mengatakan, beberapa populasi ikan air tawar khususnya sungai di Muaraenim, seperti belida, baung dan jenis ikan air tawar lainya sekarang semakin susut. Masyarakat terutama warga yang tinggal di pinggir sungai juga enggan melakukan budi daya seperti menggunakan keramba dan jaring karena tingginya risiko.
“Penyebabnya apa, karena sungai yang ada di kita (Muara enim) sudahbanyakyang tercemar diduga limbah dan kotoran lainnya sehingga populasi ikan semakin sedikit dan tidak ada yang membudida yakan,” ungkapnya, kemarin. Sebut saja, kata dia, beberapa su ngai besar yang melintasi Muara enim seperti Sungai Enim, Lematang, dan Meriak. “Kalau kita ajak mereka melakukan budi daya seperti memanfaatkan keramba di sungai mereka jelas tidak mau,” ujarnya.
H Kailani, 56, warga Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Agung tidak menampik keberadaan ikan di Sungai Enim yang melintasi kawasan tersebut sudah banyak yang habis. Padahal menurutnya, di sungai itu sangat banyak jenis ikan air tawar seperti baung, lemutih, langli, lampam dan kepiat serta jenis ikan putih lainnya. “Sekarang jangankan mendapatkan baung, melihat ikan langli saja sudah susah,” ucapnya.
Irhamudin sp
(ftr)