Pak Tua Dalangi Pelarian Sembilan Tahanan Lapas
A
A
A
SIBOLGA - Pelarian sembilan tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Sibolga, Minggu (31/5) sore, diduga didalangi narapidana kasus narkoba, Ali Nafiah Siregar, 60, atau yang dikenal dengan nama Pak Tua.
Peran warga Jalan Padangsidimpuan, Kelurahan Sibuluan, Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah (Tapteng), sangat mengejutkan sesama warga binaan maupun petugas lapas. Sebab Pak Tua yang telah menjalani masa hukuman setahun dari lima tahun hukumannya dikenal sebagai sosok orang tua saleh dan taat beribadah. Dia juga kerap terlibat dalam kegiatan keagamaan di lapas.
Kepala Lapas Kelas IIA Sibolga, Sardiaman Purba mengatakan, selain dirinya, pegawai lapas dan warga binaan juga merasa tidak percaya dan menduga keterlibatan Ali Nafiah dalam pelarian itu. Bahkan, kalau warga binaan tahu dengan rencana pelarian orang tua itu, kemungkinan pasti akan melarangnya. “Soalnya semua yang berlangsung di lapas selama ini baikbaik saja dan aman-aman saja,” ujarnya kepada wartawan di kantornya, kemarin.
Bahkan, dirinya secara pribadi sering berkomunikasi dengan Pak Tua dan cukup menghormati. Selain sudah berusia lanjut, Pak Tua sangat rajin beribadah sehingga kerap mendorongnya sebagai pelaksana kegiatan keagamaan dan kegiatan lainnya di lapas. Dia memaparkan, pelarian kesembilan tahanan itu terjadi seusai istirahat makan siang. Saat itu seluruh warga binaan dipersilakan masuk sel masing- masing, sedangkan bagi yang salat dipersilakan melaksanakan.
Momen ini yang dimanfaatkan tahanan untuk melarikan diri. Awalnya, mereka bersama-sama berada di ruang tunggu/ruang tamu yang berada di pintu ketiga lapas. Saat situasi itu petugas jaga lengah tidak menutup pintu ketiga. Apalagi saat itu pula pintu kedua tidak terkunci dan tidak dijaga karena petugasnya sedang pergi sebentar dan menitipkan kepada petugas jaga pintu utama.
Kesembilan tahanan langsung menyerang petugas yang hanya tinggal seorang diri di pintu utama sehingga bisa kabur. Sugeng, pegawai senior Lapas Sibolga mengatakan, dugaan bahwa Pak Tua sebagai dalang pelarian terlihat saat berada di pintu ketiga. Pak Tua mengajak para tahanan bergegas melarikan diri. “Saya melihat peristiwa itu,” ungkapnya.
Sementara satu tahanan yang melarikan diri dari lapas berhasil ditangkap warga di kawasan Tano Ponggol, Kecamatan Sarudik, Tapteng, atau berjarak sekitar 3 kilometer (km) dari Lapas Sibolga yang berada di Jalan Tukka, Kecamatan Pandan, Minggu (31/6) sekitar pukul 21.00 WIB. “Jadi, jumlah tahanan yang berhasil ditangkap ada empat orang. Sedangkan lima lainnya masih dalam perburuan petugas,” kata Sardiaman Purba.
Keempat tahanan yang ditangkap, yakni Redi Mawardi Alias Rendi, 28, warga Kecamatan Subulsalam, Aceh Tenggara, Aceh (kasus narkoba); Rudianto Sijabat, 34, warga Kampung Putih, Kecamatan Air Putih, Batubara (kasus pencurian); Rudi Simanjuntak, 36, warga Desa Suka Raja, Kecamatan Air Putih, Batubara (kasus pencurian); dan Holden Hutabarat, 40, warga Desa Tanah Merah Simpang IV, Kecamatan Air Putih, Indrapura, Batubara (kasus pencurian).
Adapun lima lainnya yang masih diburu, yakni Parsaoran Tua Pandiangan alias Oong, 45, warga Jalan SD Inpres Lingkungan III, Kelurahan Pandan, Tapteng (kasus narkoba); Ali Nafiah Siregar, 60, warga Jalan Padangsidimpuan, Kelurahan Sibuluan, Tapteng (kasus narkotika); Tuppak Sirait, 28, warga Desa Limau Sundai, Kecamatan Air Putih, Batubara (kasus pencurian); Ruslan, 38, warga Dusun 11, Kelurahan Simpang Gambus, Kecamatan Limapuluh, Batubara (kasus pencurian); dan Abdullah Quzairi alias Dullah alias Edo, 26, warga Kotogadang, Kelurahan Bungun Timur, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumbar, atau Desa Cotmane, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh (kasus narkoba).
Menurut Sardiaman, keempat tahanan itu sedang menjalani pemeriksaan intensif dan tidak tertutup kemungkinan akan diserahkan ke Polres Tapteng. Saat ini keempatnya ditempatkan di sel isolasi Lapas Sibolga. “Karena masih tahap proses pemeriksaan dan penyelidikan, maka sampai saat ini kami belum bisa menyimpulkan apa alasan pelarian mereka,” ucapnya.
Lapas juga memeriksa sipir yang bertugas pada Minggu (31/5) sore itu. Sebab kasus tersebut tidak terlepas dari adanya unsur kelalaian sipir. Kasus ini, kata Sardiaman, menjadi pembelajaran sangat berguna sehingga ke depan mereka akan memaksimalkan pengawasan di titik-titik rawan. “Sekalipun jumlah petugas kami sebenarnya masih kurang dan lapas yang kelebihan kapasitas. Tapi, itu bukan menjadi alasan karena semuanya selama ini baikbaik dan aman-aman saja,” katanya.
Menurut dia, delapan dari sembilan tahanan yang kabur itu berstatus titipan karena masih menjalani proses peradilan di Pengadilan Negeri (PN) Sibolga. Sementara Ali Nafiah Siregar, 60, sudah mendapatkan putusan hukum tetap.
Terpisah, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tapteng Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Boni Sirait mengatakan, petugasnya telah berkoordinasi dengan polres-polres terdekat dan kantor polisi di dekat tempat tinggal para tahanan yang kabur itu. Koordinasi juga dilakukan dengan aparat TNI yang siap membantu menangkap para pelarian.
“Kami masih menyelidiki kaburnya para tahanan, termasuk indikasi keterlibatan petugas jaga lapas,” tuturnya. Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0211/TT, Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri (Inf) Indra Kurnia membenarkan ada koordinasi dari kapolres itu. Namun sebelumnya, mereka sudah mendapatkan perintah dari Komandan Korem 023/Kawal Samudera (KS) untuk terlibat membantu kepolisian mencari para tahanan lapas yang melarikan diri.
“Saya sudah memerintah koramil serta seluruh personel babinsa di seluruh Tapteng untuk melakukan kegiatan deteksi dini, kemungkinan para tahanan melarikan diri di wilayah masing-masing. Prajurit TNI yang berada di pos penjagaan di daerah perbatasan Tapteng- Aceh juga telah saya perintahkan untuk melakukan penjagaan intensif dan sweeping ,” katanya.
Jonny simatupang
Peran warga Jalan Padangsidimpuan, Kelurahan Sibuluan, Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah (Tapteng), sangat mengejutkan sesama warga binaan maupun petugas lapas. Sebab Pak Tua yang telah menjalani masa hukuman setahun dari lima tahun hukumannya dikenal sebagai sosok orang tua saleh dan taat beribadah. Dia juga kerap terlibat dalam kegiatan keagamaan di lapas.
Kepala Lapas Kelas IIA Sibolga, Sardiaman Purba mengatakan, selain dirinya, pegawai lapas dan warga binaan juga merasa tidak percaya dan menduga keterlibatan Ali Nafiah dalam pelarian itu. Bahkan, kalau warga binaan tahu dengan rencana pelarian orang tua itu, kemungkinan pasti akan melarangnya. “Soalnya semua yang berlangsung di lapas selama ini baikbaik saja dan aman-aman saja,” ujarnya kepada wartawan di kantornya, kemarin.
Bahkan, dirinya secara pribadi sering berkomunikasi dengan Pak Tua dan cukup menghormati. Selain sudah berusia lanjut, Pak Tua sangat rajin beribadah sehingga kerap mendorongnya sebagai pelaksana kegiatan keagamaan dan kegiatan lainnya di lapas. Dia memaparkan, pelarian kesembilan tahanan itu terjadi seusai istirahat makan siang. Saat itu seluruh warga binaan dipersilakan masuk sel masing- masing, sedangkan bagi yang salat dipersilakan melaksanakan.
Momen ini yang dimanfaatkan tahanan untuk melarikan diri. Awalnya, mereka bersama-sama berada di ruang tunggu/ruang tamu yang berada di pintu ketiga lapas. Saat situasi itu petugas jaga lengah tidak menutup pintu ketiga. Apalagi saat itu pula pintu kedua tidak terkunci dan tidak dijaga karena petugasnya sedang pergi sebentar dan menitipkan kepada petugas jaga pintu utama.
Kesembilan tahanan langsung menyerang petugas yang hanya tinggal seorang diri di pintu utama sehingga bisa kabur. Sugeng, pegawai senior Lapas Sibolga mengatakan, dugaan bahwa Pak Tua sebagai dalang pelarian terlihat saat berada di pintu ketiga. Pak Tua mengajak para tahanan bergegas melarikan diri. “Saya melihat peristiwa itu,” ungkapnya.
Sementara satu tahanan yang melarikan diri dari lapas berhasil ditangkap warga di kawasan Tano Ponggol, Kecamatan Sarudik, Tapteng, atau berjarak sekitar 3 kilometer (km) dari Lapas Sibolga yang berada di Jalan Tukka, Kecamatan Pandan, Minggu (31/6) sekitar pukul 21.00 WIB. “Jadi, jumlah tahanan yang berhasil ditangkap ada empat orang. Sedangkan lima lainnya masih dalam perburuan petugas,” kata Sardiaman Purba.
Keempat tahanan yang ditangkap, yakni Redi Mawardi Alias Rendi, 28, warga Kecamatan Subulsalam, Aceh Tenggara, Aceh (kasus narkoba); Rudianto Sijabat, 34, warga Kampung Putih, Kecamatan Air Putih, Batubara (kasus pencurian); Rudi Simanjuntak, 36, warga Desa Suka Raja, Kecamatan Air Putih, Batubara (kasus pencurian); dan Holden Hutabarat, 40, warga Desa Tanah Merah Simpang IV, Kecamatan Air Putih, Indrapura, Batubara (kasus pencurian).
Adapun lima lainnya yang masih diburu, yakni Parsaoran Tua Pandiangan alias Oong, 45, warga Jalan SD Inpres Lingkungan III, Kelurahan Pandan, Tapteng (kasus narkoba); Ali Nafiah Siregar, 60, warga Jalan Padangsidimpuan, Kelurahan Sibuluan, Tapteng (kasus narkotika); Tuppak Sirait, 28, warga Desa Limau Sundai, Kecamatan Air Putih, Batubara (kasus pencurian); Ruslan, 38, warga Dusun 11, Kelurahan Simpang Gambus, Kecamatan Limapuluh, Batubara (kasus pencurian); dan Abdullah Quzairi alias Dullah alias Edo, 26, warga Kotogadang, Kelurahan Bungun Timur, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumbar, atau Desa Cotmane, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh (kasus narkoba).
Menurut Sardiaman, keempat tahanan itu sedang menjalani pemeriksaan intensif dan tidak tertutup kemungkinan akan diserahkan ke Polres Tapteng. Saat ini keempatnya ditempatkan di sel isolasi Lapas Sibolga. “Karena masih tahap proses pemeriksaan dan penyelidikan, maka sampai saat ini kami belum bisa menyimpulkan apa alasan pelarian mereka,” ucapnya.
Lapas juga memeriksa sipir yang bertugas pada Minggu (31/5) sore itu. Sebab kasus tersebut tidak terlepas dari adanya unsur kelalaian sipir. Kasus ini, kata Sardiaman, menjadi pembelajaran sangat berguna sehingga ke depan mereka akan memaksimalkan pengawasan di titik-titik rawan. “Sekalipun jumlah petugas kami sebenarnya masih kurang dan lapas yang kelebihan kapasitas. Tapi, itu bukan menjadi alasan karena semuanya selama ini baikbaik dan aman-aman saja,” katanya.
Menurut dia, delapan dari sembilan tahanan yang kabur itu berstatus titipan karena masih menjalani proses peradilan di Pengadilan Negeri (PN) Sibolga. Sementara Ali Nafiah Siregar, 60, sudah mendapatkan putusan hukum tetap.
Terpisah, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tapteng Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Boni Sirait mengatakan, petugasnya telah berkoordinasi dengan polres-polres terdekat dan kantor polisi di dekat tempat tinggal para tahanan yang kabur itu. Koordinasi juga dilakukan dengan aparat TNI yang siap membantu menangkap para pelarian.
“Kami masih menyelidiki kaburnya para tahanan, termasuk indikasi keterlibatan petugas jaga lapas,” tuturnya. Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0211/TT, Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri (Inf) Indra Kurnia membenarkan ada koordinasi dari kapolres itu. Namun sebelumnya, mereka sudah mendapatkan perintah dari Komandan Korem 023/Kawal Samudera (KS) untuk terlibat membantu kepolisian mencari para tahanan lapas yang melarikan diri.
“Saya sudah memerintah koramil serta seluruh personel babinsa di seluruh Tapteng untuk melakukan kegiatan deteksi dini, kemungkinan para tahanan melarikan diri di wilayah masing-masing. Prajurit TNI yang berada di pos penjagaan di daerah perbatasan Tapteng- Aceh juga telah saya perintahkan untuk melakukan penjagaan intensif dan sweeping ,” katanya.
Jonny simatupang
(ftr)