Serang Kijang Merapi, Anjing Liar Ditembak Mati
A
A
A
SLEMAN - Seekor anjing liar yang merusak ekosistem hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) telah berhasil dieksekusi mati di kawasan Tlogo Putri, Kaliurang, Sleman. Serangan terhadap satwa dilindungi, Kijang, saat ini sudah bisa ditekan.
"Satu ekor yang berhasil kami tembak dengan memakai senapan pegas dan sudah mati," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU) TNGM Tri Atmojo, Jumat (28/5).
Eksekusi mati terhadap anjing liar tersebut terpaksa dilakukan, karena merusak ekosistem. Anjing tersebut yang telah menewaskan seekor Kijang pada pertengahan April silam.
"Anjing-anjing itu kan merusak ekosistem. Itu juga liar, dulunya milik penduduk tapi sudah tidak ada yang mengurusinya," katanya.
Anjing-anjing liar tersebut, terdeteksi dalam kamera trap (jebakan) yang telah dipasang di Tlogo Putri. Dari pemantauan itu diketahui juga masih ada lagi yang lain. "Ada dua anjing liar yang terdeteksi di kamera. Setelah diketahui, langsung kami cari," ujarnya.
Meski serangan terhadap satwa dilindungi yang hidup di kawasan TNGM telah menurun, namun pihaknya tetap terus melakukan operasi. Para petugas dikerahkan, agar tak terjadi lagi serangan terhadap Kijang.
"Sekarang masih terus kami patroli. Memang setelah satu ekor anjing liar itu tewas, sudah tak ada lagi serangan terhadap Kijang sampai saat ini," tuturnya.
Kekhawatiran tersebut tetap ada, karena pada musim kemarau biasanya satwa Kijang selalu turun dari hutan ke air terjun Tlogo Putri untuk mencari minum. Atas dasar itulah, patroli ini terus digiatkan bersama dengan warga dan Search and Rescue (SAR) setempat.
Kepala Resort Pakem dan Turi TNGM Teguh Wardoyo menambahkan, warga setempat maupun pedagang di sekitar kawasan wisata juga diharap perannya untuk melaporkan jika mengetahui berkeliaran anjing liar tersebut.
"Dengan satwa yang lebih banyak dan terus berkembang kan juga berdampak juga peningkatan kunjungan wisatanya," pungkasnya.
"Satu ekor yang berhasil kami tembak dengan memakai senapan pegas dan sudah mati," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU) TNGM Tri Atmojo, Jumat (28/5).
Eksekusi mati terhadap anjing liar tersebut terpaksa dilakukan, karena merusak ekosistem. Anjing tersebut yang telah menewaskan seekor Kijang pada pertengahan April silam.
"Anjing-anjing itu kan merusak ekosistem. Itu juga liar, dulunya milik penduduk tapi sudah tidak ada yang mengurusinya," katanya.
Anjing-anjing liar tersebut, terdeteksi dalam kamera trap (jebakan) yang telah dipasang di Tlogo Putri. Dari pemantauan itu diketahui juga masih ada lagi yang lain. "Ada dua anjing liar yang terdeteksi di kamera. Setelah diketahui, langsung kami cari," ujarnya.
Meski serangan terhadap satwa dilindungi yang hidup di kawasan TNGM telah menurun, namun pihaknya tetap terus melakukan operasi. Para petugas dikerahkan, agar tak terjadi lagi serangan terhadap Kijang.
"Sekarang masih terus kami patroli. Memang setelah satu ekor anjing liar itu tewas, sudah tak ada lagi serangan terhadap Kijang sampai saat ini," tuturnya.
Kekhawatiran tersebut tetap ada, karena pada musim kemarau biasanya satwa Kijang selalu turun dari hutan ke air terjun Tlogo Putri untuk mencari minum. Atas dasar itulah, patroli ini terus digiatkan bersama dengan warga dan Search and Rescue (SAR) setempat.
Kepala Resort Pakem dan Turi TNGM Teguh Wardoyo menambahkan, warga setempat maupun pedagang di sekitar kawasan wisata juga diharap perannya untuk melaporkan jika mengetahui berkeliaran anjing liar tersebut.
"Dengan satwa yang lebih banyak dan terus berkembang kan juga berdampak juga peningkatan kunjungan wisatanya," pungkasnya.
(san)