Ini Motif Pembunuhan Ibu Kandung Terhadap Bocah Kelas VI SD
A
A
A
MUARAENIM - Motif pembunuhan terhadap Eman Wijaya (12) bocah kelas VI SD di Gunung Megang oleh Lismawati (51) ibu kandungnya sendiri hanya karena dipicu kekesalan pelaku kepada anaknya.
Menurut Kapolsek Gunung Megang AKP Indra Kusuma, berdasarkan informasi yang dihimpun menyebutkan, saat itu korban yang baru pulang dari bermain di luar rumah hendak makan.
Hanya saja saat itu di rumah tersebut hanya ada nasi dan tidak ada lauk sama sekali. Korban kemudian meminta kepada ibunya untuk dicarikan lauk untuk makan.
Diduga pelaku tidak terlalu menggubris kata-kata anaknya, sehingga anaknya tersebut mengeluarkan kata-kata yang diduga menyinggung perasaan ibunya.
Pelaku yang diduga khilaf, langsung menyambar sebilah parang yang terletak di dapur rumahnya kemudian menyabetkan kearah anaknya beberapa kali.
Tak pelak, sabetan parang tepat mengenai bagian belakang leher korban, sehingga menyebabkan korban langsung roboh di lantai dapur rumahnya dan langsung tewas di lokasi kejadian. (Baca juga : Bocah Kelas VI SD Dibunuh Ibu Kandungnya Sendiri).
“Keterangan awal pemicunya karena dirinya kesal dimarah oleh anaknya karena tidak ada lauk saat korban hendak makan,” kata AKP Indra Kusuma, Minggu (31/5/2015).
Saat kejadian, ayah korban M Satiri alias Mat Satiri sedang mandi di Sungai Lematang yang berjarak cukup jauh dari rumah korban.
Tetangga yang mendengar seperti ada keributan langsung naik ke rumah korban. Mereka langsung terkejut dan histeris melihat kondisi korban yang sudah terkapar berlumuran darah di lantai dapur rumahnya.
Sementara pelaku berada di rumah tersebut dengan kondisi terdiam. Sontak kejadian tersebut membuat warga langsung heboh dan menghubungi jajaran Polsek Gunung Megang yang langsung menuju ke lokasi kejadian.
Menurut Kapolsek Gunung Megang AKP Indra Kusuma, berdasarkan informasi yang dihimpun menyebutkan, saat itu korban yang baru pulang dari bermain di luar rumah hendak makan.
Hanya saja saat itu di rumah tersebut hanya ada nasi dan tidak ada lauk sama sekali. Korban kemudian meminta kepada ibunya untuk dicarikan lauk untuk makan.
Diduga pelaku tidak terlalu menggubris kata-kata anaknya, sehingga anaknya tersebut mengeluarkan kata-kata yang diduga menyinggung perasaan ibunya.
Pelaku yang diduga khilaf, langsung menyambar sebilah parang yang terletak di dapur rumahnya kemudian menyabetkan kearah anaknya beberapa kali.
Tak pelak, sabetan parang tepat mengenai bagian belakang leher korban, sehingga menyebabkan korban langsung roboh di lantai dapur rumahnya dan langsung tewas di lokasi kejadian. (Baca juga : Bocah Kelas VI SD Dibunuh Ibu Kandungnya Sendiri).
“Keterangan awal pemicunya karena dirinya kesal dimarah oleh anaknya karena tidak ada lauk saat korban hendak makan,” kata AKP Indra Kusuma, Minggu (31/5/2015).
Saat kejadian, ayah korban M Satiri alias Mat Satiri sedang mandi di Sungai Lematang yang berjarak cukup jauh dari rumah korban.
Tetangga yang mendengar seperti ada keributan langsung naik ke rumah korban. Mereka langsung terkejut dan histeris melihat kondisi korban yang sudah terkapar berlumuran darah di lantai dapur rumahnya.
Sementara pelaku berada di rumah tersebut dengan kondisi terdiam. Sontak kejadian tersebut membuat warga langsung heboh dan menghubungi jajaran Polsek Gunung Megang yang langsung menuju ke lokasi kejadian.
(sms)