Menristek Beri Beasiswa PRT Cumlaude
A
A
A
SEMARANG - Darwati, 23, salah seorang pembantu rumah tangga yang berhasil menyelesaikan studi S-1 di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang beberapa waktu lalu, dijanjikan memperoleh beasiswa dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) melanjutkan S-2.
Saat berbincang dengan Kemenristek melalui sambungan telepon, wanita asal Desa Gunungan RT 2/RW 1, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora itu ingin meneruskan kuliah S-2 di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
“Tadi malam (Senin, 25/5 malam) saya dapat telepon pada program di salah satu TV. Di situ Pak Menteri berbincang dengan saya akan memberi beasiswa. Lalu saya jawab, saya mau dan ingin kuliah di Undip. Lalu, Pak Menteri bilang suruh langsung daftar saja (ke Undip),” katanya saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Tak hanya dia, kabar itu juga sampai ke telinga kedua orang tua Darwati, yakni Sumijan dan Jasmi di Kabupaten Blora, begitu juga keluarga tempat Darwati bekerja sebagai PRT, yakni keluarga dr Lelly dan Bachrudin di Purwodadi, Kabupaten Grobogan.
“Saya sekarang masih berada di Purwodadi. Keluarga di Blora mendukung untuk terus lanjut S-2. Begitu juga keluarga di Purwodadi juga mendukung penuh,” ungkapnya. Keluarga tempat dia bekerja sudah seperti keluarga sendiri. Terutama Bachrudin yang menasihatinya jika berhenti pada jenjang S-1 dan di satu sisi ada kesempatan untuk lanjut ke S-2, itu percuma.
“Iya bapak (Bachrudin) bilang sama saya agar jangan puas sampai di sini (S-1). Dulu waktu mau kuliah juga bapak dan ibu sekeluarga memberikan dukungan penuh untuk kuliah di Untag,” paparnya. Meski bahagia dijanjikan Kemenristek Dikti memperoleh beasiswa, Darwati mengaku masih bingung. “Bingungnya nanti masuknya gimana ? Terus prosesnya jika sudah diterima kuliah nanti bagaimana untuk biaya kuliahnya, saya belum tahu, wong saya belum dapat kabar lagi,” ucapnya.
Meski demikian, Darwati sudah bertekad bulat melanjutkan ke jenjang S-2. Kemungkinan besar setelah lanjut S-2, dia akan keluar kerja dari Purwodadi. “Mbuh piye carane aku kudu iso (entah bagaimana caranya, aku harus bisa). Bisa cari kerja lagi sambil kuliah di Semarang,” tandasnya.
Sekadar diketahui, Darwati merupakan salah satu lulusan Untag Semarang dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) cumlaude 3.7 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untag Semarang. Meski memiliki latar belakang keterbatasan ekonomi, dengan tekad kuat, dia mampu menyelesaikan kuliahnya.
Terlahir sebagai anak petani boro (petani tanpa lahan) dari Kabupaten Blora Jawa Tengah, kehidupan keluarga Darwati terbilang jauh dari kata mapan.
Susilo himawan
Saat berbincang dengan Kemenristek melalui sambungan telepon, wanita asal Desa Gunungan RT 2/RW 1, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora itu ingin meneruskan kuliah S-2 di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
“Tadi malam (Senin, 25/5 malam) saya dapat telepon pada program di salah satu TV. Di situ Pak Menteri berbincang dengan saya akan memberi beasiswa. Lalu saya jawab, saya mau dan ingin kuliah di Undip. Lalu, Pak Menteri bilang suruh langsung daftar saja (ke Undip),” katanya saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Tak hanya dia, kabar itu juga sampai ke telinga kedua orang tua Darwati, yakni Sumijan dan Jasmi di Kabupaten Blora, begitu juga keluarga tempat Darwati bekerja sebagai PRT, yakni keluarga dr Lelly dan Bachrudin di Purwodadi, Kabupaten Grobogan.
“Saya sekarang masih berada di Purwodadi. Keluarga di Blora mendukung untuk terus lanjut S-2. Begitu juga keluarga di Purwodadi juga mendukung penuh,” ungkapnya. Keluarga tempat dia bekerja sudah seperti keluarga sendiri. Terutama Bachrudin yang menasihatinya jika berhenti pada jenjang S-1 dan di satu sisi ada kesempatan untuk lanjut ke S-2, itu percuma.
“Iya bapak (Bachrudin) bilang sama saya agar jangan puas sampai di sini (S-1). Dulu waktu mau kuliah juga bapak dan ibu sekeluarga memberikan dukungan penuh untuk kuliah di Untag,” paparnya. Meski bahagia dijanjikan Kemenristek Dikti memperoleh beasiswa, Darwati mengaku masih bingung. “Bingungnya nanti masuknya gimana ? Terus prosesnya jika sudah diterima kuliah nanti bagaimana untuk biaya kuliahnya, saya belum tahu, wong saya belum dapat kabar lagi,” ucapnya.
Meski demikian, Darwati sudah bertekad bulat melanjutkan ke jenjang S-2. Kemungkinan besar setelah lanjut S-2, dia akan keluar kerja dari Purwodadi. “Mbuh piye carane aku kudu iso (entah bagaimana caranya, aku harus bisa). Bisa cari kerja lagi sambil kuliah di Semarang,” tandasnya.
Sekadar diketahui, Darwati merupakan salah satu lulusan Untag Semarang dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) cumlaude 3.7 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untag Semarang. Meski memiliki latar belakang keterbatasan ekonomi, dengan tekad kuat, dia mampu menyelesaikan kuliahnya.
Terlahir sebagai anak petani boro (petani tanpa lahan) dari Kabupaten Blora Jawa Tengah, kehidupan keluarga Darwati terbilang jauh dari kata mapan.
Susilo himawan
(ftr)