Risma Temui Ahli Transportasi Prancis
A
A
A
SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kemarin terbang ke Paris, Prancis, guna menjadi pembicara dalam seminar yang digelar oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Tak sekedar menjadi pembicara, orang nomor satu di Surabaya itu juga berencana menemui para ahli transportasi asal negara mode tersebut.
Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemkot Surabaya M Fikser mengatakan, rencana Risma menemui para ahli transportasi ini adalah untuk belajar tentang mass rapid transit (MRT) atau angkutan massal. Apalagi saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah mematangkan proyek MRT berupa trem.
“Di Paris ini, Bu Wali menjadi pembicara bersama dengan Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pada 2 Juni 2015. Materinya tentang tata ruang kota dan cara mempertahankan lingkungan dari global warming, termasuk mengatasi masalah banjir," katanya, kepada wartawan, Senin (1/5/2015).
Alumnus Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) ini menjelaskan, menurut jadwal, Risma mengisi materi dalam tiga sesi. Namun, mantan kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu memilih hanya dua sesi.
Dia ingin memanfaatkan waktu selama di Paris untuk bertemu dengan para ahli transportasi. “Ini kesempatan yang sangat langka. Jadi Bu Wwali harus dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin,” terangnya.
Saat ini, proyek trem diambilalih sepenuhnya oleh Kementrian Perhubungan (Kemenhub). Dalam perjanjian dengan Pemkot Surabaya, Kemenhub bertanggungjawab dalam proyek yang diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp2,2 triliun itu.
Kemenhub akan mengerjakan sarana dan prasarananya. Kemenhub juga yang akan membuka lelang terkait pengerjaan proyek dan sekaligus pengerjaan reaktivas jalur trem.
Setelah ada kontraktor yang memenangi lelang, baru proyek akan dikerjakan. Untuk detail engineering design (DED), akan dibahas secara bersama-sama antara Pemkot Surabaya, Kemenhub, dan PT KAI.
“Jika proyek trem ini sudah selesai, maka operatornya nanti adalah PT KAI. Itu juga masuk dalam perjanjian kerjasama,” ujar Kepala Bappeko Surabaya Agus Sonhaji.
Diketahui, jalur trem ini akan membentang sepanjang 17 kilometer (km). Titik dari selatan akan dimulai dari Wonokromo-Kebun Binatang Surabaya (KBS)-Jalan Pandegiling-Embong Malang-Kedungdoro-Pasar Blauran dan Pasar Turi.
Sedangkan yang menuju Surabaya utara dari Jalan Indrapura, memutar ke arah Jalan Rajawali-Jembatan Merah-Tugu Pahlawan- Jalan Tunjungan-Jalan Panglima Sudirman, dan kembali lagi menuju Wonokromo. Trem ini memiliki 29 titik pemberhentian.
Tak sekedar menjadi pembicara, orang nomor satu di Surabaya itu juga berencana menemui para ahli transportasi asal negara mode tersebut.
Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemkot Surabaya M Fikser mengatakan, rencana Risma menemui para ahli transportasi ini adalah untuk belajar tentang mass rapid transit (MRT) atau angkutan massal. Apalagi saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah mematangkan proyek MRT berupa trem.
“Di Paris ini, Bu Wali menjadi pembicara bersama dengan Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pada 2 Juni 2015. Materinya tentang tata ruang kota dan cara mempertahankan lingkungan dari global warming, termasuk mengatasi masalah banjir," katanya, kepada wartawan, Senin (1/5/2015).
Alumnus Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) ini menjelaskan, menurut jadwal, Risma mengisi materi dalam tiga sesi. Namun, mantan kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu memilih hanya dua sesi.
Dia ingin memanfaatkan waktu selama di Paris untuk bertemu dengan para ahli transportasi. “Ini kesempatan yang sangat langka. Jadi Bu Wwali harus dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin,” terangnya.
Saat ini, proyek trem diambilalih sepenuhnya oleh Kementrian Perhubungan (Kemenhub). Dalam perjanjian dengan Pemkot Surabaya, Kemenhub bertanggungjawab dalam proyek yang diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp2,2 triliun itu.
Kemenhub akan mengerjakan sarana dan prasarananya. Kemenhub juga yang akan membuka lelang terkait pengerjaan proyek dan sekaligus pengerjaan reaktivas jalur trem.
Setelah ada kontraktor yang memenangi lelang, baru proyek akan dikerjakan. Untuk detail engineering design (DED), akan dibahas secara bersama-sama antara Pemkot Surabaya, Kemenhub, dan PT KAI.
“Jika proyek trem ini sudah selesai, maka operatornya nanti adalah PT KAI. Itu juga masuk dalam perjanjian kerjasama,” ujar Kepala Bappeko Surabaya Agus Sonhaji.
Diketahui, jalur trem ini akan membentang sepanjang 17 kilometer (km). Titik dari selatan akan dimulai dari Wonokromo-Kebun Binatang Surabaya (KBS)-Jalan Pandegiling-Embong Malang-Kedungdoro-Pasar Blauran dan Pasar Turi.
Sedangkan yang menuju Surabaya utara dari Jalan Indrapura, memutar ke arah Jalan Rajawali-Jembatan Merah-Tugu Pahlawan- Jalan Tunjungan-Jalan Panglima Sudirman, dan kembali lagi menuju Wonokromo. Trem ini memiliki 29 titik pemberhentian.
(san)