PWNU DIY Nilai Sabda Raja Sultan Menyesatkan

Rabu, 03 Juni 2015 - 10:14 WIB
PWNU DIY Nilai Sabda...
PWNU DIY Nilai Sabda Raja Sultan Menyesatkan
A A A
YOGYAKARTA - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) angkat bicara terkait sabda raja yang dikeluarkan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, beberapa waktu lalu. Mereka menilai sabda raja maupun dawuh raja merupakan sesuatu yang bisa menyesatkan masyarakat.

"Dawuh (perintah) Gusti Allah melalui para leluhur kok tidak disertai penjelasan mengenai proses dan tata caranya, bisa menyesatkan dan menyimpang dari akidah Islam," papar Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU DIY Muhammad Jadul Maula, Selasa (2/6/2015).

Maula menyayangkan sikap Sultan HB X sebagai panutan di masyarakat. Terlebih, dalam sabda raja itu juga dilepas gelar khalifatullah yang berarti pemimpin untuk kaum pria.

"PWNU berpandangan bahwa klaim adanya dawuh yang kuasa merupakan hakikat seharusnya tidak bertentangan dengan syariat. Hubungan antara hakikat dan syariat itu saling menguatkan dan saling mengontrol," katanya.

Syariat tanpa hakikat, kata dia, akan rusak. Begitu juga hakikat tanpa syariat akan menjadi sesat. Pihaknya mencium aroma kepentingan pribadi dalam diri Sultan untuk melanggengkan keturunannya untuk berkuasa.

"Mengklaim seperti itu dikhawatirkan bersifat disortif, mengandung ilusi syaithoniyah dan sarat kepentingan pribadi,'' jelasnya.

Penjelasan Sultan terkait Sabda raja, tidak bisa juga disalahkan atau dibenarkan. Pemimpin boleh-boleh saja mendapat 'petunjuk' atau inspirasi dari mana saja. Seperti dari nasehat orang terdekat yang dipercaya, usulan sahabat, hingga ilham dari Sang Pencipta melalui mimpi.

Namun, harus dipikirkan dampak sosial di masyarakat jika ilham tersebut menjadi acuhan untuk membuat kebijakan. Terlebih, Sultan menyebut tidak tau implikasi dari apa yang sudah disampaikan.

"Sabda raja dan dawuh raja itu menujukan bahwa kepemimpinan ‎Sultan justru meresahkan masyarakat," sebutnya.

Perkataan seorang pemimpin, kata dia, seharusnya menjadi pertimbangan utama, yang berarti dia sudah berhitung secara cermat, berbagai kemungkinan. Baik sisi kebaikan atau keburukan keputusannya tersebut.

Dia melihat perhitungan Sultan HB X dalam mengeluarkan sabda raja maupun dawuh raja kurang cermat. Hal itu terbukti dengan terjadinya polemik di internal kraton yang merembet ke masyarakat.

"Bahkan, hingga saat ini, adik-adik Sultan HB X belum menerima dengan baik adanya sabda raja dan dawuh raja tersebut," katanya.
(nag)
Berita Terkait
Tanah Sultan Ground...
Tanah Sultan Ground Tidak Dilepas untuk Jalan Tol, Keraton Yogyakarta Terbitkan Palilah
Sejarah dan Asal-usul...
Sejarah dan Asal-usul Kesultanan Yogyakarta
Alun-Alun Utara Keraton...
Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta Bakal Dipagari, Ini Alasannya
Penutupan Sementara...
Penutupan Sementara Wisata Milik Keraton Yogyakarta
Keseriusan Pemerintah...
Keseriusan Pemerintah Jaga Cagar Budaya Dipertanyakan
Sri Sultan Hamengkubuwono...
Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) II Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Berita Terkini
2 Pejabat Disdik Sumut...
2 Pejabat Disdik Sumut Terjaring OTT Korupsi Dana BOS, Kejaksaan Sita Rp319 Juta
1 jam yang lalu
Heboh! Dipepet Motor...
Heboh! Dipepet Motor Anggota Patwal Polres Bogor di Jalur Puncak, Pengendara Terjungkal
3 jam yang lalu
Pangdam XIV Hasanuddin...
Pangdam XIV Hasanuddin Dukung Smelter Ceria Group Jadi Perusahaan Level Dunia
3 jam yang lalu
Mantan Gubernur Maluku...
Mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba Meninggal Dunia
4 jam yang lalu
Kepala Sekolah SDN 02...
Kepala Sekolah SDN 02 Srogol Apresiasi Kegiatan Literasi MNC Peduli dan MNC Land
5 jam yang lalu
Matangkan Jakarta Kota...
Matangkan Jakarta Kota Global, QRIS Tap dengan NFC Resmi Diterapkan di MRT
6 jam yang lalu
Infografis
Cristiano Ronaldo Menjadi...
Cristiano Ronaldo Menjadi Raja Gol dan Assist di Euro
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved