Operasi Pasar Elpiji Minim Sosialisasi
A
A
A
SLEMAN - Pertamina dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Yogyakarta selama tiga hari, mengadakan operasi pasar (OP) elpiji 3 kg di seluruh Kecamatan Sleman mulai Rabu–Jumat (27–29).
OP ini digelar untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kg, sekaligus menstabilkan harga. Dalam OP itu, harga elpiji ukuran 3 kg dibanderol Rp15.500 per tabung. Namun sayangnya OP tersebut minim sosialisasi, sehingga banyak warga yang tidak mengetahuinya. “Saya tidak tahu jika ada operasi pasar elpiji hari ini,” kata warga Ngaglik, Wahyu, 38, kemarin.
Ketua Hiswana Migas Yogyakarta Siswanto mengaku, untuk pemberitahuan kegiatan tersebut mendadak. Yaitu baru Selasa (26/5) malam. Meski begitu, tetap berharap OP ini sampai pada sasaran. Terutama bagi keluarga yang kurang mampu. Karena itu, syarat untuk pengambilan dan kuotanya diperketat.
“Untuk pengambilan harus menunjukkan KTP asli warga setempat dan dibatasi hanya dua tabung,” kata Siswanto. Siswanto menjelaskan untuk OP elpijis di Sleman sendiri dibagi dalam tiga tahap. Untuk tahap pertama, Rabu (27/5) meliputi Kecamatan Ngaglik, Turi, Godean, Cangkringan, Ngemplak, dan Tempel.
Tahap kedua Kamis (28/5) di Kecamatan Sleman, Minggir, Mlati, Depok, Seyegan, dan Kalasan. Untuk tahap ketiga, Jumat (29/5), di Kecamatan Prambanan, Berbah, Gampinh, Pakem, dan Moyudan. “Dalam OP ini tiap-tiap kecamatan mendapatkan jatah 560 tabung,” paparnya.
Disinggung adanya oknum yang memanfaatkan OP tersebut untuk kepentingan pribadi. Menurut Siswanto hal tersebut bisa saja terjadi. Namun yang jelas OP ini diharapkan bisa meredam gejolak harga dan kelangkaan elpiji 3 kg di masyarakat.
Sebab untuk elpiji 3 kg sebenarnya di DIY tidak ada kelangkaan dan cukup. Hanya karena diduga ada permainan di tingkat pengecer, sehingga elpiji seolah-olah langka dan harganya melambung. “Kami jamin untuk stok elpiji 3 kg di DIY aman tidak ada masalah,” katanya.
Anggota Komisi B DPRD Sleman Yani Faturrahman mengatakan, sangat mendukung dengan langkah Pertamina dan Hiswana Migas itu. Meski begitu, untuk meminimalisasi penyalahgunaan, tetap harus ada pengawasan dari semua pihak. Sehingga OP tabung elpiji 3 kg itu tetap sasaran.
Priyo setyawan
OP ini digelar untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kg, sekaligus menstabilkan harga. Dalam OP itu, harga elpiji ukuran 3 kg dibanderol Rp15.500 per tabung. Namun sayangnya OP tersebut minim sosialisasi, sehingga banyak warga yang tidak mengetahuinya. “Saya tidak tahu jika ada operasi pasar elpiji hari ini,” kata warga Ngaglik, Wahyu, 38, kemarin.
Ketua Hiswana Migas Yogyakarta Siswanto mengaku, untuk pemberitahuan kegiatan tersebut mendadak. Yaitu baru Selasa (26/5) malam. Meski begitu, tetap berharap OP ini sampai pada sasaran. Terutama bagi keluarga yang kurang mampu. Karena itu, syarat untuk pengambilan dan kuotanya diperketat.
“Untuk pengambilan harus menunjukkan KTP asli warga setempat dan dibatasi hanya dua tabung,” kata Siswanto. Siswanto menjelaskan untuk OP elpijis di Sleman sendiri dibagi dalam tiga tahap. Untuk tahap pertama, Rabu (27/5) meliputi Kecamatan Ngaglik, Turi, Godean, Cangkringan, Ngemplak, dan Tempel.
Tahap kedua Kamis (28/5) di Kecamatan Sleman, Minggir, Mlati, Depok, Seyegan, dan Kalasan. Untuk tahap ketiga, Jumat (29/5), di Kecamatan Prambanan, Berbah, Gampinh, Pakem, dan Moyudan. “Dalam OP ini tiap-tiap kecamatan mendapatkan jatah 560 tabung,” paparnya.
Disinggung adanya oknum yang memanfaatkan OP tersebut untuk kepentingan pribadi. Menurut Siswanto hal tersebut bisa saja terjadi. Namun yang jelas OP ini diharapkan bisa meredam gejolak harga dan kelangkaan elpiji 3 kg di masyarakat.
Sebab untuk elpiji 3 kg sebenarnya di DIY tidak ada kelangkaan dan cukup. Hanya karena diduga ada permainan di tingkat pengecer, sehingga elpiji seolah-olah langka dan harganya melambung. “Kami jamin untuk stok elpiji 3 kg di DIY aman tidak ada masalah,” katanya.
Anggota Komisi B DPRD Sleman Yani Faturrahman mengatakan, sangat mendukung dengan langkah Pertamina dan Hiswana Migas itu. Meski begitu, untuk meminimalisasi penyalahgunaan, tetap harus ada pengawasan dari semua pihak. Sehingga OP tabung elpiji 3 kg itu tetap sasaran.
Priyo setyawan
(ftr)